12

2.5K 159 5
                                    

“Abel....” sapa wanita cantik pada Bella

“hei!lama banget ditungguin juga....”
Bella antusias

“pilih gih menunya kak Joe sama kak Elis lagi ada Tamu katanya sih mau ngembangin usahanya gitu”

Bella melanjutkan seolah tau apa yang akan ditanyakan padanya.

“Bell...., kok kamu bahagia banget sih abis putus dari Eza?”

Stella menodong pertanyan yang sontak membuat Bella teringat kemarin siang dengan Narra.

Ya. Stella seharusnya kemarin datang menemani Bella namun baru bisa datang hari ini karena urusan di Bali Stella memundurkan kedatangannya ke Jakarta.

“ditanyain juga malah bengong? Jangan-jangan kamu pura-pura bahagia ya?”
Stella mulai membuat kesal sepupunya

“Ya Tuhan Stella sedih salah, bahagia juga salah. Biasa aja kok ga usah mengkhawatirkan aku”
Bella tersenyum

“lagian aku sudah tidak memikirkan itu. Tuhan sudah menunjukan kebenarannya padaku stell..” Bella berkata benar

“Bell. Ngomong-ngomong kamu yakin kalau Eza bener-bener salah? Kamu ga coba untuk mendengarkan penjelasannya dulu?” Stella mencoba untuk mencari kebenarannya

“Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri. Aku rasa itu sudah cukup membuatku memberikan sebuah keputusan untuk tidak berlanjut stell.”
Nada keseriusan Bella membuat Stella diam.

Stella hanya berfikir kenapa Eza berbuat setega itu pada sepupunya. Walaupun Stella tidak begitu mengenal Eza tapi mereka terlihat adem-adem saja hubungannya.

Atau jangan-jangan menyembunyikan sesuatu yang belum dia ketahui. Kurang lebih begitulah pemikiran Stella.

Bagaimanapun juga Bella dulunya merupakan primadona di kampusnya. Karena kecantikannya dan kecerdasaannya. Namun sampai saat ini ia tidak pernah serius untuk membicarakan soal cinta.

Stella sempat berfikiran bahwa ada seseorang yang benar-benar membuat Bella jatuh cinta pada orang itu. Hanya saja Stella perlu membuktikan dugaannya.

Karena sejauh ini tidak ada tanda-tanda kedekatan diantara mereka.

Stella tidak ingin mengorek lebih jauh lagi karena saat ini kedatangannya untuk memenuhi undangan peresmian Kakak sepupunya Joe mengenai pengembangan usahanya dan merayakan untuk posisi Bella yang menjadi direktur Rumah Sakit di Jakarta.

“Bell kak Joe lama banget sih, partner nya sepenting itu ya sampai harus ninggalin kita lama banget” Stella mulai membeo

“sabar kali stell. Mungkin aja mau buat cabang baru kan lumayan. Lagian kalau pengen ketemu kak Joe ada dikantor tuh”

Bella menunjuk dengan dagunya kesamping kanan mereka duduk, dan kembali menikmati makanan kesukaannya sate pantat ayam dan milktea yang sudah jadi menu favoritnya.

“penasaran aku Bell...bentar ya. kali aja ketemu yang bening-bening..”

beranjak pergi meninggalkan Bella yang sibuk dengan makannanya hanya menjawab.

“hemmmh”

Setelah selesai dengan makan malamnya. Bella membuka macbook untuk melihat laporan yang sdh di email Bendahara kantornya utnuk pelaporan harian yang Bella minta melalui email tadi sore.

Bella sangat jeli mengenai keuangan dan operasional untuk pelaporannya dan sejauh ini ia merasa cukup puas dengan laporannya dan melihat jam analog yang tertera di pojok kiri macbooknya.

Without LimitsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang