Chapter 7

500 66 0
                                    


Tepat pukul 7 malam, di daerah Sinchon empat orang remaja sibuk mempersiapkan alat-alat musik yang akan mereka gunakan nanti. Pejalan kaki mulai mengerumuni remaja yang sedang sibuk itu. Setelah meyakinkan alat musik mereka siap untuk dimainkan dan tidak akan menimbulkan masalah mereka memulai pertunjukan.

"Sehun-a" Gadis berambut panjang menerobos kerumunan penonton untuk sampai di barisan paling depan, meneriaki pria yang sedang mengeratkan kabel gitar didepannya. Sehun, membalas dengan seulas senyum.

Alunan indah dari alat musik masing-masing yang menghibur para penonton dan pejalan kaki yang tidak sempat untuk melihat pun dimulai. Para lelaki dengan paras-paras bak idol menambah minat untuk menonton mereka. Baekhyun si lelaki manis dengan suara emasnya, Yixing dan Sehun gagah dengan gitar yang mereka pegang tak lupa Kai yang tampak jantan dengan drum nya.

Lagu Love Girl dari Cnblue menjadi penutup penampilan mereka pada malam ini. Ramai para penonton memberi tepuk tangan yang sangat meriah. Serentak lelaki muda itu membungkuk hormat berterima kasih telah dengan senang hati meluangkan waktu untuk menonton mereka. Setelah penonton perlahan mulai bubar, mereka ber-empat mengemasi alat musik mereka,  bersiap untuk pulang.

"Waa Park Sehun kau keren sekali." Irene menghampiri Sehun, sambil mengeluarkan dua ibu jari nya.

"Annyeong noona." Bersamaan Baekhyun, Kai dan Yixing sedikit membungkuk menyapa Irene.

Gadis dengan rambut yang digulung itu tersenyum lebar membalas sapaan teman-teman Sehun. "Kalian juga hebat, mengalahkan idol-idol ternama. Terutama kau Baekhyun waa suara mu itu." Irene tampak begitu girang seperti seorang fans bertemu dengan idola nya.

"Kau berlebihan." Sehun memutar bola matanya, Irene mencibir kearah Sehun.

Tiba-tiba seorang gadis melompat dan langsung menggandeng Sehun. Irene kaget karena ia yang disamping Sehun sedikit terdorong akibat ulah Yeri. Sehun memberi senyum terpaksa, perlahan melepas tangan Yeri. "Cobalah sedikit dewasa." Sehun berbisik dengan Yeri yang tersenyum linglung.

"Oh ya, ini noona ku." Memperkenalkan Irene pada Yeri.

Irene memberikan senyum manis pada gadis mungil didepannya, namun Yeri hanya membalas dengan senyuman terpaksa yang dapat Irene ketahui.

"Sehun ayo pulang dengan ku." Ajak Yeri.

"Terima kasih, tapi aku pulang dengan Irene noona." Jawab Sehun sambil menyandang tas gitar nya.

"Baiklah, kalau begitu aku duluan." Yeri cemberut dan langsung meninggalkan Sehun, Irene dan teman-teman.

Setelah saling berpamitan, Sehun dan Irene memisahkan diri menuju dimana mobil terparkir.

"Kau yang bawa, aku lelah." Sehun membuka pintu kursi penumpang dan duduk begitu saja.

"Aish bocah ini." Meskipun mengupat Irene tetap menyalakan mobil dan mulai menjalankannya.

Sehun menutup matanya mencoba beristirahat sejenak selama perjalanan pulang. Namun bukan Irene namanya jika hanya diam dan duduk manis. "Jadi itu gadis baru mu? Apa kau yakin?" Sehun mengerutkan kening nya, menghembuskan nafas keras.

"Jelas bukan. Yeri teman sekolah ku." Tak membuka matanya.

"Yeri namanya." Irene mengangguk meski Sehun tak melihatnya. "Kenapa tipe mu berubah?"

"Dia bukan gadis ku. Yang benar saja, bocah manja berisik itu mana mungkin bisa aku jadikan kekasih." Sehun melipat kedua tangannya.

"Ooo kekasih, dasar bocah amatiran." Gelak Irene. "Tapi menurut ku lebih baik jangan dia haha cukup meguras tenaga." Irene tiba-tiba menoleh ke arah Sehun "Awas ya kalau sempat aku dengar kau bersama Yeri Yeri itu, jangan berani menutupi apapun dari ku!"

"Kyaa Park Irene, kau berisik sekali." Sehun berteriak tertahan.

"Aww." Sehun membuka mata nya lebar-lebar setelah merasakan sakit dikepala nya akibat dipukul Irene tanpa rasa kasihan sedikitpun.

"Siapa kau berani mengubah marga ku pabo-ya?" Irene memaki Sehun yang sedang mengelus-elus kepala nya.

Kemudian Sehun tertawa. "Bukannya kau memang keluarga Park?"

Irene menoleh kearah Sehun. "Apa kau menyinggung ku menumpang hidup dengan keluarga mu?"

Sehun panik, Irene sedikit sensi ketika berbicara tentang keluarga. Ia sedikit memiringkan badan ke arah Irene, menyentil samping kepala gadis itu. Irene berteriak kesal, "Kau menggangguku menyetir!"

"Irene noona yang pemarah, aku bercanda apa kau tau?" Sehun menggoda.

"Molla." Irene ketus.


"Noona, aku mau mandi setelah itu berkunjung ke apartemen mu, oke?" Sehun membuka pintu sambil tersenyum lebar memperlihatkan barisan gigi kecil nya.

"Sesuka hati mu." Irene masuk lebih dulu.

Irene merebahkan badan sejenak di atas kasur berukuran besar bak tempat tidur seorang putri raja. Memerhatikan langit-langit kamar dengan terus menarik nafas. "Mungkin memang lebih cocok aku menjadi keluarga Park, Aah ada-ada saja." Irene langsung bangkit, menertawakan kebodohannya memikirkan hal yang tak mungkin saja menurutnya.

Tepat saat ia keluar kamar, seorang pria jangkung yang begitu putih bahkan mengalahkan kulit nya masuk.

"Kau seperti orang idiot." Tanpa melihat Sehun.

"Kau bilang harus hati-hati kalau masuk apartemen perempuan. Makanya aku mengintip dulu, bagaimana kalau kau sedang tidak berpakaian." Sehun menutup mukanya layaknya benar-benar melihat Irene seperti yang ia bayangkan.

"Kyaa dasar bocah mesum." Irene melempar sendal rumah yang ia gunakan, hampir saja mengenai Sehun.



TBC...

{My Noona}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang