Bicara soal pengorbanan? Bagaimana jika orang yang lo sayang pergi tanpa alasan. Pengorbanan Hati? Ataukah, pergorbanan nyawa yang nyata?
-Dicky Prasetyo-
Dicky memandangi wajah Tasya, wanita yang masih terpejam dengan kabel elektrokardiograf yang menempel ditubuhnya.
"Sya, kapan kamu bangun?" ucap Dicky dengan nada yang menyayat hati, sedih.
"Aku kangen kamu sya, kamu jangan kaya gini" ucap nya perih, tanpa sadar air mata Dicky turun, menghujani pipi putih nya.
"Aku minta maaf, aku udah buat kamu kaya gini, aku tau, aku jahat sya, aku jahat ke kamu, tapi maafin aku sya" Dicky meraih tangan dingin Tasya, menggenggam nya erat, se erat ikatan hati nya pada gadis itu.
Tapi hanya bunyi dentingan elektrokardiograf yang Dicky dengar,dengan seruan napas Tasya yang memburu, padahal masker oksigen masih menempel di hidung dan mulutnya.
"Sya..." rintihnya pelan, namun Tasya sama sekali tak merespon panggilan Dicky, ia masih diam tak berkutik sedikitpun.
"Dick, ada perkembangan? " tanya seorang wanita paruh baya -Dini- Dicky hanya menggeleng pelan, pandangannya belum luput dari Tasya.
"Kamu pulang aja, besok kamu masih harus sekolah, biar mama yang jaga Tasya" kata Dini pelan sambil mengusap puncak kepala Dicky lembut, penuh sayang.
"Ma, Dicky jahat banget sih, tega banget bikin Tasya kaya gini" kata Dicky sambil menatap Dini, sementara Dini menggeleng, menyanggah ucapan Dicky.
"Kamu nggak jahat sayang, Tasya kaya gini bukan karna kamu, karna takdir, memang waktu nya Tasya kaya gini" kata Dini sambil merengkuh Dicky yang terlihat tegar, namun sebenarnya Dicky sangat rapuh.
#####
Dicky pov
Gue jalan pulang kaya biasa, tapi pikiran gue masih sama, penuh tentang bayangan Tasya, bahkan bayangan itu bergerak kaya kaset rusak yang berputar di pikiran gue.
Flashback on
Dering ponsel Dicky memecah keheningan antara Dicky dan Tasya, namun Dicky enggan menerima panggilan itu.
"Angkat kak, siapa tau penting" kata Tasya lembut sambil menatap Dicky.
"Papa" ucap Dicky pelan, lebih mirip gumaman, Tasya diam, enggan membuka suara lagi.
"Sya, kenapa sih, kamu nggak pulang aja? Kita semua khawatir nyari kamu" Dicky mengelus puncak kepala Tasya lembut.
"Kakak nggak usah khawatir lagi, kan aku udah disini sama kakak" Tasya menatap Dicky cukup dalam, sorot matanya yang teduh, membuat ketenangan tersendiri dalam diri Tasya.
"Tapi papa? Mama? Mereka masih khawatir sama kamu Sya" kata Dicky pelan, mencoba membujuk Tasya perlahan, Tasya hanya menggeleng.
"Tasya nggak suka kalo kakak ngerayu aku kaya gini. Karna aku tau, kakak nggak jago nge gombal, kakak itu jago nya ngerjain sola matematika bukan gombal" ucap Tasya datar, tanpa menatap Dicky disampingnya.
#####
"SYA! KAMU MAU KEMANA?! " Dicky berteriak saat melihat Tasya mengemasi barang-barang nya di kost.
"AKU BENCI KAKAK! AKU BENCI KAK DICKY! Kakak udah JANJI ke aku! Kakak nggak akan bilang ke papa kalo aku disini! Aku udah percaya sama kakak! Aku percaya banget kak! Tapi apa?! Kakak ingkarin janji kakak! Aku benci kakak! " Tasya histeris, memukul mukul dada bidang Dicky, ia memukul nya cukup keras, namun Dicky sama sekali tak berkutik, ia tetap merengkuh Tasya dalam pelukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Rain
Teen FictionLo bakalan ngerasa bahagia, saat orang yang lo sayang ada disisi lo. Terlihat, maupun enggak terlihat. Lo akan bahagia. -Nathan Adriansyah- Gue mencintai lo, bahkan sebelum lo mencintai gue. Tapi gue sadar, kita nggak akan bisa bersatu. -Reina Prat...