Harusnya, pagi ini jadi pagi yang damai seperti biasanya bagi Himchan. Harusnya, dia sudah siap-siap bersama bekal makan siang yang terbungkus rapi di tempatnya dan mengantarkannya ke ruangan Yongguk. Dan harusnya, dia selalu punya waktu sekitar setengah jam untuk diam bersama Yongguk sebelum Yongguk pergi inspeksi pagi.
Pagi ini, semua kegiatan Himchan hanya menjadi sebuah kata. Harusnya.
Berantakan. Semua yang dia siapkan hari ini berantakan. Bekal makan yang tadi berada di tangannya kini mendarat dan berantakan di atas lantai. Semua orang menatapnya, kemudian menatap ke arah mading yang sedang ramai-ramainya.
Ada foto dirinya di sana, bersama Yongguk tentunya.
Kedekatan yang mereka tunjukkan di foto itu memang tidak terlalu jelas. Masih ambigu. Sekilah terlihat biasa, namun cukup menimbulkan rasa curiga ketika orang melihatnya. Kedekatan yang mereka tunjukkan terlihat lebih dari sekedar interaksi antara guru dan murid.
"Ada apa berkumpul di depan mading seperti ini? Cepat bubar! Ya, ampun. Anak-anak jaman sekarang."
Himchan menatap orang yang baru saja mengusir siswa yang tadi berdiri di depan mading. Itu Yongguk, yang kini tersenyum manis padanya dan memungut tempat bekal yang terjatuh di lantai.
"Ke ruanganku," kata Yongguk.
"Tapi... foto itu..."
"Ssstt... tidak usah di pikirkan. Ayo."
Himchan menurut dan mengikuti Yongguk pergi ke ruangannya. Berharap agar tidak terjadi apapun padanya juga pada Yongguk ke depannya.
。。。。。。
"Youngjae, ada Daehyun?"
Youngjae mengalihkan pandangannya dari papan tulis yang sedang dia bersihkan. Ada Minhyun di sana, bersama Daniel di belakangnya. Tumben sekali Minhyun datang ke kelas mereka bersama Daniel pula.
"Ada apa, Kak?" tanya Youngjae.
"Begini, Pak Yongguk minta bantuan Daehyun. Kau tahu pagi ini banyak foto Himchan dan Pak Yongguk yang tersebar ke seluruh sekolah. Pak Yongguk meminta bantuan pada Daehyun dan Daniel untuk mencabut semua foto itu juga mencari pelakunya," jelas Minhyun.
"Heran. Kenapa harus aku yang di suruh, sih," gerutu Daniel sebal. "Bersama orang aneh itu pula."
"Daehyun bukan orang aneh!" sanggah Youngjae cepat. "Kalau kau bermasalah dengannya, jangan bawa-bawa orang lain untuk ikut membencinya juga, ya, Daniel! Ah, sebentar, Kak, aku panggil Daehyun dulu."
Youngjae meletakkan penghapus papan tulis, kemudian menghampiri Daehyun yang sedang sibuk mengerjakan pekerjaan rumahnya. Lupa dia kemarin malam karena sibuk curhat dengan Youngjae.
Daniel menatap pada Youngjae dan Daehyun. Awalnya ketika Daehyun mendongak kepala dan melihat Daniel ada di sana, pemuda itu menggeleng cepat dan kembali fokus pada pekerjaan rumahnya. Tapi setelah Youngjae terlihat memohon dan seperti memberikan penawaran padanya, Daehyun langsung menutup buku, mengacak rambut Youngjae dan berjalan keluar menghampiri Minhyun dan Daniel.
"Karena Youngjae yang memintanya untukku, maka aku akan membantu," ujar Daehyun.
"Dasar budak cinta," sindir Daniel.
"Tolong berkaca."
Minhyun hanya bisa tertawa hambar melihat perdebatan dua orang itu. Kemudian menjelaskan sekali lagi apa yang harus Daehyun lakukan dan pergi meninggalkan kedua pemuda yang terus berdebat secara batiniah itu. Daniel berjalan mendahului Daehyun dan Daehyun terlihat santai mengikutinya setelah melihat Youngjae yang mengepalkan tangan dan berbisik menyemangati.
KAMU SEDANG MEMBACA
「✔」DaeJae☆He and His Phobia
Fanfiction「FINISH」 Rahasia, masa lalu, trauma dan phobia. Semua orang pasti memilikinya, bukan? Dan hanya ada satu cara untuk menghadapinya. Memberanikan diri menghadapi ketakutan itu. DaeJae, slight BangHim and OngNiel (from Wanna One)