Happy Reading
Ditengah malam sebuah kamar yang cukup temaram, terlihat dua orang pria tengah bergumul. Suara desahan penuh kenikmatan menggema diseluruh sudut ruang tersebut. Peluh membasahi keduanya, tak ada yang ingin mengakhirinya.
Bagaikan melayang, sosok yang digagahi merasa pening akibat kenikmatan yang dirasakan ketika orang tercintanya melakukannya begitu lembut. Ia mencengkram kuat seprei dibawahnya saat hentakan keras memenuhi lubangnya.
Orang yang menggagahinya pun tanpa lelah terus menggerakkan pinggulnya sembari mendesah memjamkan mata meresapi rasa nikmat dan hangat yang menjalar hingga sekujur tubuhnya. Ia semakin mempercepat gerakannya ketika hampir mencapai klimaks.
Orang yang dibawahnya pun menggigit bibirnya sembari memejamkan matanya ketika merasakan kejantanan yang menumbuknya itu semakin membesar. Tubuhnya menggelinjang dan kakinya semakin mengangkang lebar saat pria diatasnya ini sudah hampir mencapai klimaksnya. Diketatkan lubangnya hingga pria diatasnya semakin menggila. Tak lama kemudian pria diatasnya itu menyemburkan cairannya kedalam lubang pria dibawahnya sembari meneriakkan sebuah nama.
"Ahh Kriisstt!!"
Deg.
Lelaki dibawahnya pun membuka matanya menatap pria diatasnya yang sedang menikmati sisa – sisa klimaksnya dengan nafas ngos - ngosan. Matanya menyiratkan luka saat orang yang bercinta dengannya menyebutkan nama orang lain.
"P'Peck aku Captain bukan Krist.." Ujar pria bernama Captain tersebut.
Dadanya berdenyut sakit saat Peck menggagahinya namun menyebutkan nama Krist saat mencapai klimaksnya. Peck membuka matanya dan menatap dalam pada mata Captain. Peck memejamkan matanya sejenak kemudian kembali menatap Captain yang sudah menunjukkan raut wajah sedih.
"Maafkan aku sayang.." Ucap Peck sembari memeluk Captain.
"Kau masih mencintainya...?!"
Peck tidak tahu itu sebuah pertanyaan atau pernyataan yang dilontarkan oleh Captain. Peck menggeleng dalam pelukan Captain.
"Aku tidak mencintainya lagi, aku hanya mencintaimu sekarang.." Bisik Peck menenangkan Captain.
"Bohong.."
Peck menatap wajah Captain yang kini sudah berlinangan air mata. Peck bangkit dan melepaskan tautan tubuh mereka. Ia memposisikan dirinya disamping Captain kemudian merengkuh tubuh polos Captain.
"Sssttt...jangan menangis, percayalah aku hanya mecintaimu. Dihatiku, hanya ada kamu. Tidak ada Krist disana..." Rayu Peck sembari mengelus kepala Captain.
"Jika kau tidak mencintainya lagi, kenapa kau masih mencarinya? Kenapa kau masih menyebut namanya? Aku tidak suka itu.."
Peck terdiam mendengar ucapan Captain. Ia sendiri terkadang bingung dengan hatinya, satu sisi Krist adalah istrinya, orang yang dicintainya sekaligus cinta pertamanya. Sedangkan Captain, orang yang tiba – tiba datang kedalam kehidupannya menawarkan sesuatu yang membuatnya buta sehingga menghianati cinta Krist. Ia tak mengira bahwa tawaran Captain tersebut perlahan menggeser posisi Krist didalam sana walaupun belum sepenuhnya.
Katakanlah ia brengsek karena menginginkan dua orang sekaligus. Ia tahu ini salah, apalagi Captain adalah sahabat baik Krist. Bohong jika ia sudah tidak mencintai Krist lagi. Faktanya, ia masih sering memikirkan Krist.
Ia fikir ini dikarenakan Krist yang menghilang tak tahu keberadaannya dimana. Rasa rindu pada Krist pastilah ada, tapi sudah ada Captain yang selalu tampak dimatanya dan selalu ada untuknya.
Captain yang merasakan Peck terdiam hanya bisa tersenyum sendu. Tangannya meremat selimut sebagai pelampiasan rasa kesal dan sesak didadanya.
"Krist, lihatlah...kau selalu menang!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Goodbye [Singto X Krist - Completed]
Fanfiction[COMPLETED] PERAYA FANFICTION Singto menemukan seorang pemuda imut diteras rumahnya. Pemuda yang ternyata hilang ingatan, apa yang akan dilakukan oleh Singto? Cerita ini terinspirasi dari : - MV Davichi - Don't Say Goodbye - 49 Days - Who You Came F...