Dah, gapaham lagi ini cerita makin panjang kek Cinta Fitri season sekian...
Semoga masih ada yang baca :"))
.
Disebuah ruangan tampak pria paruh baya sedang mengetukkan jarinya diatas meja. Dahinya mengerut, duduknya tampak tenang. Sedari tadi ia gelisah. Berkali - kali melirik jam tangannya. Sepertinya ada yang sedang ditunggunya.
Tak lama kemudian pintu ruangannya ada yang mengetuknya. Seorang berjas putih memasuki ruangannya.
"Jadi bagaimana?"
"Kurasa Krist mengalami kekerasan fisik aku menemukan lebam ditubuhnya dan juga aku mendapatkan kandungan zat sedatif yang berlebihan ditubuh Krist. Itu yang membuat Krist menjadi sekarang ini keadaannya. Ini aku sudah mengcopy datanya.." orang itu meletakkan sebuah berkas keatas meja.
"dr. Jib, anda yakin jika Krist tidak mengkonsumsi obat – obatan terlarang seperti itu?"
"Tuan Theeradej, kita semua sudah tau bukan seperti apa keseharian Krist? Dia tidak akan memakai obat – obatan dan dia tidak akan membunuh bayi yang sedang dikandungnya. Krist orang yang lembut, bahkan hanya membunuh seekor semut saja dia tidak akan tega. Jadi kurasa ada seseorang yang sengaja melakukan ini pada Krist..."
"Menurut anda seperti itu?" dr. Jib mengangguk.
"Bisa saja ini ulah orang disekitarnya bukan? Yang tau keadaan Krist setiap harinya pasti orang yang tinggal bersamanya"
"Aku juga berfikiran seperti itu dan aku mencurigai Peck"
"Peck?" Dahi dr. Jib mengerut heran.
"Peck suami Krist, dia tidak mungkin tidak mengetahui keadaan Krist. Mereka berada didalam satu atap, tidur pun satu kamar. Bahkan ku dengar Peck melarang Krist bertemu dengan siapa saja kecuali tanpa ijinnya"
"Peck mengurung Krist maksud anda? Aku tidak mengetahui itu, tapi kita belum punya bukti yang kuat bukan?"
"Ya kau benar, tapi kita punya saksi. Kurasa Indah tau semuanya."
Berbagai opini berkecamuk dalam pikiran mereka. menebak – nebak benarkah itu ulah Peck? Tapi dengan tujuan apa?
****
Seorang gadis memasuki rumah sakit dengan tergesa ia berjalan menuju sebuah ruangan. Sampailah didepan ruangan, gadis itu mengetuk pintunya.
Mendengar pemilik ruangan menyuruhnya masuk, gadis itu segera membuka pintunya. Memberi salam wai lalu duduk dihadapannya.
"Ada apa dokter memanggilku kemari? Apa ada sesuatu yang terjadi pada P'Krist? Dia baik – baik saja kan?"
"N'Indah tenanglah, aku hanya ingin bertanya – tanya saja.." Indah mencoba tenang dan mengangguk. "Euu...aku hanya ingin bertanya, bagaimana keseharian Krist dirumah akhir – akhir ini?"
Indah terdiam sejenak.
"Entahlah, kami serumah tapi aku tak bisa melihat keadaannya. P'Peck selalu mengurungnya. Aku tak tau apa yang terjadi. Hingga kemarinlah aku tau keadaan P'Krist sudah seperti itu. Ya, beberapa kali aku melihat P'Peck terlihat marah entah karena apa setelah keluar dari kamar" Indah menceritakannya dengan tatapan sendu. Mengingat kejadian beberapa hari terakhir membuatnya sedih.
"dr. Jib..." Panggil Indah.
Dokter Jib menatap Indah.
"Boleh aku minta tolong?"
****
Krist duduk diatas ranjangnya sambil memeluk lututnya. Ia menggoyang – goyangkan badannya. Setengah menunduk, matanya bergerak liar seperti waspada terhadap sesuatu namun tampak kosong. Tangannya bertautan memainkan jarinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Goodbye [Singto X Krist - Completed]
Fanfic[COMPLETED] PERAYA FANFICTION Singto menemukan seorang pemuda imut diteras rumahnya. Pemuda yang ternyata hilang ingatan, apa yang akan dilakukan oleh Singto? Cerita ini terinspirasi dari : - MV Davichi - Don't Say Goodbye - 49 Days - Who You Came F...