🎵 G.Na - Will You Kiss Me (OST. Naughty Kiss)
Happy reading
Setelah dari taman, Singto mengajak Arthit menuju pusat perbelanjaan. Arthit tak mengerti kenapa Singto malah mengajaknya kesana, Singto orang yang tidak suka keramaian. Itu yang dia ingat tapi kenapa sekarang mereka berjalan – jalan ditengah keramaian seperti pusat perbelanjaan ini?Makin mengerutkan keningnya Arthit menatap Singto bingung saat dirinya diajak masuk kedalam sebuah toko counter ponsel. Disana banyak berjajar – jajar ponsel keluaran terbaru terpajang. Arthit melihat – llihat ponsel tersebut sedangkan Singto tengah berbicara dengan seorang promotor disana.
Singto melirik Arthit yang tengah asyik melihat – lihat ponsel kemudian dia berfikir sejenak. Singto tersenyum dengan pemikirannya itu. ia berbicara lagi pada promotor tersebut seperti tengah menyetujui sesuatu.
"Ayo.." Ajak Singto.
Arthit menoleh dan mellihat Singto yang sudah selesai dengan urusannya.
"Kau membeli ponsel?" Tanya Arthit saat melihat Singto menenteng paper bag ditangannya.
"Iya ini untuk Windy, agar dia cepat pergi dari rumah kita" Jawab Singto.
"Rumah kita?" Singto mengangguk. Arthit tersenyum malu – malu, rasanya ini seperti mereka sudah menikah saja.
"Kau kenapa?" Tanya Singto saat melihat Arthit seperti itu.
"Tidak apa – apa kok, kalau begitu ayo kita pulang" Ajak Arthit sembari melingkarkan tangannya pada lengan Singto.
"Kata siapa kita akan pulang, aku ingin mengajakmu jalan – jalan dulu. Kudengar ada bazar, mau berkunjung?" Tawar Singto. Arthit pun mengangguk setuju.
Singto dan Arthit keluar dari pusat perbelanjaan tersebut menuju tempat bazar diadakan. Karena hari sudah sore, bazar pun sudah dibuka. Singto memarkirkan mobilnya kemudian ia keluar dan membukakan pintu untuk Arthit.
"Silahkan tuan putri.."
Plak..
Arthit memukul lengan Singto saat mendengar ucapan Singto yang terdengar chessy ditelinganya. Apa – apaan tuan putri? Apa Singto tidak lihat dia itu laki – laki?
"Jangan panggil aku seperti itu.." Rengek Arthit.
"Lalu mau dipanggil apa? Honey, cinta, sayang, baby boo?"
"Cukup panggil nama saja kenapa sih?"
"Hahaha..iya iya jangan kesal begitu"
Mereka pun berjalan – jalan disepanjang jalan diadakannya bazar. Dikanan kiri mereka banyak pedangang kaki lima mulai dari penjual pakaian, aksesoris, hingga jajanan khas dan masih banyak lagi.
"Kau mau kue ikan?" Tawar Singto.
"Tidak mau, itu nanti pedas"
Singto tertawa mendengar jawaban Arthit. Sepertinya kekasihnya itu mengingat saat dirinya pulang kerja membawakannya kue ikan dengan rasa pedas.
"Aku ingin itu.." Tunjuk Arthit pada seorang pedagang.
Singto terdiam melihatnya, ia merasa dejavu saat ini namun dengan keadaan yang berbeda.
--
Singto dan Arthit berjalan – jalan disebuah pasar malam. Mereka berjalan sembari bergandengan tangan dan saling diam karena mereka memang sedang dokus pada pedagang – pedagang pinggir jalan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Goodbye [Singto X Krist - Completed]
Fanfic[COMPLETED] PERAYA FANFICTION Singto menemukan seorang pemuda imut diteras rumahnya. Pemuda yang ternyata hilang ingatan, apa yang akan dilakukan oleh Singto? Cerita ini terinspirasi dari : - MV Davichi - Don't Say Goodbye - 49 Days - Who You Came F...