Dengan berat hati gadis itu bangkit dari tempat tidur saat bel apartemen nya berbunyi berulang kali. Tanpa melihat siapa yang mengganggu tidur nya melalui monitor, ia langsung saja membuka pintu sambil mengucek-ngucek mata nya.
"Wae-yo?" Wanita separuh baya yang menunggu pemilik apartemen membukakan pintu itu tampak begitu terkejut saat melihat gadis muda di depannya dalam keadaan berantakan dan dengan mata yang masih membengkak.
Irene yang ikut terkejut menyempatkan diri membungkukkan tubuh nya. "Ahjumma sudah pulang?" Bukan menjawab petanyaan yang dilontarkan padanya, ia malah balik bertanya. Ahjumma itu mengangguk sambil menempelkan telapak tangannya pada wajah Irene memastikan apakah anak sahabat nya ini tidak sedang sakit.
"Gwaencanha-yo ahjumma" Perlahan Irene menurunkan tangan ahjumma itu. "Apa kau sudah makan?" Ahjumma kembali bertanya. Irene menggeleng malu-malu. ahjumma itu menarik lengan Irene tiba-tiba, "Ayo, ahjumma sudah masak yang banyak untuk mu." Irene pasrah mengikuti wanita yang sudah ia anggap sebagai ibu nya sendiri.
Sejak ia dititipkan pada keluarga Park ini, Irene diterima dengan sangat baik. Karena tidak memiliki anak perempuan, ibu Sehun memberi perhatian lebih padanya. Irene selalu menemani ibu Sehun saat wanita itu merasa sepi disaat suami dan anak-anak nya sibuk di luar rumah. Ia juga selalu mengajak Irene saat berpergian. Ia tidak pernah melupakan Irene dalam hal apapun, bahkan kebutuhan Irene ia penuhi walau sebenarnya Irene tidak pernah mengeluh kekurangan. Saat acara keluarga, Irene pun tidak pernah ditinggal. Karena kebaikan yang keluarga Park berikan dengan tulus padanya, Irene berusaha untuk tidak pernah membuat keluarga ini kecewa.
"Wah, ada apa ini?" Sang kepala keluarga menghampiri Irene yang sudah berada di apartemen nya.
"Duduk lah." Ibu Sehun berteriak dari dapur menyuruh Irene agar tidak berlama-lama di depan pintu. "Gomawo Ahjussi" Irene melangkah saat ia dirangkul oleh ahjussi yang sudah mempersilahkannya masuk.
Di meja makan yang terbilang cukup besar untuk empat orang anggota keluarga ini, sudah duduk anak pertama yang memperhatikan Irene saat ia masuk bersama ayah nya. "Oppa." Irene menyapa Chanyeol yang duduk di depannya. Entah kenapa Irene saat ini terlihat sangat canggung, mungkin dengan keadaan yang buruk membuat nya merasa tidak nyaman. Sesekali ia merapikan sedikit rambut nya menggunakan jari-jari tangan. "Aku ingin ke kamar mandi sebentar." Irene meminta izin kepada ahjussi yang sudah duduk manis di kursi utama meja makan. Ia bangkit dari duduk nya dan berjalan menuju kamar mandi yang ada dibalik dapur tidak jauh dari kamar seseorang yang sangat ia kenal
Irene pergi mencuci wajah sekaligus sedikit membasahi rambut nya agar terlihat tidak begitu berantakan. "Kyaa!" Irene tersentak melihat seorang pria yang bersandar di ambang pintu saat ia hendak keluar dari kamar mandi. Pria itu memberikan handuk kecil pada Irene. "Keringkan dulu, baru setelah itu makan."
"Ada masalah?" tanya Sehun saat mereka kembali ke meja makan.
Irene menggeleng, "Hanya kelelahan."
"Gojimal" Sehun mendahului Irene.
Semua hidangan yang disiapkan telah tersusun rapi di atas meja. "Ayo makan." Ibu dua anak itu memperbaiki duduk nya menyempatkan mengelus kepala Irene.
Saat ayah dan ibu Sehun pulang lebih cepat, mereka akan makan malam bersama seperti saat ini. Irene memandangi keluarga yang sedang sibuk menghabiskan makanan mereka masing-masing. Ia begitu bahagia bisa berada di tengah-tengah keluarga ini. Hanya di dalam apartemen ini Irene bisa merasakan kehangatan dan kenyamanan yang membuatnya tentram seketika. Jauh berbeda dengan apartemen milik nya. Tentu saja karena di dalam nya tersimpan kenangan pahit bagi Irene, yang hingga kini masih belum bisa ia lupakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
{My Noona}
RomanceIrene tak bisa jujur, tidak cukup berani karena kebaikan keluarga Sehun padanya selama ini. Sehun yang selalu meyakinkan. Akankah Irene akhirnya berani mengungkapkan semua yang ia rasakan, meski orang tua nya sendiri yang menjadi penghalang? "Aku m...