Dear Readers..
Maaf untuk lamanya kelanjutan cerita WL.
Sungguh pekerjaan menyita waktuku.
Jika ada yang lupa alur ceritanya bagaimana silahkan membaca ulang dari awal. hehehe
Selamat membaca.
"Sore yang indah"
Aku hanya mampu memandangi langit sore kala itu. Sembari menunggu Bella yang masih berada dikantor untuk menyelesaikan beberapa pekerjaannya.
Sejujurnya aku merindukannya dan ingin menunggu sedikit lebih lama lagi sebelum aku mulai bosan. Namun lebih baik aku menemuinya.
Urusan pekerjaanku kuserahkan pada Pram jika aku sedang ingin menyendiri atau menemui Bella. aku masih memikirkan masalah apa yang membuat Nadia begitu ingin untuk memisahkanku dengan Bella.
Dan hingga kini selama dua minggu aku tak bisa menjumpai Nadia karena ia mendadak harus kembali ke kota kelahirannya. Dan selama itu aku tidak tau dan belum ada penjelasan darinya secara pribadi.
Meskipun begitu aku masih yakin dengan feeling ku sendiri, karena perasaanku mengatakan jika masalah ini belum selesai. Dan aku tidak meragukan itu. Namun, saat ini aku hanya ingin menikmati kebersamaanku bersama Bella untuk menciptakan kenangan-kenangan indah bersamanya.
Kareana terakhir kali aku bercerita mengenai Bella ke Nadia, dia terlihat begitu bersemangat dan menerima Bella dengan baik.
Di bandingkan dengan Sila, Nadia memang jauh lebih banyak tahu soal Bella.
Karena memang kesibukan Sila menguras waktunya untuk selalu mengurus kantor dan ia juga harus sering ke luar kota untuk menjadi team audit di kantor cabang milik ayah. Seringkali aku Video Call hanya untuk menanyakan kabar dan sejujurnya aku ingin banyak bercerita dengannya.
Kulihat jam tangan sudah menunjukan pukul 3 sore, kudapati seseorang yang tengah berjalan diantara pria paruh baya dengan mengenakan jas serba putih. Terlihat sedang membicarakan sesuatu sambil tersenyum.
Ah...tidak sadar pun aku ikut tersenyum walaupun senyuman itu bukan ditujukan padaku. Sepintas ia melirik kearah ku dan mulai meninggalkan orang-orang di sekelilingnya.
"hi.." melangkahkan kaki menuju pintu mobil
Bukan karena aku tidak peka, jika aku membukakan pintu untuknya itu hanya akan membuat orang di sekeliling merasa aneh dengan sikapku terhadap Bella. karena ini masih di area Rumah Sakit.
"hi..capek?" aku memperhatikan mata Bella yang sudah menjadikan sasaran favorit ku untuk pertama kali aku menatapnya.
"tidak begitu capek kalau ada yang jemput" dengan sutas senyuman manisnya
Tuhan begitu kejam nya Bella dengan rayuan gombal nya dan juga senyumannya mendadak membuat kepalaku pusing. Dan aku hanya mampu tersenyum kecut.
"oh ya, besok ada pertemuan dengan rekan-rekan kantor ayah, kamu mau ikut? Biar aku perkenalkan dengan teman-temanku" aku sengaja mengajaknya karena memang Bella belum pernah bertemu dengan Sila dan aku memang tidak ingin jauh darinya. Kebetulan juga besok bisa santai berdua.
"tentu. Aku sangat senang bisa bertemu dengan teman-teman kamu" sambil menatapku dengan tersenyum.
Dan aku hanya mampu memalingkan wajahku. Sebelum aku khilaf lebih baik segera melanjutkan perjalanan.
Oh iya, sudah ku putuskan untuk tinggal bersama Bella di Apartment nya karena memang menjadi kesepakatan bersama. Walaupun aku memiliki rumah sendiri namun lebih nyaman jika bersama Bella selain itu juga lokasi kantor cukup dekat dengan apartment Bella.
KAMU SEDANG MEMBACA
Without Limits
RandomSemua ini masih tentang kamu... Iya kamu yang selalu jadi kemungkinan.... Mungkin kamu tidak menyadari besarnya rasa ini, rasa yang tidak dapat terucap karena aku seorang introvert. Mungkin kamu mengira aku orang yang frontal dan cara bicara yang ke...