16

963 37 2
                                    

Jika kau merasa bersalah maka minta maaflah
Selesaikan masalahmu dengan kepala dingin jangan menang sendiri

✴✴✴✴✴✴✴✴✴✴✴✴

Cakka hanya bisa menatap Ify tak percaya, bagaimana tidak Ify menampar seorang Debo? Bukannya apa Cakka tahu kalau Debo itu orangnya pendendam.

"Fy, tadi yang nampar Debo itu lo?" Cakka bertanya dengan rasa tidak percaya.

Ify hanya menganguk, Ify merasa bersalah karena telah menampar Debo, bahkan dia gak sadar kalau dia yang menampar Debo. Itu adalah refleks dirinya.

"Gila lu Fy, tapi kok muka lo gak dingin kaya tadi ya atau jangan-jangan lu punya kepribadian ganda." Tuduh cakka.

"Wah, Ify punya kepribadian ganda." Ucap Rio yang tadi hanya menyimak kejadian yang baru terjadi

"Sumpah, gue gak tau apa-apa, tangan gue yang ngelayang sendiri, dan gue gak punya kepribadian ganda"ucap ify membela diri

"Lu akan punya banyak musuh Fy, apalagi para Fans Debo." Cakka menggerakan bola matanya ke sisi kanan banyak fans Debo di kelas ini. Belum lagi di luar sana.

"Aduh, bagaimana ini? Gue kan baru masuk udah buat masalah aja." Keringat dingin menusuk Ify.

"Itukan salah Ify, kenapa Ify bela Rio? Biar aja Debo duduk sama Ify, Rio kan bisa duduk sama Cakka di belakang." Rio tanpa rasa bersalahnya berbicara.

Ify yang mendengar ucapan Rio merasa kesal,"Cish, dibelain, eh malah nyalahin."

"Gue saranin lo minta maaf sama Debo deh Fy, sebelum Debo melakukan hal diluar kendali." Saran Cakka.

"Bagaimana caranyapasti dia merasa marah banget?" Tanya Ify dengan nada rasa bersalah.

"Gak akan Fyy, kelihatannya Debo suka sama lo deh. So tinggal lo luluhkan hatinya." Cakka berbicara. Ify merasa Cakka benar.

"Iya Ify, tadi aja Debo nyuruh Rio pindah, berarti Debo suka sama Ify." Ucapan Rio  menambah keyakinan Ify.

"Yaudah deh, tapi di mana Debo sekarang? gue kan gak tau seluk-beluk universitas ini, kalian temanin gue ya." Ify memasang muka memelas. Menambah keimutan dirinya.

"Iya iya, gue temenin lo. Yo mau ikut gak?" Tanya Cakka ke Rio. Rio hanya menganguk.

✴✴✴✴✴✴✴✴✴✴✴

Ify berjalan didampingi Rio dan Cakka.

Tiba-tiba sebuah tangan menarik rambut Ify membuat Ify meringis kesakitan. Tubuhnya terjungkal ke belakang.

"Akhh, sakit." Ucap Ify karena tarikan dirambutnya semakin kuat.
Cakka dan Rio berusaha membantu Ify.
Tapi para bitch itu menghalangin Cakka dan Rio.

"Sakit? Ini gak sesakit saat lo nampar Yayang Debo!" Cewek itu menarik rambut Ify semakin kuat.

"Gue gak sengaja nampar Debo." Ify menahan rasa sakit di kepalanya. Rambutnya serasa mau tanggal dari kulit kepalanya.

"Tia, jangan lu apa-apain Ify." Geram Cakka karena tidak bisa membantu Ify karena antek-antek Tia.

Tia atau Tiara menoleh ke arah Cakka, saat Tia mulai lengah, Ify dengan cepat membalikan badan Tia.

"Aks, sakit jalang!" Ucap Tia saat tangannya berada di belakang tubuhnya karena Ify.

"Sakit ya? Sama tadi gue juga sakit. Sekarang kita impas." Nada dingin Ify menguap disekitar mereka.

"Yah, kembali deh sifat "batin Rio dan Cakka.

"Tapi karena gue ngerasa bersalah, dan tadi lo juga gak tau kejadiannya, gue lepasin lo!" Ify melepaskan Tia.

"Guys cabut!"Perintah Tia kepada teman-temannya.

"Gue ngerasa lu punya kepribadian ganda deh Fy, sifat lu beda-beda." Celetuk Cakka

"Gak kok, gue cuma membalas doang. Gue sakit mereka harus merasakan sakit juga." Ucap Ify.

"Eh, Ify, itu Debo deh." Ucap Rio saat melihat Debo sedang duduk di bangku teman belakang, terlihat banyak teman-temannya.

"Lo yakin mau nyamperin Debo sendirian?" Tanya Cakka saat Ify menolak Cakka dan Rio menawarkan menemani Ify meminta maaf.

"Gak usah, kalian tunggu aja di sini!" Ify meninggalkan Rio dan Cakka dan pergi ke arah Debo.

"Ehem." Dehem Ify saat udah di belakang Debo.

Serentak semua menoleh ke sumber suara.

Bersambung
Maaf typo bertebaran jangan lupa vote dan komen ya

Fake SpoiledTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang