Bukan cinta yang jahat, tapi diri lo sendiri yang salah pemahaman. Bukan rindu yang berat, tapi nafsu mu untuk bertemu dia yang begitu besar.-Amalia Indah-
Reina berjalan pelan menuju rooftop sebuah apartement, pandangannya kosong, ia membuka pintu darurat.Reina mendudukkan dirinya di pinggiran rooftop, membiarkan kaki nya menggantung dibawah. Ia menikmati suasana senja yang ia sukai, jujur ia mencintai senja, mencintai ciptaan Tuhan nya.
Kenapa saat gue udah percayain banget hati gue sama lo, lo malah ngejatuhin kepercayaan gue sama lo. Kenapa lo sejahat itu? Kenapa cinta sejahat ini? Apa gue salah udah milih lo?! Apa gue udah salah sampe gue se sakit ini? Gue benci lo Dick, gue benci sama lo!
"AAAAAAAAAaaaa!!! " Reina mencoba berteriak.
Menyalurkan kesedihannya pada dunia, melupakan kesakitannya pada Dunia, membiarkan angin bertiup membawa kemanapun lukanya.
Rambutnya yang ia biarkan tergerai menari-nari tertiup angin, membiarkan rambutnya menampar wajahnya sendiri.
Sungguh Reina sangat kecewa dengan ulah Dicky tadi siang.
Ia marah, ia tidak terima jika harus ada wanita lain yang berada disisi Dicky kekasihnya, hah? Kekasih? Masih Pantaskah ia disebut dengan kekasih? Setelah semua ini terjadi.
#####
Di titik lain Seseorang memantau Reina dengan tatapan intens.
"Lo kenapa? Teriak kaya orang stres gitu" Reina berbalik, ia memandang cowok didepannya itu dengan tatapan sebal.
Ya, siapa lagi kalau bukan Nathan. Tempat ini adalah markas favorit mereka bertiga, Nathan, Dicky, dan Reina.
Walaupun lebih sering Nathan dan Reina saja yang berada disini.
Reina hanya diam, ia kembali memfokuskan pandangannya pada suasana kota, menghiraukan Nathan dibelakangnya.
"Gue ngomong sama lo tolol, bukan ngomong sama angin. Jawab kek! " Nathan menggerutu kesal dengan sikap Reina kali ini.
"Lo sendiri ngapain kesini? Bukannya lo sakit! " kata Reina ketus, Nathan tersenyum miring.
"Gue nanya lo, bukannya jawab malah nanya balik, dasar aneh" Nathan kembali bicara.
Tapi Reina hanya tersenyum miring, tanpa ingin menjawab pertanyaan Nathan.
#####
"Oke" Nathan mendudukkan dirinya disebelah Reina, meraih kepala Reina dan menyandarkan pada bahu nya.
"Sekarang lo cerita, kenapa? " tanya Nathan lagi.
Tapi Reina masih enggan buka suara, ia lebih memilih menikmati sandarannya di bahu Nathan.
Tempat favorit kedua setelah rooftop dan kamarnya.
####
"Reina pratama, ayolah, gue yakin lo nggak bisu. Cerita dong" Nathan kembali memaksa Reina untuk bercerita.
Tapi Reina malah meraih tangan Nathan, meremasnya menggunakan kedua tangannya yang jelas lebih kecil dari ukuran tangan Nathan.
"Gue patah hati" kata Reina pelan, memang faktanya hatinya telah dikecewakan oleh Dicky, membuat luka di hatinya.
"Cih, patah hati? Reina Pratama? Patah hati? " tanya Nathan tak percaya.
Ia tau Reina yang ia kenal tidak mudah untuk jatuh cinta, tapi kenapa cinta pertamanya justru melukai hati gadis itu?.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Rain
Teen FictionLo bakalan ngerasa bahagia, saat orang yang lo sayang ada disisi lo. Terlihat, maupun enggak terlihat. Lo akan bahagia. -Nathan Adriansyah- Gue mencintai lo, bahkan sebelum lo mencintai gue. Tapi gue sadar, kita nggak akan bisa bersatu. -Reina Prat...