“Bos gimana nih? Si Indah gak ngasih gencatan terbaru?” Tanya Aldi di suatu siang. Saat mereka sedang berleha-leha di kamar Bima yang luas.
“Jangan ngomongin dia. Gue jadi nyesel udah ngasih tau semuanya.” Ucap Bima sambil menerawang. Menyadari bahwa sekarang dirinya mulai menjadi santapan Indah.
“Nyeritain apaan Bim?” Hazam melirik Bima ingin tahu.
“Gue minta tolong sama dia.”“Minta tolong apa?” Cecar Aldi
Sekarang fokus ketiga makhluk itu terarah hanya untuk Bima.“Gue minta dia jadi cewe gue, walaupun cuma pura-pura tapi tetep sekarang dia mulai nguasain gue. Tapi dilain pihak gue juga gak mau di jodoh-jodohin kayak gini. Gue masih laku, masih bisa cari bini sendiri. Gue juga gak tau harus minta tolong sama siapa lagi. Lo tau? Mereka kaum hawa pada ngarep sama gue. Gue kan bingung kalo minta tolong sama cewe begitu. Gue gak mau ditempelin kayak perangko.” Curhat Bima panjang lebar.
Bah ngarep gimana, orang Bima lewat juga tu cewe-cewe pada nundukin kepala menghindar sejauh-jauhnya dari Bima. Mana? Sampe sekarang juga gak ada cewe yang jadi status pacarnya. Begitulah Bima, sombong tingkat awang-awang.
“Hah? Seriusan lo? Tamat sudah riwayatmu sobat.” Ucap Aldo prihatin.
“Menurut gue, lo ambil langkah terlalu cepat dan salah. Siapa tau cewe yang dijodohin sama lo cakep. Lah ini lo malah ketiban si Indah. Duh cewe iblis gitu, mana matre pula.” Ucap Hazam si cowo paling waras menasihati.
“Si Darin juga sama, punya siasat persis kayak gue. Lo bilang itu langkah salah?” Jawab Bima.
“Jadi maksud lo, kalian berdua minta tolong sama Indah dengan hal yang sama?” Ucap Aldi tak percaya.
“Gue juga gak ngerti, kenapa si Darin punya langkah yang sama.” Bima bangkit dari rebahannya dan menghampiri jendela kamarnya, mengamati burung-burung yang lagi nongkrong di tiang listrik depan rumahnya.
“Itulah the power of brother, kekuatan hati yang tidak terbantahkan. Bahkan sampe tipe cewe pun sama hahahaha.” Aldi berulah dengan sikap power ranger gadungan dan berhigh five dengan saudara kembarnya.
“Eh Bim, terus gimana jawaban si Indah?” Tanya Hazam tidak memperdulikan saudara kembar yang sedang asik dengan dunianya sendiri itu.
“Dia bilang mau jadi cewe gue sama Darin, ya pura-pura sih.” Jawab Bima yang terus memperhatikan burung-burung. Satu persatu burung itu terbang dan hanya tinggal 3 burung yang asik nongkrong.
“Eh?”
Burung yang agak pitak membantu burung yang sedang membawa ranting pohon dengan mulutnya, rupanya di sekitar tiang listrik terdapat banyak sisa-sisa ranting yang berserakan. Mungkin bekas sarang burung lainnya. Sedangkan burung satu lagi yang mempunyai bulu lebih bagus dari kedua burung tadi mengepak-ngepakan sayapnya dan bersuara nyaring seperti tidak terima melihat burung pujaan hati di dekati oleh burung lain. Bima terhenyak halus.
“Apaan nih? gak mungkin gue si burung pitak itu pasti si Darin, gue pasti yang bulunya bagus tuh. Idih si Indah jadi burung juga tetep aja gak ada bagusnya. Gemuk gitu bodynya, kayak ibu-ibu punya anak 5.” Celoteh Bima tanpa sadar.
“Hei lo ngomong apaan?” Aldo yang menyadari itu bertanya pada Bima.
“Hmm? Oh gak kok, oh ya ngomong-ngomong si Indah mau jadi cewe kembar gitu buat jadi cewe gue sama Darin.” Bima berbalik arah gak mau liat lagi pemandangan burung-burung itu.
“Kembar???” Jawab Aldi-Aldo berbarengan.
“Begitulah, terserah dia ah. Yang penting gue terima beres.” Ucap Bima dan kembali selonjoran di kasurnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Evil Girl
Humor(COMPLETE) Dia ditakuti, dia disegani, dia dibenci. Dia keras kepala, dia pemberontak, dia tidak peduli. Sampai suatu nasib menghampirinya, dan membuatnya belajar banyak arti kehidupan yang sayangnya..tidak pernah ia pedulikan selama ini. Takdir jug...