Indah Pov
Kembali ke kebiasaan lama, gue bangun siang lagi. Oh tidakkkkk!
Usai memakai seragam, memakai sepatu, menyiapkan buku-buku untuk pelajaran hari ini minus PR baru separo di kerjain, gue langsung keluar kamar sambil berlari rusuh.
Sesampainya di meja makan, Ayah dan Cinta sudah ada disana.
Gue langsung ke dapur menyambar tangan Mamah untuk salim, beliau sedang memasak telor ceplok. Gak peduli dengan cipratan minyak yang ada di tangannya menempel di muka gue. Gue langsung berjalan cepat ke meja makan, menyambar tangan Ayah terus salim, beliau sedang minum kopi. Gak peduli dengan tumpahan kopi tersebut di converse gue. Selanjutnya gue menjitak kepala Cinta (tanda salim antar sister ala gue). Udah gak peduli dengan jeritan Cinta yang mengaduh kesakitan di gendang telinga gue.“Indahhhhh Mamah lagi masak! liat nih telor mata sapinya jadi juling!!” Teriak Mamah.
“Indahhhhhh gak sopan! kopi Ayah jadi tumpah semua kan, kopi luwak aslii ini, Verdammt! (Sial)” Teriak Ayah.
“Indahhhhh kuli banget sih! jitakan gue gak sekeras itu!!!” Teriak Cinta.
Gue gak perduliin itu semua, gue terus berjalan cepat ke arah pintu keluar. Sebutlah gue udah durhaka pagi ini, tapi gue telat lagi dan gue gak mau telat lagi. Oke dalam hal ini mungkin gue udah taubat, maybe haha.
Saat gue mulai melangkah keluar dari pintu, gue merasa menginjak sesuatu. Gue berhenti jalan rusuh lalu menatap ke bawah. Sebuah BUNGA MAWAR berada di injakan kaki gue. Siapa nih yang naro bunga ginian, jijay banget. Ah palingan juga pacar Si Cinta. Dengan santai gue buang aja ke tong sampah dekat pagar, lalu berlari keluar pagar sambil membenarkan houdini jaket gue yang kelewat nyangkut di leher. Tanpa memperhatikan jalan gue akhirnya menabrak seseorang. Hampir aja gue jatuh, tapi sebuah tangan kokoh merangkul pinggang gue menahan beban tubuh gue agar tidak terjatuh.
Gue mendongak untuk melihat si penabrak atau apa gue yang nabrak ya? dan saat melihatnya yang pertama kali gue lihat adalah sepasang mata yang selalu menyala menatap gue tajam. Serta rambut yang... heyy kemana rambutnya yang selalu berdiri itu? oh kemana saja orang sinting ini, ya siapa lagi kalau bukan.......
“Kenapa bunganya dibuang sayang?”
Bima.
☻☻☻
Bima Pov
“Kenapa bunganya dibuang sayang?”
Indah masih saja bergeming, gue menatap dia berusaha selembut mungkin tapi dia malah balik natap gue menantang. Gue mengeratkan pegangan gue di pinggangnya dan memperkecil jarak antara gue dengannya. Dia agak tersentak dan melotot, hanya itu responnya. Gak berusaha memberontak seperti dulu. Dari jarak sedekat ini gue perhatikan setiap detail wajah yang udah gue rindukan selama 2 minggu ini. Sepasang mata cokelat terang yang selalu menatap gue garang, Hidung mungil yang mencuat di ujungnya (Baca: mancung), Bibir tipis nan seksi kalau aja kata-katanya yang keluar itu manis, pipi semu kemerahan hoho dia juga lagi deg degan juga tandanya, bintik-bintik kecil hitam di sekeliling pipi dan hidungnya bikin keliatan dia makin lucu, serta rambutnya yang selalu di kucir asal-asalan memberi kesan manis juga terlebih beberapa helai rambut yang jatuh di sekitar lehernya bikin gue gak kuat pengen iket rambutnya lebih rapi, karena menurut gue dia keliatan seksi kalau rambutnya gitu.
Sejak kapan sih kata-kata gue muji gitu sama orang? perasaan gue mulu deh yang dipuji sama orang-orang.
Well gemes lihat Indah dari dekat seperti ini, tanpa sadar mata gue mulai meredup. Puas lihat semua detail wajahnya, mata gue secara spontan mengamati bibir tipisnya, seakan menggoda gue untuk......
KAMU SEDANG MEMBACA
Evil Girl
Humor(COMPLETE) Dia ditakuti, dia disegani, dia dibenci. Dia keras kepala, dia pemberontak, dia tidak peduli. Sampai suatu nasib menghampirinya, dan membuatnya belajar banyak arti kehidupan yang sayangnya..tidak pernah ia pedulikan selama ini. Takdir jug...