.20

430 82 5
                                    

Kesal. Kesal. Kesal.

Daehyun merasa kesal dengan dengan dirinya yang selalu saja cepat menyerah dan merasa sakit hati. Kesal karena tidak mampu meyakinkan Jaebum kalau dialah yang mampu menjaga Youngjae. Meringis karena punggungnya yang menabrak tembok akibat dorongan Jaebum tadi. Mungkin punggungnya ada sedikit memar sekarang.

Melangkahkan kaki menuju kelas yang sudah tak berpenghuni. Jelas, karena Daehyun baru saja kembali dari rumah sakit dengan berjalan kaki. Dia tidak mampu berpikir dan berhenti untuk sekedar memanggil taksi. Otak dan hatinya dipenuhi dengan bayangan Youngjae yang tadi berteriak kencang hingga terdengar keluar.

Youngjae kenapa? Apa yang terjadi dengannya?

Ah, Daehyun bingung dengan apa yang harus dia perbuat sekarang. Dia tidak mungkin menemui Youngjae saat ada Jaebum bersamanya. Manusia tengik (menurut Daehyun) satu itu tidak mungkin akan membiarkan dia bertemu dengan Youngjae.

Berjalan ke mejanya untuk mengambil tas dan buku yang dia tinggalkan, melirik ke arah bangku Youngjae yang tasnya juga masih ada di sana. Sepertinya dia harus membawanya kembali ke asrama juga. Daehyun menghampiri meja Youngjae, membuka tasnya kemudian merogoh laci untuk mencari apakah ada buku yang tertinggal di dalam sana.

Tuk

Ada sesuatu yang jatuh.

Daehyun menangkap dua kotak yang berbungkus kertas kado bergambar anjing laut dan beruang kutub. Bungkusnya manis dan... ada sepucuk surat yang ditempelkan di belakang kotak kado tersebut.

Dia mengambil keduanya, kemudian meraih surat yang berada di belakang kado bergambar beruang kutub. Surat dari Seongwoo.










Hello, Daehyun. Ini Seongwoo! Kau pasti tahu aku, kan? Tahu, dong. Hehe.

Maafkan aku karena hal terakhir yang bisa kulakukan untukmu sebelum aku pergi hanyalah memberi hadiah kecil dan menuliskan surat ini untukmu dan Youngjae. Semoga berkenan, ya! Jangan dibuang, lho. Buatan tanganku sendiri, nih!

Sebelumnya untukmu, Daehyun. Aku ingin mengucapkan banyak kata maaf yang selama ini tidak pernah bisa aku sampaikan. Aku sudah menjadi pengecut yang terlalu takut untuk bertemu dengamu, bahkan bertatap mata denganmu. Maaf, jangan tersinggung. Tatapan matamu benar-benar menakutkan bagiku. Huhu :((

Tapi tidak apa-apa! Setelah aku pulang nanti aku pastikan kalau aku bisa menatap matamu dengan berani. Ah, bukan hanya matamu, tapi aku akan menatap dunia yang selama ini aku abaikan. Aku akan melihat betapa indahnya pemandangan di depanku tanpa harus takut lagi.

Dan... maafkan aku karena telah merebut kebahagiaanmu. Aku sama sekali tidak pernah bermaksud begitu... Kau tahu, kan? Aku juga ingin bahagia, tapi aku sama sekali tidak bermaksud untuk merebut Ayah darimu. Bahkan sebenarnya aku sering menyuruh Ayah untuk pulang dan menemuimu, menyuruh Ayah untuk mengabaikan keberadaanku. Ayah juga sebenarnya masih sering mengunjungimu. Datang ke kamarmu dan mengelus rambutmu dengan penuh kasih sayang. Kau tahu, Ayah sangat menyayangimu! Aku merasa iri.

Terakhir, aku ingin minta maaf karena harus pergi sekarang. Aku meminta pada Ayah dan Kakek untuk pergi bersama Daniel dan menjalani terapi di London. Ini kulakukan agar Pak Yongguk tidak merasa terbebani dengan keberadaanku dan kau bisa menghabiskan waktu bersama Ayah.

Terima kasih, Daehyun sudah mau menjadi saudaraku. Maafkan aku karena tidak bisa menjadi sosok Kakak yang baik untukmu.

Sampaikan salamku pada Youngjae, ya! Kau harus benar-benar menjaganya, lho! Dia sangat menyayangimu.

Aku dan Daniel pergi dulu.

Salam hangat, Ong Seongwoo.









「✔」DaeJae☆He and His PhobiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang