Selamat membaca.
Angin berhembus, menerbangkan helaian rambut ke emasan Naru.
Naru, hanya bisa diam menatap ke arah dua anggota akatsuki yang tengah bertarung dengan jincuriki dari son goku, yang bernama han kalau ia tidak salah ingat.
Ia, hanya menatap nya iba, tanpa melakukan apa -apa, iya tak mau merubah jalan cerita ini, tugas nya adalah menyelamat kan Itachi dari dendam Sasuke yang salah sasaran.
Bukan salah sasaran, tapi Itachi yang membiarkan adik kesayangannya balas dendam padanya
"Setidaknya perlakuan dia dengan lembut, walau bagaimanapun, dia lebih tua dari kalian''ujar naru dengan nada yang datar.
"Cih, menyebalkan, sebentar lagi dia bakal jadi mayat"ucap kisame dengan nada meremeh kannya tatapannya menatap Naru tidak suka,tapi gadis itu tak peduli.
"Justru itu, dasar hewan bajingan"Umpat Naru membuat kisame tertawa.
"Hewan?" Tanya kisame penasaran siapa yang gadis itu sebut hewan.
"Ya. Karna cuman hewan yang tidak punya perasaan, main cabut nyawa orang"kata Naru dengan seringai meremehkan di ujung bibir nya .
Kisame tertawa
Sampai terbahak-bahak kecuali Itachi yang hanya diam menatap keduanya.'' Kau. Akan cocok jika masuk akatsuki, omongan mu pedas sekali" Ucapnya gampang.
Naru hanya diam. Karna hujan telah reda ia kembali ke gua, tempat ia di 'sekap' Itachi ia tak berniat kabur dan kembali ke Konoha.
Iya tak ada niatan untuk kembali ke konoha, ia juga tak ada niat untuk masuk anggota akatsuki tujuannya hanya satu bersama Itachi itu keputusan mutlaknya .
Ia, memasuki ruang dalam gua, dia menumakan ada pemandian di dalam sana.
Setelah membawa ganti dan handuk yang di belikan Itachi, Naru segera melepaskan baju nya, dan masuk pemandian air panas/hangat.
Tanpa ia sadari dua sosok laki- laki mesum itu menatap
nya dari kegelapan."Bukankah, dia menarik. Kau benar tak menyukai nya?" Tanya kisame pada Itachi.
"Menarik. Tidak pernah terpikir "ucap Itachi yang pergi begitu saja di susul kisame.
Naruto, menyudahi acara berendamnya, tubuhnya benar- benar segar otaknyapun kembaki fres untuk berpikir lagi.
Ia, melangkahkan kakinya, dan segera memasuki gua yang telah terang dengan cahaya lilin.
Dia, tak melihat Itachi dan siwajah hiu yang tak ingin ia sebutkan namanya, apakah ini kesempatan nya untuk kembali ke konoha dan memulai rencana lebih matang lagi.
'Tidak, jika aku kesana, konoha dalam bahaya' pikir nya, ia melihat langit yang sudah terang kembali, ia memutus kan untuk mencari bahan makanan di sekitar gua, tapi belum juga dia pergi jauh dua pengganggu menghampiri nya .
"Oh, ini yang buat Uchiha itu tidak tinggal di markas akhir- akhir ini" ucap Deidara pada Tobi.
"Eh... Kakanya cantik cocok kok dengan senior Itachi" jawab Tobi dengan nada ke kanak- kanakkan nya.
Naru hanya menatap malas ke dua nya, apa lagi manusia
bertopeng itu, rasanya ia ingin membunuh nya sekarang juga.Naruto , hanya diam saja ia melanjutkan mencari ikan di sungai dan bahan makannan yang lain, dan selama itu pula ke dua orang 'sinting'itu mengikuti nya.
"Kalian berisik sekali sih" ujar Naru dengan suara cempreng nya pada Tobi dan Deidara.
Kedua manusia itu bukan nya takut , malah tertawa jahanam.
Hingga membuat Naru kesal, ia mengumpul kan cakra di tangan nya dan melemparkannya ke arah mereka yang masih bertingkah konyol mengejeknya."Ampun nyonya Uchiha"teriak Tobi dengan sikap ke kanakan nya sedang kan Deidara sudah duduk di atas pohon.
"Uchiha. Bukan kau juga uchiha tobi'' ucap Naru sambil menekan kata Uchiha, membuat tobi diam dengan wajah yang datar di balik topeng nya.
Naru, hanya menyeringai tipis, dan itu sangat jelas di mata Tobi dan Deidara.
"K_au.. "
Belum sempat tobi berkata Itachi dan menyuruh ke dua bandit itu untuk pulang ke markas akatsuki.Tanpa, Naru sadari sesosok bayangan misterius menatap nya tajam dari arah pohon.
"Gadis yang sangat menarik sebaik nya aku harus tetap mengawasi nya, sesuai perintah tuan Madara" ujar bayangan yang tak lain dua jetsu bersaudara.
Naru, memasak dengan tenang tanpa menyadari, tanpa menyadari sepasang mata elang
mengamati pergerakannya.
Tak lama masakan nya pun jadi, dia melihat Itachi duduk di sebrang tempat ia duduk.
"Makanlah. "Ucap Naru singkat.