7

1K 52 0
                                    

"Hari yang terindah dalam sejarah adalah disaat kita bersama orang yang kita sayangi"

******""""
Happy reading

Jam sudah menunjukkan pukul 22.00 WIB tapi sahabatnya belum pulang juga, padahal jam kerjanya habis jam 21.00 WIB.

"Emm, kemana ya Ify? Jam segini belum pulang? Atau dia di culik preman. Kan Ify mungil seperti semut yang berbaris di dinding." Via mencemaskan sahabatnya yang tak kunjung pulang itu.

Tiba-tiba terdengar bunyi mobil berhenti, di sana keluar Ify dari mobil tersebut. Lalu melambaikan tangan ke arah bosnya dan tidak lupa mengucapkan terima kasih.

"Hey Fy, dari mana lo? Pulang malam-malam begini?" Tanya Via saat Ify baru melangkahkan kakinya ke teras kost.

"Ehh Via, tadi bos gue kasih free, jadi gue jalan ke pantai." Jawab Ify

"Pantas aja, udah jam segini baru pulang, gak ngajak gue ke pantai lagi, ditambah lagi tugas kuliah gue menumpuk kaya sampah di Jakarta." Kata Via panjang lebar.

"Ualah, ayang ebeb, cini -cini Neng Ipy yang cuantik seperti bidadari jatuh dari surga bantuin." Suara alay ala Ify membuat Via seketika hamil mendadak.

"Uhwekk, ember mana ember? Gue jadi kepengen muntah denger lo ngomong f
Fy." Ucap Via dengan muka seperti orang mau muntah.

"Hahahahhahahah, ekspresi lo gak nahan Via. Seharusnya gue foto tadi." Kata Ify tertawa terbahak-bahak.

"Ihh, lo Fy, gak nyambung banget." Ucap Via kesal.

"Emm, masa sih gak nyambung? Seorang Via yang bawel and rewel menyukai seorang Alvin?" Ucapan polos Ify membuat Via yang lagi marah seketika mendadak beku di tempat setelah mendengarkan perkataan Ify.

"Lo... kok bisa tau?" Via menampilkan muka terkejut

"Cishh, lo bisa sembunyiin segalanya dari semua orang tapi lo gak bisa sembunyiin apapun dari gue." Ify dengan santai melepas sepatunya dan meletakan di rak di depan kamar kostnya.

"Lo, tau sejak kapan Fy? Jangan-jangan lo titisan demit?" Via bertanya. Dia heran kenapa perasaan yang ia pendam seorang diri bisa ketahuan oleh Ify.

"Sejak beberapa bulan yang lalu, saat lo ke cafe liat gue kerja, di situ mata lo gak bisa lepas dari bos gue." Kata ify jujur. Ia ingat bagaimana mata jelatan Via menatap Alvin yang duduk di kursi kasir karena waktu itu penjaga kasir sakit.

"Fy, tolong jangan bilang ke siapa-siapa ya," Via memohon ke Ify.

"Ok sep, tenang aja, rahasia lo aman kok ke gue, dan gue juga bisa bantu lo makin dekat sama Bos Alvin." Ucap Ify.

Via membulatkan matanya." Hah lo bisa dekatin gue sama Alvin?" Ify hanya mengangukkan kepalanya.

"Asikkkk, jadi lo bisa deh jodohin  gue sama bos lo yang mirip oppa Korea ya." Via langsung memeluk Ify.

"Yah, bisalah." kata Ify lalu masuk ke kamarnya meninggalkan Via yang masih mengkhayal memikirkannya Alvin.

😝😝😝😝😝😝😝😝

"Saatku sendiri kulihat foto dan video bersamamu yang telah lama kusimpan.
Hancur hati ini melihat semua gambar diri yang tak bisa ku ulang kembali.
Ku ingin saat ini engkau ada di sini.
Tertawa bersamaku seperti dulu lagi.
Walau hanya sebentar tuhan tolong kabulkanlah bukannya diri ini tak terima kenyataan. Hati ini hanya rindu." Rio menyanyi di dalam kelasnya membuat semua memperhatikan Rio

"Wehh, suara lo bagus banget." Ucap Cakka disertai anggukan dari mahasiswa/i yang mendengarkan suara Rio

Rio hanya salah tingkah, dia tidak mengira bahwa ada yang mendengarkan dia bernyanyi. Padahal dia bernyanyi dengan suara pelan.

"Emmm." Gumam Rio malu dengan muka memerah.

"Suaranya sih bagus, muka juga ganteng, tajir, tapi sayang dia manja kayak cewek." Kata seorang mahasiswi

Cakka melototkan matanya ke arah mahasiswi itu, dan melihat ke arah Rio yang mukanya tampak sedih.

"Gak usah di dengerin. Mereka cuma kecebong yang tertukar kok." Hibur Cakka.

"Apaan maksud lo? Kecebong yang tertukar hah?" Suara protes membuat Cakka menoleh ke sumber suara.

"Jadi gini sebenarnya tuh kecebong calon bidadari mau masuk ke ovum tapi di tikung kecebong badut menor. Kasian banget yakan?" Cakka memasang muka sedih.

Bersambung....
Jangan lupa vote:)

Fake SpoiledTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang