13

2.5K 183 20
                                    

Ada yang tau rasanya untuk bertemu seseorang yang kamu anggap special atas keinginanmu sendri?

Mencoba untuk percaya diri dengan sugesti yang positif?
Mencoba untuk membuat diri sendiri tenang dan menahan untuk tidak gugup.

Dan untuk tetap sanggup menatap matanya walau kamu ingin bertahan tapinyatanya kamu tidak sanggup?

Yah itu yang dialami Narra.

Saat ini didepan pintu apartment Bella. Ia menunggu dibukakan pintu.
Dan pintu terbuka dengan lebar Narra hanya tersenyum datar melihat siapa yang membukakan pintu.

Dan laki-laki yang pernah duduk di caffe dulu di Bali dan laki-laki yang sama pula saat Bella menamparnya berulang kali.

Narra mulai memikirkan sesuatu yang mungkin akan membuat hatinya sakit.

Karena baginya kesempatan itu membuat merasa dirinya bodoh, bagaimana bisa ia berharap dengan seseorang yang sudah memiliki kekasih.

Karena dilihat bagaimanapun juga posisi ini masih ada kemungkinan meraka bersama. Narra tidak bisa pergi begitu saja, ia harus tetap menyatakan perasaannya walaupun keberanian itu ada hanya saja di depan Bella menjadi kelu.

“maaf saya mencari Bella” Narra berbicara pada Eza.

Tanpa sengaja Narra hanya membalikkan badannya. Laki-laki itu kembali masuk.

Narra teringat pada laki-laki itu yang pernah menghampirinya ketika ia duduk di sebuah restaurant di Bali.

Laki-laki yang memang pantas untuk di tampar oleh Bella, bukan karena ia mengambil keuntungan bahwa Narra mencintai Bella, namun memang laki-laki itu pantas mendapatkannya.

Bella tau itu siapa.

Bella mengenali postur tubuh itu, Tiba – tiba Bella sedikit berlari memeluk Narra dari belakang cukup lama kemudian dengan cepat Bella kembali masuk.

Cukup memberikan sengatan yang dalam bagi Narra.

“bagaimana ini, kenapa jantungku tidak bisa bersikap normal?”

“astaga aku belum pernah merasakan hal seperti ini”

Narra bergumam sambil memegang dada kirinya karena hal itu
Narra masih tetap berdiri tak merubah posisinya sambil menikmati degupan jantung yang cukup berisik dan nafasnya yang tak beraturan karena gugup dengan perlakuan Bella yang membuat Narra menikmati reaksi dalam tubuhnya.

Sayup-sayup terdengar pertengakaran didalam membuat Narra gelisah.

Ia berfikir mungkin sebaiknya ia masuk. Tapi sebelum ia melangkah, Bella keluar dengan membawa sweeter dilengan kanannya kemudian menarik Narra menjauh dari apartmentnya.

“stop jangan berkata apaun itu yang menyakitkanmu ataupun aku, aku hanya ingin menikmati malam ini sama kamu” itu membuat Narra semakin bungkam dengan pernyataan Bella yang terkesan memerintah.

Dan itu cukup membuat Narra gelisah.
Bagaimana tidak sepanjang jalan Bella bersikap manis.

Seperti menyiratkan kerinduan yang dalam dan penuh perhatian.

Mulai dari memeluk, mencium bahu Narra begitu mesra.

Sungguh Narra bisa mendadak serangan jantung jika terus diperlakukan seperti ini.

Tak dapat menolak tapi ia juga menginginkannya. Dasar mesum.

Narra tidak peduli jika ia dianggap sebagai orang ke tiga ataupun merebut kekasih orang lain, ia hanya ingin selalu berada didekat Bella.
Ia nyaman dan merasa perlu berada disisi Bella.

Without LimitsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang