Entah hendak kemana, Irene terus berjalan dengan pandangan kosong ke depan. Sejak bertemu dengan ibu nya, gadis itu enggan untuk kembali ke rumah, ia memilih untuk berjalan-jalan sebentar sebelum matahari terbenam.
Setelah berjalan cukup jauh, Irene mendudukkan diri nya disebuah anak tangga dekat taman bermain untuk beristirahat sejenak. Dari tempat ia duduk, Irene dapat melihat dengan jelas paparan kota Seoul yang begitu indah. Dengan pemandangan gedung-gedung pencakar langit serta tak lupa barisan pohon nan besar dan kokoh.
Tak terasa matahari semakin menyembunyikan diri nya. "Ini bukan masalah besar. Ayo pulang." Irene sedikit meloncat. Akhirnya ia meninggalkan taman bermain yang kini hanya diterangi lampu-lampu sekitar taman itu. Ia menuju halte bus yang tidak begitu jauh dari taman. Hanya membutuhkan waktu kira-kira sepuluh menit. Malam itu halte cukup ramai dan mengharuskan Irene untuk menunggu bus sambil berdiri.
Gadis itu turun di persimpangan dekat apartemennya. Lingkungan sekitar apartemen memang selalu ramai karena berada tepat di tengah kota. Dekat dengan sebuah mall besar, konter-konter pakaian, dan juga gedung perusahan-perusahaan besar Seoul. Berbeda saat Irene sudah memasuki gedung apartemen, cukup sepi. Apartemen yang ia tempati sebagian besar dihuni oleh orang-orang penting dan berada di apartemen hanya untuk tidur yang itupu tidak sampai enam jam. Mereka pulang tengah malam dan bagi yang lembur akan lebih larut, dan kembali bekerja pada pukul tujuh pagi.
'Ting' suara dentingan lift menandakan Irene sudah sampai di lantai lima. Ia melirik apartemen tetangga sejenak. Apartemen itu selalu kosong dari pagi hingga larut malam. Kadang Irene merasa takut karena hanya ada apartemen nya dan apartemen keluarga Park di lantai lima. Ayah dan ibu Sehun selalu pulang larut, Chanyeol oppa memang jarang sekali berada di rumah karena ia harus bolak-balik luar kota mengurus cabang perusahaan ayah nya, dan Sehun, anak itu pasti sedang bersenang-senang di luar sana.
*
"Sehun-a!" Seorang gadis tengah berlari kecil ketika tak sengaja melihat Sehun yang baru saja keluar dari sebuah warnet. Pria yang nama nya terpanggil itu berhenti melangkah dan mengalihkan pandangan nya ke arah sumber suara. Mengetahui siapa yang memanggilnya, Sehun berdecis sambil menyapu surai hitam yang menutupi kening nya dengan jari-jari tangan.
"Oh, Yeri-ya." Pria tampan itu tersenyum tipis menyapa gadis di depan nya yang sedang mengatur nafas.
"Kau baru pulang?" Tanya gadis itu, karena melhat Sehun yang masih mengenakan seragam sekolah. Dan Sehun hanya mengangguk menjawab pertanyaan Yeri.
Yeri tampak sedang memikirkan apa yang harus ia katakan lagi. "Aku harus pulang." Belum selesai berfikir, Sehun lebih dulu berpamitan pulang pada nya.
"Dimana mobil mu?" Yeri mengedarkan pandangan nya ke sekitar mencari mobil yang biasa digunakan Sehun.
"Aku tidak membawa mobil." Sehun mulai berjalan meninggalkan Yeri, namun gadis itu kembali mengejar. Tanpa aba-aba Yeri menggandeng tangan Sehun, membuat pria itu sedikit terkejut. "Aku juga ke arah sana. Ayo jalan bersama." Yeri memperlihatkan deretan gigi putih nya. Tak pedui, Sehun menghela nafas dan kembali melanjutkan langkah nya.
Yeri Kim, teman sekolah Sehun. Gadis itu berada ditingkat yang sama dengan Sehun, namun ia lebih muda dari Sehun. Ia merupakan murid pindahan dari Beijing, Yeri dapat dengan mudah bergaul dengan Sehun karena mereka sama-sama memiliki sifat yang dingin. Tetapi gadis itu tidak pernah menunjukkan sifat dingin nya pada Sehun.Ia selalu menempel pada Sehun, bahkan ia pernah mengatakan kalau ia menyukai Sehun. Namun Sehun tidak begitu peduli, Sehun hanya menganggap itu hanya sekedar rasa suka pada teman. Mengingat umur Yeri lebih muda darinya dan sifat manja gadis itu saat sedang bersamanya, Yeri sudah seperti adik perempuan baginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
{My Noona}
RomanceIrene tak bisa jujur, tidak cukup berani karena kebaikan keluarga Sehun padanya selama ini. Sehun yang selalu meyakinkan. Akankah Irene akhirnya berani mengungkapkan semua yang ia rasakan, meski orang tua nya sendiri yang menjadi penghalang? "Aku m...