Peck dan Captain memasuki kamar Peck, disana mereka melihat Krist sedang terduduk melamun menatap arah jendela. Peck dan Captain tak memperdulikan Krist yang asyik dengan dunianya sendiri. Flasdisk lebih penting sekarang.
Mendengar suara gaduh dibelakangnya membuat Krist terusik. Ia mendengar beberapa kali mereka menyebutkan kata flashdisk. Krist menyunggingkan senyumnya. Flashdisk itu ada ditangannya.
Krist membalikkan badannya melihat kedua orang itu.
"Kalian mencari ini euh?" Krist memperlihatkan flashdisk yang dimaksud dengan tatapan mengejek.
Seketika Captain dan Peck menghentikan kegiatannya mencari flashdisk tersebut, mereka menatap Krist dengan tubuh yang menegang terkejut.
Tok tok tok...
Ceklek...
Pintu ruangan tersebut terbuka, Captain masuk kedalam ruangan mengerutkan kedua alisnya.
"P'Peck.." panggilnya sambil berjalan kearah Peck.
Tak ada tanggapan dari orang yang dia panggil.
"P'Peck.." panggilnya lagi sambil memegang pundak Peck.
Peck terkesiap, ia menatap Captain kemudian menatap sekelilingnya. Astaga, jadi dari tadi ia melamun? Sungguh lamunan yang mengerikannya.
"Captain sayang, kau mengejutkanku.." Ucapnya sembari membenarkan posisi duduknya.
Captain mempoutkan bibirnya.
"Aku sudah memanggilmu dari tadi tapi P'Peck hanya diam duduk di kursi"
Peck tersenyum tipis.
"Maafkan aku ya sayang.." Ucap Peck lembut.
Captain menganggukkan kepalanya.
"Masih memikirkan flashdiskmu yang hilang?" Tanya Captain.
Ahh iya, flashdisk. Sedari tadi Peck sibuk mencari flashdisk diruangannya dibantu oleh Captain. Karena tak kunjung menemukannya membuatnya lelah dan frustasi sehingga dirinya mendudukkan tubuhnya dan melamun yang tidak – tidak.
Tidak mungkin flashdisk itu tiba – tiba ada ditangan Krist!
"Ya begitulah..." Jawab Peck.
"Bukankah sudah kukatakan bisa saja itu tertinggal dirumah?"
"Ya..nanti akan aku cari dirumah.." Captain menganggukkan kepalanya.
"P'Peck aku mau pulang!"
"Ingin pulang? Baiklah ayo.."
"Bukan pulang ke rumah tapi ke apartemen"
Peck mengerutkan dahinya mendengar permintaan Captain tersebut.
"Kenapa?"
"Aku tidak suka satu rumah dengan Krist. Lagipula, sepertinya kau lebih menyukai kebersamaanmu dengannya daripada denganku. Buktinya saja semalam kau diam – diam meninggalkanku dan pergi ke kamarmu tidur bersama Krist kan?"
Peck terdiam.
"Kuharap Phi cepat menemukan stempel Krist yang asli. Dengan begitu kau bisa segera menceraikannya dan mengusirnya dari sana. Aku tidak mau berbagi seperti ini. Aku ingin memilikimu hanya untukku saja tidak dengan Krist juga" Lanjut Captain.
Peck mengusap wajahnya dengan kasar. Memiliki dua pasangan hidup yang tidak akur memang memusingkan.
****
Dikediaman Sangpotirat, Krist hendak mengistirahatkan tubuhnya setelah Indah keluar dari kamarnya. Tiba – tiba pintu kamarnya terbuka dan masuklah Yui dengan angkuh menatap Krist.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Goodbye [Singto X Krist - Completed]
Fanfiction[COMPLETED] PERAYA FANFICTION Singto menemukan seorang pemuda imut diteras rumahnya. Pemuda yang ternyata hilang ingatan, apa yang akan dilakukan oleh Singto? Cerita ini terinspirasi dari : - MV Davichi - Don't Say Goodbye - 49 Days - Who You Came F...