Indah Pov
Sejak kejadian kemarin malam itu, gue gak bisa tidur. Gue baru bisa tidur jam 3 subuh. Walhasil mata gue jadi berkantung. Gara-gara siapa ini coba? Bima atau Darin? Yang pasti dua-duanya.
Gue bimbang, galau, dan apalah itu namanya gue gak ngerti sama kondisi hati gue sekarang.
Gue sarapan sama nasi goreng dan susu pagi ini, tumben bukan gorengan!
Gue mengamati sekitar.. Mamah, Ayah, sama Cinta sedang memperhatikan gue yang gak kunjung sarapan.
“Lo gak mau nasgornya Ndah?” Tanya Cinta dengan wajah mupeng. Gimana gak mupeng nasinya saja sudah ludes begitu. Katanya aja model remaja, porsi makannya gak mencerminkan seorang model sama sekali.
“Mau.” Ucap gue singkat lalu mulai menyendok satu suapan nasi.
“Apa? kamu itu pola makan harus di jaga! kemaren aja Si Natasha yang gantiin kamu jadi finalis model remaja tahun ini, gara-gara apa itu hah? berat badan kamu naik 2 kg!!” Mamah ngomel-ngomel sama Cinta.
“Cinta kan juga pengen makan bebas kayak anak yang lain mah.” Ujar Cinta murung yang langsung beranjak dari kursinya menuju kamarnya. Gue memandang punggung Cinta yang mulai menjauh dan hilang dari pintu kamarnya.
Betapa sulitnya hidup seperti Cinta. Ternyata jadi seorang Cinta yang cantik, pintar, dan terkenal itu gak gampang dan gak selalu bahagia. Mungkin gue harus lebih bersikap ramah sama dia, dia Kakak gue satu-satunya yang gak pernah gue perhatiin. Gue baru sadar kita jarang saling sharing satu sama lain.
“Melamun lagi? Ayo Ayah antar kamu hari ini.” Ucap Ayah di samping gue.
“Huh?”
“Kalau di tanya orang tua itu yang sopan, hah huh hah huh. Ya Ayah? Ada apa Ayah? kan enak kalau kamu jawabnya gitu.” Omel Ayah lagi dan lagi.
Gue cemberut dan menyudahi sarapan gue lalu menenggak segelas susu.
“Abisin toh Ndah!” Mamah berdiri di samping gue sambil berkacak pinggang.
“Segelas susu aja Indah udah kenyang Mah, udah telat juga.” Kilah gue dan langsung berdiri lalu salim sama Mamah.
“Kapan kamu tumbuhnya kalau makannya gitu?” Mamah mengantar Ayah dan gue menuju pintu keluar.
“Segini juga gak apa-apa, bersyukur aja Mah.” balas gue malas.
“Anak ini! dibilang orang tua selalu ngeyel, tunggu perintah Grandma mu disana.” Perkataan Mamah itu buat gue menghentikan langkah sejenak. Keluarga gue gak ingin gue disini? Gue memandang Mamah sedih dan dia pun membalas tatapan gue penuh rasa salah.
Gue gak memusingkan hal itu lebih jauh, gue langsung berjalan cepat ke mobil Ayah yang sudah terparkir di depan rumah. Meninggalkan Ayah dan Mamah yang masih tertinggal di belakang. Gue hanya ingin cepat-cepat sampai ke sekolah saat ini.
☻☻☻
Sesampainya di sekolah gue salim sama Ayah dan langsung keluar dari mobil tanpa menoleh lagi. Masih pagi mood gue udah jelek, gue jadi merasa lemas.
Terlihat Sili dan Mayka menunggu gue di gerbang sekolah, gue menghampiri mereka berdua yang tengah serius bersandar di gerbang. Ngapain mereka sok serius gitu?
“Indah! akhirnya datang pagi juga..” Desah nafas lega Mayka di hadapan gue.
“Eh? Tapi lo kenapa Ndah?” Sambung Mayka dan tampak khawatir.
Gue sendiri gak ngomong apa-apa selain memandang mereka dengan tatapan kosong. Badan gue rasanya remuk total, mata gue sangat berat, dan gue merasa lemas banget sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Evil Girl
Humor(COMPLETE) Dia ditakuti, dia disegani, dia dibenci. Dia keras kepala, dia pemberontak, dia tidak peduli. Sampai suatu nasib menghampirinya, dan membuatnya belajar banyak arti kehidupan yang sayangnya..tidak pernah ia pedulikan selama ini. Takdir jug...