#2 - Dia?

6.3K 612 51
                                    

Happy Reading

Singto berjalan membelah sepanjang koridor kampus menuju sebuah ruangan dimana letak mejanya disana, ruang dosen. Singto memasuki ruangan tersebut, disana tampak sahabatnya sekaligus seniornya dulu sedang menata sebuah berkas.

"Sawatdee khrab P'New" Sapa Singto.

"Au, Sing kau datang.."

Singto mengangguk dan berjalan menuju mejanya yang terletak diseberang meja New. Singto meletakkan tasnya di mejanya. Ia mendudukkan tubuhnya dan mulai mengeluarkan berkas untuk bahan mengajarnya nanti.

"Kau ada kelas Sing?" Tanya New.

"Iya P' tapi masih siang nanti" Jawab Singto.

"Au, lalu kenapa kau sekarang sudah berangkat?" Tanya New heran. Pasalnya, biasanya jika Singto mengajar siang hari dia akan berangkat agak siang.

"Mmm..i-itu aku dirumah sendirian. Makanya aku bosan" Jawab Singto yang membuat New semakin aneh.

"Perasaan kau suka sesuatu yang berbau sendirian dan sepi"

"P'New, tidak selalu kan aku harus sendiri dan memilih sepi. Kadang kala aku juga membutuhkan keramaian dan teman"

New mengangguk. "Kau benar juga Sing, ya sudah aku mau ke kelas dulu" New bangkit dari duduknya dan keluar dari ruang dosen tersebut.

"Fyuh, untung dia tidak banyak tanya seperti biasanya. Lagi pula aku tidak mungkin berada di rumah jika rumahku sekarang ada orang asing. Tidak mungkin juga aku mengusirnya dari rumahku" Gumam Singto.

Sebenarnya Singto memang tidak terlalu nyaman jika ada orang lain yang berada di rumahnya. Bukannya tidak suka dengan kehadiran Arthit, hanya saja dia canggung jika berada disana. Dia belum terbiasa dengan kehadiran orang lain dirumahnya. Dia suka sendirian, dikampus saja yang berteman dekat dengannya hanya New karena mereka kenal sedari dulu.

___

Disebuah rumah mewah yang tampak megah, tampak seluruh anggota berkumpul diruang tengah. Setengah jam lalu Nyonya besar rumah itu datang dengan keadaan sedih. Yui, nyonya besar rumah itu sedang menangis tersedu sembari memeluk anak perempuannya. Beberapa assitent rumah tangga menatap nyonya mereka dengan iba.

"Sudahlah Mae, jangan menangis terus. Aku yakin kita bisa menemukannya" Ucap anak gadis itu sembari mengusap bahu ibunya.

"Tapi Indah, dia menghilang. Mae takut dia ada apa – apa disana" Kata Yui sambil menangis.

Indah, anak perempuan nyonya besar itu menatap salah satu assistent rumah tangga yang juga balik menatapnya. Mereka seolah berbicara melalu gestur tubuh. Assisten rumah tangga itu menggeleng. Indah mengangguk.

"Apa Peck sudah pulang?" Tanya Yui.

"P'Peck sedang berada di perjalanan menuju kesini" Jawab Indah.

Tak lama kemudian seorang lelaki tampan memasuki ke kediaman mewah tersebut dengan mobil porsche silvernya. Ia turun dari mobilnya, seorang berpakaian serba hitam menghampirinya, dia adalah seorang penjaga keamanan rumah ini.

 Ia turun dari mobilnya, seorang berpakaian serba hitam menghampirinya, dia adalah seorang penjaga keamanan rumah ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hello Goodbye [Singto X Krist - Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang