.21

591 80 5
                                    

Jika berpikir setelah aksi Daehyun yang berlari untuk mengejar dan bertemu dengan Youngjaenya akan berakhir baik-baik saja, maka jawabannya adalah tidak. Jika berpikir bahwa Daehyun akan baik-baik saja setelah itu, maka jawabannya juga tidak. Tidak ada yang menyangka kalau setelahnya Daehyun tidak pernah kembali ke pelukan Youngjae. Dia sama sekali tidak menjenguk dan menjemput Youngjae di rumah sakit, bahkan setelah menyanggupkan diri untuk masuk sekolah seperti biasa Youngjae sama sekali tidak menemukan Daehyun. Dimanapun.

Keberadaan pemuda dingin berkacamata itu seakan menghilang di telan bumi.

Dia sempat bertanya kepada Himchan dan Minhyun namun keduanya tetap tidak tahu dimana Daehyun berada sekarang. Daniel dan Seongwoo juga tidak pernah muncul lagi di sekolah membuat Youngjae dipenuhi pertanyaan sekarang.

"Apa yang sebenarnya terjadi..."

"Memikirkan apa?"

Youngjae yang sedang duduk diam di perpustakaan dikejutkan oleh kehadiran Jaebum yang muncul tiba-tiba dan menepuk pundaknya. Dia hanya bisa mengusap dada untuk menetralkan kerja jantungnya yang tiba-tiba menjadi lebih cepat. Jaebum ini selalu suka muncul tiba-tiba dan mengejutkannya.

"Sedang apa di sini?" tanya Jaebum sambil melirik ke arah tumpukan buku biologi di atas meja. "Oh, kau mengerjakan tugas? Tumben."

"Berisik. Aku terpaksa mengerjakannya karena tidak bisa meminjam pada Daehyun," katanya.

Menggigit bagian dalam pipinya, Jaebum terlihat kesal saat bibir Youngjae menyebutkan nama orang yang dia anggap (secara sepihak) sebagai musuh bebuyutannya itu. Air mukanya langsung berubah kesal dan dia langsung membantingkan bokong ke atas kursi di samping Youngjae.

"Kau masih memikirkannya? Orang itu..."

"Dia menghilang tiba-tiba. Tanpa kabar dan tidak ada satupun orang yang mengetahuinya." Youngjae tersenyum tipis sambil memainkan pulpen di atas meja. "Bagaimana bisa aku tidak memikirkannya?"

"Kau memikirkan orang yang sudah meninggalkanmu tanpa kabar, Youngjae." Jaebum terlihat meremat kuat buku yang ada di genggaman tangannya. Tak bisa menyembunyikan kekesalan dan kebenciannya.

"Daehyun tidak meninggalkanku, Jaebum. Dia tidak akan pernah," sanggah Youngjae cepat.

"Tapi—"

"Apa yang membuatmu berkata begitu?" Youngjae menahan nafas, menatap mata Jaebum yang tertutupi kacamata berbingkai hitam yang menghiasi wajahnya. Lurus tepat di kedua matanya. "Apa yang membuatmu begitu membenci Daehyun?"

Jaebum terdiam. Pertanyaan yang dilontarkan Youngjae seakan tepat menusuk jantungnya. Dia membenci Daehyun? Jika ditanyakan seperti itu maka dia akan dengan cepat menjawab kalau dia benar-benar membenci Daehyun, tetapi jika ditanya kenapa dan apa yang membuatnya membenci Daehyun maka dia belum bisa menemukan jawabannya. Dia... tidak bisa menjawabnya.

Dia menyukai Youngjae dan Daehyun berada di posisi yang sangat dengan Youngjae. Bahkan pemuda itu punya tempat spesial di dalam hati Youngjae dan mendapat lebih banyak perhatian dari Youngjae. Tapi itu tidak bisa dijadikan alasan baginya untuk membenci Daehyun. Daehyun tidak melakukan apapun yang membuatnya harus membenci, sebaliknya dialah yang selama ini menekan dan membuat kesal Daehyun.

"Kau tidak bisa menjawabnya, kan?" Tangan Youngjae dengan cepat membereskan buku-buku yang berada di atas meja. Moodnya untuk mengerjakan tugas sudah menghilang entah kemana. "Kau sahabatku, Jaebum, dan Daehyun adalah orang yang berharga untukku. Tolong jangan buat aku merasa risih dengan perlakuanmu yang seperti ini, terlebih pada Daehyun. Kumohon."

Youngjae beranjak dari tempat duduknya, berniat untuk meninggalkan Jaebum dan segala kata yang tertahan di ujung lidah. Dia berjalan meninggalkan pemuda yang lebih tinggi darinya keluar dari perpustakaan. Sudah cukup lelah dengan pikirannya yang terus menanyakan keberadaan Daehyun, Youngjae tidak ingin menambah beban pikiran dan masalah dengan Jaebum.

「✔」DaeJae☆He and His PhobiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang