Kalau bisa jangan sider ya.Naru berhenti menangis kala ada seorang laki lakj yang memeluk nya.
"Aku, tidak akan meninggalkan mu, selama kamu ada di sisi ku'ucap itachi membuat naru mematung.
Ia sangat bersukur ternyata itachi masih ada di samping nya.
Naru tidak mebgerti kenapa perasaan nya begitu nyaman jika ada di dekat itachi"Kau kemana saja, bikin aku khawatir "ucap naru setelah melepaskan pelukan nya dari itachi.
"Aku, jalan jalan sambil merenggang kan tubuh ku yang terasa kaku" jawab Itachi.
"Ayo pulang , tidak baik kita disini terus " ucap naru.
"Duduk lah, sebentar lagi"kata itachi sambil menepuk nepuk tempat duduk di samping nya.
Naruto pun duduk di samping itachi, ia menatap langit di sana yang mulai ke oren oren nan,semilir angin menerpa ke dua nya.
"Kita harus segera ke konoha itachi "
" untuk apa "
"Kau sudah mendengar kalau madara mengibar kan bendera perang dan para pemimpin desa tengah mengada kan pertemuan.
"Tobi, maksud mu"? Tanya itachi.
"Iya, dia kan mengumum kan diri nya sebagai madara sejak ke matian mu dan nagato "
"Nagato, mati"itachi mengernyit kan kepala nya heran.
"Kau, tahu siapa pahlawan nya"? Tanya naru sambil memandangi itachi.
"Siapa"?
Naru tersenyum lalu dia berkata, "anak yang selalu di rendah kan, di hina di caci maki karna dia adalah seorang jinchuriki"
"Aku, sudah menduga nya, sejak pertemuan dengan nya, aku sudah yakin kalau dia itu bukan anak biasa, meskipun dia selalu naif seperti Sasuke "
Naru bangkit, "ayo kita ke konoha dan menjelas kan nya semua"
"Kau yakin"? Tanya itachi.
"Iya, kita tidak mungkin terus bersembunyi seperti ini"ucap naru sambil membuka cakra itachi.
"Hm, ayo kita siap siap"ajak naruto tapi tangan nya di tarik itachi hingga membentur dada bidang nya.
"Kenapa ingin buru buru ke konoha"? Tanya itachi.
"Ini, saat yang tepat, danzo tengah ke luar dan kemungkinan besar dia tak akan kembali ke desa. "Jawab naru.
Itachi terdiam, lalu menatap mata naru yang terlihat mempesona.
Begitu pun naru menatap warna mata sehitam jelangga itu dengan tatapan kagum.
Entah siapa yang dulu yang mulai, yang pasti ke dua bibir itu menempel saling berbagi kelembutan dan kasih sayang.