🎵Beast - One Day (Japanesse ver.)
Aku gatau ini nulis apa :(
Lagi moodswing kek orang PMS. Harap maklum kalo feelnya ga dapet :(Singto memasuki rumahnya dengan gontai. Pancaran matanya tampak tak hidup, hanya ada pandangan kosong. Ia mengedarkan pandangannya. Bayang - bayang Arthit, atau sekarang Singto harus memanggilnya Krist tampak masih segar muncul diingatannya.
Matanya berkaca - kaca tak terkendali. Tangannya mengepal menguatkan hatinya. Meyakinkan bahwa keputusannya sudah tepat.
"P'Sing..."
Merasa dipanggil, Singto menoleh kebelakang. Ia tersenyum -berusaha tersenyum lebih tepatnya- pada orang itu. Ia merentangkan tangannya.
Grep
Orang itu memeluk Singto dengan erat. Singto tak bisa menahan air matanya begitu pula dengan orang yang ada dipelukannya. Keduanya sama - sama menangis.
"Terima kasih telah memilihku tapi....maafkan aku P'Sing karenaku..."
"Ssstttt...kau adikku, bagaimana bisa aku membiarkanmu disakiti oleh orang lain?"
Ya, orang itu Windy, adik Singto.
Singto mengusap rambut Windy dengan sayang. Dari balik bahu Windy, mata Singto menerawang seolah melihat kilas balik kejadian yang baru saja ia alami.
Flashback
Singto menelpon Peck setelah dirinya memastikan Arthit tertidur pulas. Setelah beberapa saat telponnya tersambung, Peck mengangkatnya.
"Halo N'Sing.."
"P'Peck..."
"Ya?"
"Maaf Phi, aku menolak untuk bertemu. Aku yakin, dia tidak akan berbohong padaku"
"Kau tidak percaya padaku nong?"
"Maaf Phi, aku mencintainya. Kumohon jangan ganggu kami"
"Astaga, seharusnya aku yang mengatakan hal seperti itu. N'Sing, kau seharusnya sadar sejak awal dia sudah milikku"
"Tapi dia lupa denganmu, dia lupa dengan segalanya, dia lupa ingatan! Hanya aku yang ada diingatannya!"
"Dan kau percaya itu? Sudah kukatakan bukan jika dia hanya berpura - pura. Aku tau kau cerdas tapi tak kusangka kau bisa dibodohi juga"
Singto terdiam mendengar perkataan Peck yang jujur saja itu menyakitkan. Dibodohi oleh orang yang kau cintai. Singto ingin tertawa miris saja sekarang.
"Kau benar Phi, aku percaya padanya karena aku sangat mencintainya. Aku tak peduli dia milikmu atau milik orang lain. Yang kupedulikan, dia ada disisiku dan bahagia bersamaku" Singto cukup geram dengan Peck sebenarnya.
"Ya, terserah padamu. Tapi nong, ngomong - ngomong kudengar kau dulu mencintai adikmu sendiri euh? aku sadar memang Krist sekilas mirip dengan Arthit. Atau kau mencintai Krist karena dia mirip dengan Arthit? Bagaimana jika Krist tau tentang hal ini? Dia pasti kecewa padamu"
Singto terdiam. Ia mengepalkan tangannya dengan sangat erat.
"Mereka tidak sama dan aku memang mencintainya!" Tegaskan Singto.
"Woah, calm down nong! Tidak apa - apa jika kau memang mencintainya. Ambil saja dia maka kau akan tau apa yang akan terjadi pada adikmu, Windy"
Deg
Ia tak menyangka Peck akan sejauh ini mengenal seluk beluknya. Peck menyerangnya dengan sangat tepat. Singto tidak akan tega dengan adik yang disayanginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Goodbye [Singto X Krist - Completed]
Fanfiction[COMPLETED] PERAYA FANFICTION Singto menemukan seorang pemuda imut diteras rumahnya. Pemuda yang ternyata hilang ingatan, apa yang akan dilakukan oleh Singto? Cerita ini terinspirasi dari : - MV Davichi - Don't Say Goodbye - 49 Days - Who You Came F...