"Youngjae kenapa?"
Himchan segera membuka pintu kamar ketika melihat Daehyun membawa Youngjae di belakangnya. Pemuda itu menyandarkan kepala di pundak Daehyun lemas. Daehyun sempat menepuk kepala Youngjae pelan agar pemuda itu ikut melangkah masuk ke dalam kamar Himchan. Himchan sendiri sudah merasa lebih baik karena sudah beristirahat seharian tadi.
"Duduk dulu," kata Himchan.
Daehyun menurut dan menuntun Youngjae untuk duduk di sofa Himchan. Sesekali menggusak kepala Youngjae agar dia merasa lebih tenang.
"Hyung, tadi ada yang ke sini?" tanya Daehyun setelah meletakkan kotak makanan di atas meja Himchan.
Himchan yang sedang mengambil minuman di lemari es kecil di kamarnya langsung menoleh kemudian tersenyum tipis pada Daehyun.
"Tadi... Taekwoon menghampiriku."
"Taekwoon?"
Daehyun menerima minuman pemberian Himchan lalu menyodorkannya pada Youngjae. Youngjae menerimanya dan langsung mengarahkan kaleng minuman itu ke kepalanya yang mendadak pusing. Youngjae ingin muntah sejak tadi.
"Ya, Jung Taekwoon." Himchan mengusap kasar wajahnya. "Dia datang ke sini sebanyak tiga kali dan sudah kuusir juga sebanyak tiga kali. Aku pusing," gerutu Himchan.
"Kau ada masalah dengannya?"
Daehyun dan segala keingintahuannya. Tapi bukan sekedar keingintahuan tanpa dasar, Daehyun masih mencoba mencocokkan semua hipotesa yang sedari tadi menghantuinya. Dia ingin tahu tentang Taekwoon, dan tatapannya yang membuat Youngjae merasa ketakutan.
"Sedikit masalah di masa lalu saat aku berada di klub koran," kata Himchan, "Masalah tidak penting, sih. Memang kenapa?"
Daehyun menggeleng cepat, tangannya masih setia memegang kaleng minuman dingin yang melekat di dahi Youngjae, membantu jemari lemah Youngjae agar kaleng itu tidak meluncur jatuh dari wajahnya. Senyum tipis terlukis di wajah Himchan. Entah kenapa dua orang ini terlihat sangat lucu di matanya.
"Tadi Taekwoon tidak sengaja menabrakku," kata Youngjae, "Tatapannya sangat menyeramkan."
"Benar, kan? Tatapannya itu benar-benar seperti singa yang siap melahap mangsanya. Aku saja terkadang takut kalau berhadapan dengannya."
Singa.
Daehyun agak berjengit ketika Himchan mengatakan kalau tatapan Taekwoon terlihat seperti singa. Memang ketika sekilas melihat tadi, tatapan itu benar-benar tajam dan memiliki aura membunuh yang kuat.
"Dan dia memiliki nama panggilan sewaktu masih SMP dulu."
"Panggilan?"
Himchan menganggukkan kepala menanggapi pertanyaan Daehyun. Jemarinya mengetuk-ngetuk dagu, mencoba mengingat nama panggilan Taekwoo sewaktu masih SMP dulu. Kemudian Himchan terlihat menjentikkan jari dan menatap Daehyun.
"Nama panggilannya Leo! Dulu dia dipanggil begitu oleh pelatih klub sepak bola karena terlihat seperti singa yang mengejar mangsa saat menggiring bola!"
Dan tepat sesaat setelah Himchan menyebutkan nama panggilan Taekwoon, Daehyun langsung berdiri karena tersadar akan sesuatu. Tangannya bergerak menggusak helaian rambut Youngjae pelan.
"Kurasa aku mengetahui siapa yang melakukan ini," ujar Daehyun.
"Siapa?"
"Si Jung Taekwoon itu."
Kedua mata Himchan melebar ketika mendengar nama Taekwoon yang meluncur dari mulut Daehyun. Kepalanya pusing. Kenapa Taekwoon harus melakukan ini padanya? Kenapa dia harus menyebar foto-foto Himchan bersama dengan Yongguk?
KAMU SEDANG MEMBACA
「✔」DaeJae☆He and His Phobia
Fanfiction「FINISH」 Rahasia, masa lalu, trauma dan phobia. Semua orang pasti memilikinya, bukan? Dan hanya ada satu cara untuk menghadapinya. Memberanikan diri menghadapi ketakutan itu. DaeJae, slight BangHim and OngNiel (from Wanna One)