What Should I Do? {6}

495 59 0
                                    

Irene berjalan perlahan, kakinya terasa sangat berat untuk melangkah. Ia duduk disamping nyonya Park tepat di depan ibu Yeri. Ia juga dapat melihat kalau Yeri menatapnya tak suka. Irene hanya menunduk, tak berani menatap sekitar.

"Sudah lama ya nak, kau juga Sehun." Irene tak berkutik, sedangkan Sehun hanya tersenyum kikuk. Ia khawatir dengan Irene, sesekali ia mencuri pandang melihat gadis disampingnya masih saja menunduk memainkan jari tangannya.

"Nak?" Tanya Yeri spontan.

"Yeri tidak tau kalau Irene eonni iitu kakak tiri Yeri?" Tanya ayah Sehun. Membuat Yeri sangat terkejut, ia sudah tau kalau ayahnya memiliki mantan istri dan anak perempuan tunggal. Tapi ia tidak tau kalau anak ayahnya itu adalah Irene yang sangat tak ia sukai.

"Mari makan dulu, setelah itu baru kita bicara." Tawar Nyonya Park.

Selama makan, tak ada satupun yang bicara. Semua menikmati makanannya, sangat berbeda dengan Irene. Ia tak dapaat merasakan rasa dari makanan itu sedikitpun, dengan berat hati ia harus terus mennyuap makanan itu. Belakangan ini banyak hal tak terduga yang Irene alami, dari Sehun yang mengakui perasaannya kemudian ia yang dijodohkan sampai dengan kenyataan kalau calon mertua Sehun adalah ayah kandung nya sendiri. "Sangat tak bisa dipercaya." Batin Irene. Belum bisa menghilangkan sakit hati karena ditinggal orang tua, kini sakit hati ini bertambah gegara anak ayahnya sendiri.

Setelah dipastikan semua sudah selesai makan, Tuan Park berdeham. "Apa sebaiknya kita mulai?"

"Begini Sehun, aku dan ayah mu sudah sepakat akan menjodohkan mu dengan Yeri." Langsung Tuan Bae, ayah Yeri.

Dada Irene sangat sesak, tak terima. Ingin rasanya berteriak tak setuju, namun itu sangat tak mungkin. Bagaimana mungkin saat ia masih memastikan perasaannya pada Sehun, ayahnya sendiri tanpa dosa menjodohkan Sehun dengan anaknya namun bukan dirinya. Malam ini Irene sudah meyakinkan hatinya kalau ia juga mencintai Sehun, takkan ia biarkan siapapun memiliki Sehun. Namun nasib baik tak berpihak padanya, ia tak mungkin membantah keputusan ayah dan keluarga Park yang sudah membesarkannya.

"Kenapa tiba-tiba?" Tanya Sehun, mewakili rasa penasaran Irene.

Tuan Bae tertawa, membuat Sehun heran. "Ku dengar kau tak ingin mengambil alih perusahaan." Sehun masih tak mengerti. "Apa kaitannya dengan perjodohan ini?

"Mungkin beberapa waktu lagi perusahaan ayah mu akan berjalan sendiri, beliau memilih mengontrol di rumah saja karena usia, ya kau pasti tau itu. Bisa jadi saham tiba-tiba menurun, agar saham tak mengalami penurunan dua perusahaan harus saling bekerja sama. Yeri sepakat akan mengambil alih perusahaan ku, jadi perusahaan keluarga mu juga akan tetap aman, saat kau berkeluarga dengan Yeri."

Sehun tersenyum meremehkan, "Sangat percaya diri." Semua yang ada di meja itu terkejut dengan ucapan Sehun. "Berkeluarga? Jangan bercanda. Aku tidak akan menikah dengan putri anda Tuan." Sehun berbicara sombong.

"PARK SEHUN!" Tuan Park berteriak, ia tak habis pikir anak nya bisa tak sopan seperti ini. Dengan sigap istri nya mengusap punggung Tuan Park, memberitahu untuk menahan emosinya.

Ayah Yeri tersenyum dipaksakan, hendak menjawab perkataan Sehun tadi namun ia urungkan saat Irene membuka suara. "Wah selamat adikku." Dengan menekankan pada kata adikku. "Bahkan sebentar lagi akan memegang perusahaan ayahku. Appa bagaimana dengan ku? Apa kau tak ingat putri pertama mu?" Irene memandang sinis Yeri dan ayahnya bergantian, dengan setetes air mata yang lolos. Semua mata menatap Irene.

Tanpa perintah, Irene berdiri sedikit mendorong kursi. "Maaf, sepertinya ini bukan hal yang harus dibicarakan saat ada orang asing disini. Aku pamit." Irene hanya membungkuk pada Keluarga Park. "Maaf ahjussi ahjumma oppa." Ia sedikit berlari.

{My Noona}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang