After Rain - Chapter 18

196 11 0
                                    

"Nath, seumpama gue pergi, apa lo akan ngerasa kesepian? " Elang yang sedari tadi berkutat dengan buku sosiologi itu tiba-tiba menatap Nathan dengan intens.

"Maksud lo pergi kemana? " tanya Nathan bingung.

"Kalo gue tiba-tiba dipanggil buat pulang dan gak balik lagi sama lo. " kata Elang lagi.

"Tunggu, tante Marissa gak akan ngelakuin itu El, "

"Bukan mama, tapi tuhan. " kata Elang pelan.

"Lo ngomong apaan sih El. Lo itu kuat, asal lo minum obat rutin lo gak akan kambuh, gue, tante Marissa, dan semuanya akan jagain lo. " Nathan menatap Elang dengan tatapan tajam.

Elang menghela napasnya panjang. Ia tahu Nathan pasti menjaganya. Tapi entah dorongan dari mana ia mengucapkan kalimat itu. Elang juga tidak tahu.

"El, jangan ngomong gitu lagi. " kata Nathan. Elang mengangguk, lalu menutup buku sosiologi nya.

"Maaf. " kata Elang pelan.

####

Pagi ini Regina berniat menemui Nathan. Cowok yang beberapa waktu lalu ia lukai hatinya. Mereka bukan lagi sepasang kekasih, tapi Regina tidak betah lama-lama tanpa candaan Nathan, tingkah menyebalkan cowok itu berhasil membuat Regina merasakan rindu.

Semalam, kata Dimas ia sudah boleh menemui Nathan. "Sorry, gue terlalu childish. Misahin adek gue dari orang yang dia cintai. Gue lihat lo akhir-akhir ini murung tanpa Nathan. So, mulai hari ini gue tarik omongan gue. Lo boleh nemuin Nathan. Dengan satu syarat. Nathan gak boleh bikin lo sakit hati lagi. "

Hari ini hari minggu. Ia juga tahu, jam 9 Nathan biasanya ada di rumah. Regina merapikan kotak makanan yang akan ia berikan pada Nathan. Sebagai permintaan maaf.

Cewek itu memakai kemeja kotak-kotak maroon yang sengaja tidak dikancingkan juga ripped jeans panjang favorite nya. Maroon persis seperti warna kesukaan Nathan.

"I'm coming Nath. Ini moment yang paling gue tunggu. Ketemu lo, bahagia in lo. " kata Regina pelan. Sangat pelan.

"Anak Ibu mau kemana sih? Udah rapi aja. " tanya Ratna yang baru saja datang. Wanita paruh baya itu memegang kedua bahu Regina.

"Ketemu Nathan Bu, " Ratna tersenyum simpul.

"Udah baikan? " tanya Ratna pelan.

"Ini masih mau di usahain Bu, aku mau minta maaf sama Nathan. " Regina menutup kotak bekal itu lalu memasukkannya ke dalam paper bag coklat.

"Semoga Nathan bisa maafin kamu, " Regina mengadahkan tangannya keatas, lalu mengusap wajahnya perlahan. Seraya berkata 'Aamiin.. '

Ratna bahagia melihat senyum cerah dan antusias Regina. Anak gadisnya itu selalu seperti ini. Selalu berpikiran positif, sama seperti mendiang ayahnya.

"Gina pamit dulu ya Bu, do'a in Gina, " Ratna mengangguk pelan, tanda setuju.

####

"Elo? " senyum cerah Regina luntur ketika melihat Nathan memeluk seorang gadis. Gadis yang sebenarnya adalah kakak Nathan sendiri.

"Ini gak kaya yang lo lihat, gue Azura, kakak kandung Nathan. Gue tahu lo Regina kan? Sepupunya Raka? " kata Zura setelah melepas tangan Nathan yang melingkar di pinggangnya.

"Jangan salah paham. Dengerin dulu penjelasan gue. " kata Nathan dengan seulas senyum.

"By the way, lo ngapain kesini? Bukannya lo marah sama gue? " kata Nathan pelan. Regina sedikit menunduk. Zura yang paham langsung membisikkan sesuatu ke telinga Nathan.

After RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang