Njjiiirrr judulnya gini amat 😬😬😬
Selamat membaca hasil semedi hari ini...
.
"Baiklah, perkuliahan saya akhiri sampai disini, selamat siang.."
Singto membereskan beberapa bukunya diatas meja kemudian membawanya keluar dari ruang kelas. Berjalan menelusuri lorong kampus, ia berpapasan dengan New yang baru saja keluar dari kelasnya juga.
"Sing.." Panggilnya.
"P'New...selesai mengajar?" New mengangguk.
"Euu..Sing, kemarin aku kerumahmu tapi kata tetanggamu kau ke Bangkok. Cutimu terlalu lama bung, semua orang mencarimu. Tiba – tiba menghilang tanpa kabar. Lian mencarimu, dia menanyakan bagaimana kelanjutan komikmu. Nomor ponselmu juga mati"
Singto tersenyum.
"Katakan pada Lian, untuk saat ini aku belum bisa meneruskan ending dari komikku. Ada sesuatu yang harus ku kerjakan di Bangkok" Jawabnya.
"Kau kembali pulang kerumahmu?" Singto menggeleng.
"Aku menginap di hotel hahaha" New menatap cengo pada Singto. Dia tak habis pikir dengan Singto, kenapa harus membuang uang menginap di hotel jika dia punya tempat tinggal di Bangkok.
"Masih marahan dengan ayahmu?" Singto hanya menanggapi dengan menghendikkan bahunya tak peduli. "Lalu bagaimana kabar Arthit? Apa kau bawa ke Bangkok juga?"
Langkah Singto terhenti begitu pula dengan New. Singto menatap New. Tentu saja New bertanya seperti itu karena New tidak tau kronologis kejadian yang sudah menimpa mereka.
"Arthit...."
"Sing...maaf aku memotongmu, sebenarnya waktu itu aku mau mengatakan sesuatu padamu mengenai Arthit dia—"
"Aku tau..." Potong Singto dengan senyumannya.
"Hah? Kau tau?" Singto mengangguk.
"Maksudmu dia Krist?"
New terkejut Singto sudah tau mengenai identitas Arthit. New pun mengangguk.
"Sing..berarti kau tau jika dia..." Singto paham maksud New. Ia pun mengangguk.
"Putra keluarga Sangpotirat, pasangan Peck Palit. Aku sudah tau semuanya. Kupikir, kau dan Lian lebih dulu mengetahui ini Phi..."
New terdiam. Ia merasa tidak enak pada Singto. New pun mengusap tengkuknya. Singto tidak marah, toh semuanya sudah terjadi. Lagipula untuk apa dia marah, dengan atau tanpa New yang memberitahunya pun pasti juga terungkap juga.
"P'New..." New menatap Singto. "Kau sahabat P'Peck kan?" New mengangguk. "P'Peck orang yang seperti apa?"
"Peck orang yang humoris, dia ramah walaupun terkadang menyebalkan, kenapa?"
Singto heran, ini sangat bertolak belakang dengan Peck yang dia tau. Memang, dulu Singto mengenal Peck orang yang ramah bahkan Peck sangat baik kepada semua orang. Tapi kenapa sekarang dia seperti monster?
Singto tersenyum dan menggeleng.
"Apa P'Peck mencintai Krist?"
"Tentu saja, bahkan aku saksi perjalanan cinta mereka. Kau jangan cemburu.." Ucap New dengan nada becanda sambil menepuk bahu Singto.
"P'New, apa ada orang yang mencintai tapi menyakiti?" New mengernyit mendengar pertanyaan Singto.
"Mungkin ada, seperti orang posesif dia akan menyakiti pasangannya bukan?" Singto mengangguk. "Atau bisa jadi karena ada sesuatu yang diinginkan seseorang pada kekasihnya tidak tersampaikan, dia bisa saja marah dan menyakitinya kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Goodbye [Singto X Krist - Completed]
Fanfic[COMPLETED] PERAYA FANFICTION Singto menemukan seorang pemuda imut diteras rumahnya. Pemuda yang ternyata hilang ingatan, apa yang akan dilakukan oleh Singto? Cerita ini terinspirasi dari : - MV Davichi - Don't Say Goodbye - 49 Days - Who You Came F...