"Apa kau tak mencintai ku?" Sehun bertanya.
Irene tertawa, terlihat kalau itu sebuah tawa yang dipaksakan. "Kenapa kau tertawa? Apa ini lucu bagimu?"
"Ada apa denganmu?" Irene heran dengan mimik Sehun.
"Jangan balik bertanya!!!!" Sehun berteriak. "Apa kau serius saat kau bilang kalau kau mencintai Chanyeol hyung"
"Aku hanya bercanda." Irene menentang Sehun karena ia mengira pria itu marah hanya karena hal itu.
"Lalu kenapa kau tak ingin menikah dengan ku eoh? Apa kau takut kalau bocah idiot ini menikahi mu? Kau takut hidupmu akan sengsara kalau bocah idiot seperti ku menjadi suami mu?" Sehun memberikan pertanyaan yang bertubi-tubi.
"Buu..bukan seperti itu." Irene terkejut saat Sehun berteriak tepat didepannya.
"Kalau bukan lalu kenapa? Kenapa kau tak juga percaya pada ku?" Sehun menarik nafas. "Bukannya kalau kau memang mencintai ku, kau semestinya menyemangatiku? Aku hanya ingin kau tetap disampingku, aku berjanji akan bersungguh-sungguh. Saat waktunya tiba aku pasti akan menepati janji ku. Apa kau bisa?"
Irene tak menjawab satupun. Ia tak tau harus mengatakan apa. Tak pernah sekalipun ia meragukan Sehun, ia hanya ragu pada keluarga nya, pada dirinya apakah ia pantas untuk seorang Park Sehun. "Kau tak menjawab?" Sehun mengeluarkan smirknya. "Ternyata benar, kau memang tak pernah mencintai ku." Sehun berbalik meninggalkan Irene yang masih diam didepan pintu.
"Kau salah. Tak pernah sekalipun aku tak mencintai mu." Langkah Sehun terhenti. "Aku hanya memikirkan mu. Kau harus mengambil alih perusahaan padahal kau tak pernah sekalipun ingin mengarah kesana, kau pasti mendapat cibiran dari orang-orang bahwa seorang Park Sehun dengan bodohnya memilih wanita yang tak jelas yang selama ini hanay menumpang hidup dengan keluarga mu. Aku memikirkan mu dasar bodoh." Irene berteriak tak terima saat Sehun menganggap dirinya tak mencintai Sehun.
"Aku akan menyusahkan mu, aku hidup sendiri kau tau itu. Esok aku hanya akan bergantung pada mu saja. Orang tua ku bahkan tak pernah memikirkan ku, karena itu aku takut kalau aku hanya akan membebani mu." Sehun berbalik, menarik lengan Irene agar ia dengan mudah dapat merengkuh tubuh mungil gadis yang sedang rapuh itu. Memeluk erat Irene, mengecup kepala gadis itu berulang kali.
"Tak usah kau pikirkan. Kau hanya perlu menunggu ku hingga aku siap menikahi mu." Irene mengangguk. "Aku mencintai mu Sehun, sungguh." Ucap Irene disela isakannya.
Sehun melepas pelukannya, meletakkan tangannya pada tengkuk Irene. Perlahan mendekatkan wajahnya, ia melihat Irene menutup mata menandakan kalau ia sudah diberi izin. Bibir tipis Sehun menempel dibibir milik Irene. Bibir tipis indah yang sudah menjadi candu bagi Sehun beberapa hari belakangan ini. Awalnya hanya saling mengecup, kemudian Sehun semakin menarik tengkuk Irene, memberanikan melumat bibir indah wanita yang ia cintai. Tak ada nafsu sama sekali, Sehun mengalirkan setiap cinta darinya. Ciuman itu dilandasi rasa cinta yang begitu dalam.
Irene mengalungkan lengannya pada leher Sehun. Lumatan semakin dalam, Sehun melumat bibir Irene atas dan bawah bergantian. Irene tak hanya diaam, ia ikut membalas ciuman Sehun. Sehun melingkarkan tangannya yang bebas di panggul Irene, hingga tak menyisakan sedikitpun jarak diantara mereka.
Sehun terpaksa melepas bibirnya saat Irenemenepuk pelan dadanya. Sehun tersenyum menatap Irene yang sedang mengaturnafasnya. "Ayo istirahat, ini sudah malam." Sehun mengecup bibir Irene sekalilagi. Ia merangkul Irene menuju kamarnya, atau sekarang sudaah menjadi kamarmereka berdua.
"Aku berangkat." Irene tampak terburu-buru.
![](https://img.wattpad.com/cover/140939316-288-k751267.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
{My Noona}
Storie d'amoreIrene tak bisa jujur, tidak cukup berani karena kebaikan keluarga Sehun padanya selama ini. Sehun yang selalu meyakinkan. Akankah Irene akhirnya berani mengungkapkan semua yang ia rasakan, meski orang tua nya sendiri yang menjadi penghalang? "Aku m...