After Rain - Chapter 17

198 13 0
                                    


"Ya, kalo seumpama lo diputusin kaya yang gue alamin. Apa yang bakal lo lakuin? " tanya Nathan pada Nadia yang ada disampingnya.

Cowok bermata biru tua itu menatap langit malam dengan tatapan kosong. Tangan kanannya mengenggam tangan kiri Nadia yang berbaring di sampingnya. Kepala mereka saling berdekatan, namun tubuh mereka berlawanan arah.

"Ya... Gue bakal usaha buat buktiin kalo gue cinta sama dia. Gak peduli apapun alasan kita pisah. " kata Nadia.

"Sekalipun lo di posisi perempuan? "

"Uhmm.. " Nadia menggumam sebagai jawaban dari pertanyaan Nathan barusan.

"Kalo lo jadi Regina. Apa lo juga bakal putusin gue dengan alasan yang sama? "

"Enggak, gue nggak peduli kalo kakak gue gak pulang sekalipun. Karena sebelumnya kan nyokap udah terbiasa tanpa dia. Itu opsi gue kalo gue jadi Regina. Kaya yang udah lo ceritain barusan. "

"Tapi nyatanya, nyokap Regina nggak bisa kaya yang udah lo bilang. "

"Itu tergantung hati kita. Kalo udah beneran ikhlas sih gue yakin bisa. Masalahnya, waktu itu, nyokap Regina nggak ikhlas, anak lelakinya diambil alih. "

"Emangnya lo bakalan ikhlas? Kalo anak lo diambil alih orang lain? "

"Tergantung. Kalo posisi anak gue bisa jadi lebih baik tanpa gue. Gue bakal ikhlasin. Kaya yang dialamin Dimas. Dia jadi lebih baik kan? Karena waktu itu, orang tua Regina lagi susah. " Nadia menarik napasnya cukup panjang.

"Coba kalo waktu itu Dimas ada di pelukan orang tua Regina, mungkin saat ini Regina enggak ada. Dimas juga mungkin nggak kaya sekarang. "

Nathan memikirkan ucapan Nadia. Ada benarnya juga.

"Jadi? Gue harus gimana? "

"Lo buktiin ke Regina. Kalo lo udah beneran mantap buat sama dia. Jangan baperin Reina, ataupun, cewek lain. " kata Nadia lagi. Nathan mengangguk.

"Btw, udah malem. Gue harus pulang. " Nadia merubah posisinya menjadi duduk. Lalu membersihkan debu yang menempel di tubuhnya.

"Gue anter. Gue kan harus tanggung jawab mulangin lo dengan selamat. " kata Nathan.

"Gausah, rumah kita cuman beda beberapa gang. Kaya lo sama siapa aja. Udah gue pamit. Lo ati-ati pulangnya. " kata Nadia lalu berdiri dan meninggalkan Nathan sendirian.

Nathan mengikuti langkah Nadia. Udara di taman komplek malam ini terasa dingin, dan Nathan memutuskan untuk ikut pergi dari tempat ini.

"Ya, makasih ya pencerahan dari lo bikin gue adem, " kata Nathan yang sudah berhasil menyusul kangkah Nadia.

"Sama-sama" katanya pelan. Nathan melepas jaket nya, meletakkan di tubuh Nadia, terlihat kebesaran tapi setidaknya cewek itu tidak kedinginan.

"Kan gue bi.... "

"Lo sahabat gue, gue ga akan biarin lo tersiksa dinginnya malam ini, " Nathan memotong ucapan Nadia. Ia tidak tahu, perasaan Nadia yang bergemuruh, jantungnya seakan ingin lepas. Ia tidak sanggup berada di dekat Nathan lama-lama, bisa mati muda dia.

After RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang