.19

339 77 5
                                    

"Kalau kubilang aku mencintaimu, apakah kau akan menerimaku?"

Sepasang mata Youngjae menatap lurus ke arah Daehyun yang masih setia mengelus helaian rambutnya. Nafasnya tercekat ketika mendengar pertanyaan yang lebih seperti pernyataan yang keluar dari belah bibir tebal Daehyun. Pernyataan itu keluar tanpa ragu dan berhasil membuat lidah Youngjae kelu.

Apakah ini artinya Daehyun menyatakan cinta padanya?

Apakah Daehyun ingin menjalin sebuah hubungan dengannya?

Tapi Youngjae tidak mengerti. Apakah jika dia menjawab 'iya' maka dia akan menjadi kekasih Daehyun? Yang dinamakan sebagai kekasih itu akan menjadi seperti apa?

Apakah hubungan mereka akan menjadi seperti Pak Yongguk dan Himchan? Apakah itu artinya mereka akan menjalani hubungan sampai ke pernikahan? Apakah... Daehyun ingin hubungan di antara mereka menjadi seperti itu?

Tapi mereka, kan, masih muda...?

Eh, tapi Himchan juga masih muda seperti mereka.

Youngjae benar-benar bingung. Apa yang harus dia katakan pada Daehyun?

"Hei."

Suara Daehyun seakan menariknya kembali pada kenyataan. Kembali fokus untuk menatap manik kembar di balik kacamata Daehyun yang selalu membuatnya mabuk. Tatapan yang begitu lembut, serta sentuhan hangat yang tak pernah membuatnya merasa takut.

Sekarang, degup jantungnya benar-benar tidak bisa terkontrol. Bunyinya terdengar sangat kencang seperti ingin meloncat keluar dari dada. Youngjae mengontrol nafas, dia mencoba untuk itu.

"Kau masih belum bisa menjawab?" tanya Daehyun lagi. "Atau kau tidak mau menerimaku?"

"Bukan begitu..."

Youngjae meraih tangan Daehyun yang masih setia mengusapnya, kemudian menariknya menuju dada. Daehyun sedikit terkesiap ketika mendengar degup jantung Youngjae. Rasanya sama, seirama dengan degup jantungnya.

"Kau pasti merasakannya juga..." bisik Youngjae. "Degup jantungku..."

Pemuda berkacamata itu menyungging senyum tipis lalu menarik tangannya dari genggaman Youngjae. Hal itu seketika membuat hati Youngjae mencelos, ada rasa sakit yang menusuk ketika Daehyun melakukannya. Tapi sedetik kemudian rasanya kembali menghangat. Ini tidak pernah Youngjae duga.

Daehyun perlahan merengkuh erat tubuhnya, kemudian mendaratkan sebuah kecupan di dahi Youngjae. Semuanya terasa begitu lembut, juga hangat. Daehyun selalu tahu cara untuk membuat Youngjae merasakan nyaman.

"Kau tidak perlu menjawabku," bisik Daehyun. "Cukup berada di sini bersamaku. Aku mencintaimu."

Mendengar perkataan Daehyun membuat Younjae refleks menganggukkan kepalanya. Keinginan Daehyun sama dengan keinginannya. Youngjae pun ingin Daehyun untuk terus bersama dengannya. Mereka merasakan perasaan yang sama.

Hanya saja Youngjae masih belum menyiapkan hatinya. Dia sama sekali belum siap untuk memiliki hubungan yang lebih, dan untungnya Daehyun mengerti.

Daehyun selalu mengerti.

"Aku akan selalu menjagamu, Youngjae..."

。。。。。

Yang keesokan harinya Youngjae dapati di sekolahnya adalah damai. Tak ada foto-foto Himchan lagi yang ditempeli di seluruh sekolah, bahkan murid-murid juga tak lagi membicarakan kejadian kemarin. Semuanya rumor itu menghilang, menguap bersama aroma embun pagi yang menenangkan.

Youngjae melangkahkan kaki masuk ke dalam kelas. Hari ini dia sedikit terlambat karena harus menyalin tugas sastra klasik. Dia lupa mengerjakan kemarin malam karena tertidur dalam pelukan Daehyun. Untung Daehyun selalu mengerjakan tugasnya dari jauh-jauh hari, jadi dia bisa meminjamkannya pada Youngjae. Daehyun sendiri sudah berangkat lebih dulu karena ada tugas piket pagi. Dia harus membersihkan papan tulis dan membantu guru untuk menyiapkan materi.

「✔」DaeJae☆He and His PhobiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang