Chapter 13

769 65 3
                                    

YAKK PARK SEHUN!!!! Turunkan aku bodoh!!! Irene berteriak sekuat tenaga saat Sehun tiba-tiba mengangkat tubuhnya. "Akh... Apa kau gila? Tulangku bisa remuk semua." Irene terus memaki Sehun saat tubuhnya dibanting ke atas tempat tidur.

Sehun lama memandang Irene. Irene yang risih dengan kelakuan Sehun mencoba memalingkan wajahnya kearah lain. "Irene." Suara Sehun seperti suara malaikat maut bagi Irene. Ia masih belum berani menatap Sehun. "Kau kenapa? Apa aku menakutkan sampai kau tak mau melihatku?"

"He... Bukan seperti itu, hanya saja kau se..sedikit aneh." Irene tersenyum kikuk melihat Sehun sudah berada diatasnya.

Sehun tersenyum lembut, membelai rambut wanita yang sudah menjadi istrinya itu. "Apakah boleh?" Sehun masih terus menatap wanita yang berada dibawahnya.

Irene tentu tak lagi polos, ia mengerti apa yang dimaksud oleh Sehun. Ia terdiam, ia masih merasa malu karena ia belum terbiasa. Namun ia sadar akan perannya, ia adalah seorang istri dan sudah menjadi kewajibannya memenuhi permintaan Sehun yang tak lain suaminya sendiri. Lama memantapkan hati, akhirnya Irene mengangguk pelan.

"Kau yakin? Aku tidak akan memaksa." Irene mengangguk, tanpa perintah mengalungkan lengannya pada leher Sehun. "Lakukan saja"

Sehun diam tak memberi respon, masih menunggu jika Irene ingin berubah pikiran. Irene yang tau Sehun masih ragu akan keputusannya, menarik leher Sehun agar wajah pria itu lebih dekat padanya dan memberi satu kecupan. Akhirnya Sehun ikut memberi kecupan, ia memberi kecupan di setiap inci wajah Irene. Setelah puas mengecupi wajah istrinya itu, Sehun memandangi bibir indah istrinya. Perlahan ia menempelkan bibirnya pada milik Irene, ia mulai melumat bibir itu bergantian. Irene hanya menerima perlakuan Sehun yang membuatnya seakan berada di awang-awang, ia semakin menekan leher Sehun hingga membuat jarak diantara mereka tak terlihat lagi. Irene membalas setiap lumatan yang diberikan Sehun.

Lama saling melumat, Lidah Sehun memenuhi rongga mulut Irene mengabsen setiap gigi gadis itu dan sesekali mengajak lidah Irene berperang. "Eunghh..Se..Sehunn.." Irene melepas kalungan lengannya pada leher Sehun, ia mendorong kuat dada Sehun. Sehun yang mengerti segera melepas lumatan mereka.

Sehun memperhatikan Irene yang ada dibawahnya, dengan wajah yang merah dan nafas yang tidak beraturan. Sehun mengusap bibir Irene, membersihkan saliva mereka yang tinggal kemudian mengecup dahi Irene lama. Setelah memastikan nafas Irene sudah kembali normal, ia kembali menyinggahi bibir Irene. Tak hanya itu, kedua tangan Sehun sibuk berusaha mencoba membuka zipper yang ada pada gaun Irene. Sehun berhenti sejenak, menarik gaun Irene hingga hanya meninggalkan bra hitam milik Irene. Gadis itu memalingkan wajahnya malu, melihat itu Sehun menarik wajah Irene agar menatapnya. "Kau benar-benar cantik." Sehun memandang lekat Irene, juga tubuh putih mulus Irene.

"Sejak kapan kau mesum begini? Kau baru saja menyelesaikan sekolah mu, dari mana kau tau hal ini?" Selidik Irene sambil menyilangkan kedua lengannya di depan dada. Mendengar itu Sehun tertawa. "Semua pria sudah pasti tau sayangku." Irene menyipitkan matanya. "Bagaimana bisa aku menikah dengan bocah mesum seperti mu."

Sehun langsung menciumi bibir Irene sedikit lebih kasar. Ia menggigit bibir Irene hingga akses untuk lidahnya terbuka. Sehun membuat sedikit jarak, ia melepas kemejanya dengan kasar dan menampilkan tubuh bagian atasnya. Dada bidang dengan perut rata yang keras, sangat jelas kalau Sehun menjaga bentuk tubuhnya agar bisa terus seperti ini. Jika melihat dari luar, tidak akan ada yang percaya dengan bentuk tubuh Sehun yang seperti ini karena diluar Sehun terkenal dengan sosok pria yang memiliki tubuh kurus tinggi.

Ia berpindah pada leher jenjang Irene, mencium, menjilat, hingga menghisap kuat leher itu dan membuat sang empu melenguh sakit dan nikmat bersamaan. Tak lupa Sehun meninggalkan tanda kepemilikan disana.

(SKIP)

Dua insan yang baru saja selesai dengan kegiatan panas mereka kini saling mendekap. Dengan lengan pria yang melingkar posesif diatas panggul Irene yang tak terlapisi apapun. "Maaf." wanita yang ada dalam dekapannya membuka mata dan menoleh kearahnya. "Mwoga?" Sehun menarik Irene agar lebih rapat padanya, "Kau pasti lelah tapi aku hmm... ya memintanya." Irene menelusupkan kepalanya pada dada bidang suaminya. "Bukan masalah. Ayo tidur, besok aku harus berangkat pagi." Sehun menjawab dengan sebuah kecupan penutup hari.

Terimakasih sudah menerima ku yang bukan apa-apa ini dan maaf selama ini sudah membuat mu susah bahkan menjadi beban bagi hidupmu. Sungguh aku tidak pernah bermain-main dengan kata cinta yang aku ucapkan padamu. Saranghae Park Irene." -Sehun

Semuanya benar-benar tak pernah terfikir olehku. Kau mencintai ku yang jauh dari kata sempurna ini. Dan aku sangat berterimakasih dengan kehadiran mu hingga kini, menemaniku hingga aku lupa bahwa aku memiliki beban yang cukup berat. Aku tidak akan pernah meragukan cinta dari mu. Sarangahe Suamiku, Park Sehun." -Irene


FIN...

Wah ini cerita ga sih namanya? Gaje beut yakan yayayya?

Sekali lagi makasih banget buat yang udah mau buang-buang waktu buat baca karya aku yang masih acakadul kaya gini. Gomawoooo Saranghae Mianhae^^

Aku bakal coba buat cerita yang lebih layak untuk dibaca. Mohon dukungannya:):):)

{My Noona}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang