18

2.3K 124 15
                                    

SORRY.....SLOW UPDATE

Untuk pertama kalinya Silla bertemu dengan Bella, walaupun sebelumnya pernah melihat melalui foto dan cerita dariku. Aku mengunjungi Silla karena memang ada pekerjaan yang harus aku selesaikan.

"hi nek.." aku menyapa Silla yang sudah menyambut kedatangan kami di depan pintu.


"hi Bella...masuk yuk" Silla menarik lengan Bella untuk duduk di sofa


"kok aku di cuekin nek" protesku


"males aku sama kamu, udah nungguinnya lama keburu Pak Hardi ada janji ketemu sama partner bisnisnya"


"terus pak Hardi nya dimana? Aku sudah bilang kalau urusan kantor lebih baik ke kantor aja" aku mulai duduk disamping Bella


"maaf ya Sill, gara-gara aku kalian jadi bertengkar" Bella merasa bersalah dan memegang punggung lengan telapak tanganku


"engga kok Bell, lagian juga ini pas hari minggu jadi bukan waktunya bahas kerjaan" Silla tersenyum tanpa dosa


"tadi aja marah-marah, sekarang lain lagi ngomongnya" aku mulai protes karena Silla tidak berpendirian


"udah kalian ngobrol aja, aku mau ke ruang kerja" kesalku

Saat aku mulai melangkah Sherly datang dari arah ruang kerja Silla, Sherly nampak baru keluar dari dapur untuk mengambil minum. oh ya rumah ini cukup minimalis dan terdiri dari dua lantai. Kami menyebutnya basecamp dibandingkan rumah. Karena rumah ini sudah seperti tempat kerja dibandingkan harus menyebutnya tempat tinggal.


"hi kak.." sherly menyapaku


"hi sher" aku teringat dengan masalahku langsung saja aku menarik Sherly untuk aku introgasi karena lumayan lama kita tidak bertemu dan ingin sekali aku membicarakan masalah Nadia.


"kenapa kak?" sherly terlihat heran


"emh aku mau tanya satu hal padamu...." terlihat sherly menunggu kalimat selanjutnya dariku


"Nadia kenapa mendadak pulang ke kampung halamannya?" nampak wajah Sherly keheranan


"lhoh kak Nadia tidak memberi tahu kak Narra?" Sherly memastikan pertanyaannya apakah aku mengetahui sebab Nadia pulang.


Aku hanya menaikkan sebelah alis mataku karena aku memang tidak mengetahuinya.


"waktu itu kak Nadia bilang ada urusan keluarga dan mengharuskan untuk pulang dan mungkin tidak kembali lagi ke Jakarta"


"tapi tidak bilang detailnya kak karena katanya sih butuh persiapan dan nanti pasti memberi kabar" nadia nampak jujur dengan perkataannya karena sepertinya tidak ada satupun yang ia tutup-tutupi dari apa yang ia ucapkan.


"oke terimakasih Sher infonya, aku pikir itu memang yang terbaik untuk Nadia" aku sedikit bisa memahami

Without LimitsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang