3

1.3K 61 2
                                    

"Hey kamu, di mana bos mu?" Tanya Debo ke salah satu pelayan cafe.

"Ada diruangan nya"

"Emangnya ada hal apa? Sampai mau bertemu bos?" Pelayan itu merasa heran ada apa gerangan pelanggan mau menemui bosnya. Apakah salah satu pelayan di sini melakukan kesalahan.

"Ada hal yang sangat penting, " Kata Debo singkat. "Di mana letak ruangannya?"

"Masuk aja di dalam. Di pintu yang berwarna coklat itu. Sebelum masuk jangan lupa ketuk." Ucap pelayan itu.

******

"Yo, lo gak malu ya, minta dianterin bokap lo sampai di depan kelas?" Tanya Cakka saat ia melihat Rio yang di antar papanya.

"Ya, gak lah, inikan urusan Rio bukan urusan orang." Ucap Rio.

"Yo, sifat lo makin menjadi selama nyokap lo sama dia meninggalkan dunia ini." Cakka sedih dengan tingkah sahabatnya ini.

"Cakka, dia akan selalu ada di hati Rio. Sampai kapan pun tidak terganti." Rio menahan air matanya. Ia lemah saat mengingat sosok dia.

"Maaf, bukannya gue buat lo sedih tapi--"

"Udahlah Cakka, Rio gak mau lagi dengar Cakka ngomongin soal dia. Rio yakin dia enggak mati. Rio yakin dia masih hidup. Rio bakal cari dia sampai dapat." Ucapan Cakka tersela oleh Rio.

Cakka menghembus nafas panjang. "Ya Allah. Kenapa sahabatku menjadi gini. Di mana dia yang dulu. Bukannya aku tidak bersyukur tapi aku hanya gak mau Rio di hina orang lain. Sudah cukup dia menderita"

****
Tok...tok...tok suara pintu diketuk.

"Masuk!" Kata orang yang di dalam ruangan itu.

"Anda siapa? Dan ada kepentingan apa yang membuat anda ingin menemui saya," Kata Alvin the to point.

"Gue Debo. Dan gue mau karyawan lo yang cantik itu jadi milik gue," Dengan keberanian Debo menyampaikan maksud kedatangannya.

"Karyawan cantik? Karyawan mana yang anda maksud? Karyawan saya semuanya cantik-cantik." Alvin heran dengan tingkah seseorang yang ada di depannya ini.

"Gue gak tau namanya. Tapi dia bertubuh mungil, langsing, kulitnya putih mulus, mukanya oval, rambutnya berkuncir kuda, punya gigi ginsul dan berlesung pipi di kedua pipi imut miliknya." Debo menjelaskan ciri-ciri incarannya dengan tersenyum.

"Maksud anda Ify?" Tanya Alvin setelah mendengar ciri-cirinya.

"Mana gue tahu, pokoknya gue mau dia jadi milik gue!"

"Gak bisa, dia punya banyak hutang dan dia belum melunasinya." Alvin beralasan agar Ify tak pergi dari kehidupannya.

Yaps, siapa sangka kalau Alvin menyukai Ify sejak lama, dan dia tak rela kalau Ify diambil orang, apalagi Ify selalu membuat hari nya tenang. Walaupun dia sering tegas di hadapan Ify. Sebenarnya dia tidak mau di anggap bos yang pilih kasih.

"Gue akan bayar hutang dia." Debo tak mau kalah.

"Anda siapa? Berani-beraninya mengambil karyawan saya? Ini buka club yang bisa mengambil wanita semaunya." Dengan tegas Alvin menolak.

"Gue anak dari pengusaha kaya. Jangankan gadis itu! Cafe kecil dan murahan milik lo ini juga bisa gue beli!" Debo meninggikan suaranya.

"Yang kaya orang tua anda bukan anda. Sekarang anda keluar. KELUAR DARI RUANGAN SAYA!" Alvin jelas sangat terlihat marah.

"Slow bro. Gue bakal ingat lo selamanya." Ucap Debo lalu keluar dengan santainya.

*******

"Yo, lo pulang sama siapa?" Tanya Cakka saat jam pelajaran sudah selesai.

"Rio minta di jemput papa." Rio menjawab pertantaan Cakka sambil memasukan laptop ke dalam ranselnya.

"Papa lo kan sibuk Yo. Bagaimana kalau lo sama gue aja deh."

Rio tampak berpikir, dia tahu kalau papanya begitu sibuk, dengan perusahaan besarnya karena ada klien penting yang menguntungkan.

"Bagaimana Yo, mau gak?" Suara Cakka memotong pikiran Rio yang ragu.

"Ya sudahlah, Rio ikut sama Cakka aja tapi cakka jangan apa-apain Rio ya" Rio memutuskan untuk ikut dengan Cakka.

"Yaelah Yo, emangnya gue cowok apaan? Kita kan udah lama berteman jadi lo gak usah khawatir. Gak bakal gue culik." Cakka menyakinkan Rio.

"Yaudah deh, Rio nelpon papa dulu ya, biar papa gak jemput Rio." Lalu mengambil HPnya menelpon papanya.

Papanya mengizinkan Rio untuk pulang dengan Cakka. Pak Hendra merasa senang anaknya mau pulang dengan Cakka.

"Yuk, Cakka kita pulang." Rio mengakhir panggilan.

"Ayo!" Ucap Cakka dengan semangat lalu masuk ke mobilnya di sertai Rio.
*****

"Dasar bocah keras kepala, dengan santai nya dia mau ngambil Ify, tanpa Ify gue gak bisa tersenyum." Alvin tersenyum mengingat Ify yang hadir dalam hidupnya. Mengambil posisi tertinggi di hatinya.

Seribu alasan Alvin agar Ify tidak diambil Debo, dan ternyata salah satu alasannya membuat Debo tak jadi mengambil ify. Karena Alvin mengancam akan melaporkan Debo ke pihak yang berwajib.

.........

Happy reading guys

Maaf typo bertebaran jangan lupa vote dan komen ya:)

Fake SpoiledTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang