.17

408 76 12
                                    

Baca sampai bawah karena ada pengumuman.

Daehyun cukup terkejut ketika melihat kamarnya sekarang. Dia baru saja tiba dan disambut dengan pemandangan yang sangat—Waw! Daehyun suka ini!

Banyak makanan berada di atas meja. Tidak banyak juga, sih, ada tiga menu yang semuanya disuguhkan dalam porsi besar. Jajangmyeon, pizza dengan ekstra keju dan cheese cake—bukan steamed cheese cake bungkusan yang rasanya aneh itu, tapi benar-benar cheese cake. Di sana sudah ada Youngjae yang tersenyum manis, mungkin sudah menunggunya sejak tadi.

"Bagaimana bisa banyak makanan—"

"Aku meminta bibi kantin memesannya. Ah, jajangmyeonnya bibi kantin yang masak," ujar Youngjae cepat sebelum Daehyun bertanya macam-macam. Perutnya sudah keroncongan karena waktu makan malam sudah lewat lebih dari satu setengah jam lalu. "Cepat duduk sini."

Daehyun menurut saja. Setelah melepas sepatu, jas dan dasi sekolahnya, dia langsung duduk di kursi, berhadapan dengan Youngjae. Tangannya dengan cepat mengambil dua mangkuk jajangmyeon, menyatukan bagian atasnya yang masuk tertutup plastik lalu menggocoknya—cara mengaduk bumbu jajangmyeon agar cepat merata. Setelahnya dia memberikan pada Youngjae, menggulung lengan baju lalu mengambil sumpit yang disediakan.

"Kenapa bibi kantin mau memesankan ini? Bukannya akan merugikan dia?" tanya Daehyun. Yang ditanya hanya mengelurankan cengiran lucu—seharusnya Daehyun tahu apa maksud senyuman itu. "Dasar orang kaya."

"Maaf. Tolong berkaca," kata Youngjae. "Cepat makan atau aku habiskan semua ini. Aku sudah menepati janjiku, lho."

Daehyun tak lagi banyak bicara dan langsung menyantap makanan sebelum Youngjae merebutnya. Mana bisa Daehyun berpisah dengan belahan jiwa itu. Ah, soal janji, saat tadi di sekolah Youngjae mengatakan pada Daehyun bahwa dia akan membelikan banyak makanan kalau Daehyun mau membantu Yongguk bersama dengan Daniel. Pantas saja Daehyun langsung menyetujui tanpa protes sedikitpun. Makanan semua, sih, yang ada di pikirannya.

Senyum di mulut Youngjae terkembang ketika melihat Daehyun yang melahap makanannya tanpa henti tanpa bicara sedikitpun. Mulutnya yang penuh dengan saos jajangmyeon membuat Daehyun terlihat sangat imut. Ingin Youngjae cubiti jadinya kedua pipi yang sedang menggembung itu.

"Hari ini tidak aneh-aneh, kan? Tidak marah-marah pada Daniel, kan?"

Kepala Daehyun menggeleng cepat, "malah dia yang mencoba memancing amarahku. Tapi sesuai janjiku padamu, aku tidak akan mencari gara-gara dan akhirnya aku pergi dari sana. Pak Yongguk juga meneriaki kami karena berisik di depan ruangannya."

"Pak Yongguk sepertinya menjadi stress karena masalah ini."

Ujaran Youngjae ditanggapi dengan anggukan setuju dari Daehyun yang sudah menghabiskan menu pertamanya. Mulutnya yang penuh saos membuat Youngjae gatal. Dia meraih beberapa lembar tisu, mencondongkan badan ke arah Daehyun lalu mengusap pelan saos yang tersisa di pinggir bibir Daehyun. Keduanya terdiam lama, seperti yang sering terlihat di dalam drama-drama roman picisan tontonan Ibu-ibu di televisi.

Perlahan Daehyun meraih lengan Youngjae dan menariknya agar pemuda itu lebih mendekat. Daehyun menatap manik kecoklatan Youngjae dalam-dalam, kemudian melirik ke arah bibir yang sedikit terbuka seakan meminta izin pada Youngjae untuk menyentuhnya. Setelahnya, Youngjae mengangguk. Membiarkan Daehyun untuk memotong jarang dan mendaratkan sebuah kecupan di bibirnya.

「✔」DaeJae☆He and His PhobiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang