"Ayo habiskan." Irene meletakkan semangkuk ramen di hadapan Sehun.
Sehun langsung menyantap makanannya. "Kau mau kimchi?" Sehun mengangguk. Irene pergi meninggalkan Sehun sebentar untuk mengambil kimchi. "Bagaimana dengan nasi?"
"Tidah usah, bisa-bisa tubuhku bulat seperti Chanyeol hyung." Irene menyerahkan kimchi pada Sehun. "Meskipun bulat, Chanyeol oppa tetap terlihat seksi." Sehun meletakkan sumpit yang ia pakai cukup keras. Ia menatap Irene dengan tatapan cemburu dan juga kesal.
"Bagaimana bisa kau memuji pria lain didepan kekasih mu, eoh?"
Irene tersenyum takut-takut. "Dia bukan pria lain, dia hyung mu."
"Sama saja! Jangan ulangi lagi." Sehun memperingati, namun Irene tak mendengar Sehun. "Terlalu agresif."
"Apa kata mu?" Sehun mengikuti setiap langkah Irene. "Tidak ada, aku mau mandi dulu."
Irene hendak masuk ke dalam kamar, namun ia urungkan saat bel apartemennya berbunyi. "Siapa yang datang malam-malam begini?" Sehun bertanya.
Irene mengangkat kedua bahunya. "Biar aku yang buka. Mana tau itu selingkuhan mu." Sehun mencurigai Irene.
"Apa kau gila? Aku hanya mencintai Chanyeol oppa selama ini." Irene menggoda Sehun yang akan membuka pintu.
"Jadi kau tidak mencintai ku? Wah itu menyakitkan kau mencintai hyung ku sendiri."
"Cepat saja buka. Tidak baik membuat tamu menuggu." Irene memerintah.
"Hyung." Sapa Sehun saat melihat Chanyeol di depan pintu.
"Apa kalian sedang membicarakan ku?" Tanya Chanyeol dengan tatapan menelisik.
Irene terdiam, bagaimana kalau Chanyeol mendengar apa yang ia katakan. "Ini hyung, Irene noona bilang kalau dia men..." "Jangan dengarkan dia." Irene berlari kearah Sehun membekap mulutnya.
"Lepaskan, tangan mu bau bawang." Sehun melepas paksa tangan Irene.
"Kalian masih seperti anak-anak." Ucap Chanyeol.
"Ah ada apa oppa kesini? Silahkan masuk." Sehun pergi meninggalkan pintu, "Selamat berkencan." Ucap Sehun pelan namun masih dapat terdengar oleh Irene dan hyung nya. Irene dengan sigap memukul pelan kepala Sehun. Chanyeol hanya diam tak mengerti.
"Tidak usah, aku hanya sebentar." Irene mengangguk. "Datanglah kerumah."
Irene mengerutkan dahinya. "Ada acara apa?"
"Tidak ada, hanya saja eomma dan abeoji ingin bertemu." Irene tiba-tiba merasa takut, bagaimana kalau keluarga Park tau kalau ia dan Sehun kini berkencan, bagaimana kalau ia diminta untuk menjauhi Sehun? Bagaimana kalau ia dimaki-maki? Berbagai macam fikiran memasuki otak Irene.
Chanyeol memanggil Irene, karena melihat Irene yang termenung. Ia mengerjapkan matanya, "Ba..baiklah." Ucap Irene terbata-bata.
"Ajak juga Sehun. Kami tunggu disebelah." Chanyeol pamit pulang.
Irene berbalik, masih dengan fikiran yang bercabang. Ia belum siap menghadapi keluarga Sehun. "Bagaimana ini." Lagi-lagi ia bertanya pada dirinya sendiri.
"Aku pasti bisa." Irene seketika mendapat keberanian saat kedua tangannya digenggam erat oleh lelaki yang dicintai nya. "Tak ada yang perlu kau takutkan." Irene langsung memeluk Sehun seraya mengangguk mantap.
"Ayo." Ajak Sehun.
Di Kediaman Keluarga Park..
"Anakku, apa kabar? Kenapa tak pernah mengunjungi ku lagi?" Bukannya Sehun, nyonya Park malah menyambut Irene dengan pelukan hangat. Namun Irene kembali merasa takut. Ia menatap Sehun, yang dibalas anggukan serta senyuman yang menguatkan. "Mianhae ahjumma." Irene balas memeluk nyonya Park.
KAMU SEDANG MEMBACA
{My Noona}
RomanceIrene tak bisa jujur, tidak cukup berani karena kebaikan keluarga Sehun padanya selama ini. Sehun yang selalu meyakinkan. Akankah Irene akhirnya berani mengungkapkan semua yang ia rasakan, meski orang tua nya sendiri yang menjadi penghalang? "Aku m...