Selamat membaca~~
.
.
.
.
.Langkah kaki jenjang Irene memasuki sebuah gedung mewah, matanya menelisik setiap sudut gedung yang penuh dengan dekorasi pernikahan itu.
“Sebenarnya siapa yang akan menikah?” gumamnya pelan. Gadis itu tampak kebingungan, sungguh dia tidak tau mengapa dirinya berakhir pada tempat ini. Hal itu bermula ketika bos tempat dimana dia bekerja memintanya untuk datang kesebuah undangan pernikahan kerabatnya, dan dengan bodohnya Irene menerima permintaan dari bossnya itu, jadilah ia seperti orang kebingungan ditempat yang sama sekali ia tidak kenal.
Sebuah suara dari pembawa acara mempersilahkan para tamu untung menuju tempat yang sudah disediakan, mengingat acara inti akan segera dimulai. Mau tak mau, Irene pun melangkahkan kakinya mengikuti orang-orang yang ada didepannya, ia menatap sorang pria dengan setelah jas putih yang ada di altar, matanya tak bisa melihat dengan jelas siapa pria itu karena jaraknya agak jauh dari altar, juga pria disana sedang tidak menghadap kearahnya.
Suara riuk para tamu terdengar ketika pintu gedung itu terbuka, menampakkan seorang gadis cantik dengan gaun pengantin bergaya ball gown itu. Senyum manis tampak pada wajah cantiknya
“Cantik sekali pengantin wanitanya” gumam Irene ketika melihat pengantin wanita itu melintas tepat didepannya, ia turut mengulas senyum.
Matanya mengikuti jalannya pengantin wanita itu, senyum masih terlihat pada bibirnya namun sedetik kemudian senyum itu hilang ketika ia melihat pria berjas putih yanh ada dialtar itu.
“Suho Oppa? Tidak, tidak mungkin” gumamnya tak percaya. Oh ayolah bagaimana mungkin dia melihat kekasih yang dicintainya itu sedang berdiri di altar bersama wanita lain, bukan dirinya?
Matanya terus memperhatikan dua orang itu, hatinya merasa sesak ketika Pastur mulai membacakan janji suci pernikahan mereka, air matanya begitu saja lolos tatkala melihat kekasihnya itu dipersilahkan mencium sang mempelai wanita. Dan riuk suara para tamu membuat air matanya semakin turun dengan deras, Irene masih menatap Suho dengan gadis didepannya itu dengan tidak percaya. Hingga pandangannya beralih dan bertemu dengan mata Nyonyw Kim, wanita paruh baya itu memberikan senyumannya ah tidak, bukan senyuman melainkan sebuah smirk kepadanya. Irene yang melihat itu pun semakin meneteskan air matanya, ia berjalan menjauh dari tempat itu, tak memperdulikan tatapan heran orang-orang yang melihatnya.
~~~
“Apa ibu merencanakan ini semua?” tanya Suho setelah acara pernikahannya, saat ini dirinya mengajak sang ibu berbicara pada sudut gedung itu
“Merencanakan apa?” tanya balik Nyonya Kim seolah tak tau apa yang dikatakan anaknya, Suho pun mendecih pelan
“Ibu tidak usah berpura-pura tidak tau begitu. Ibu yang menyuruh Irene datang kesini kan? Kenapa ibu melakukan itu?”
“Ibu tidak menyuruhnya datang”
“Ibu bohong!” tegas Suho
“Tidak, untuk apa ibu berbohong. Kau bisa tanyakan langsung pada Irene. Apakah ibu menyuruhnya datang kesini atau tidak.” Balas Nyonya Kim tenang.
Suho menghela nafas kasar, kakinya itu hendak meninggalkan sang ibu namun urung ketika tangan sang ibu menahan lengannya
“Jangan pergi temui gadis itu saat ini, ingat beberapa tamu masih ada disini. Pulanglah dulu keapartemenmu bersama Jiyeon” ujar Nyonya Kim, Suho melepaskan tangan sang ibu dari lengannya hendek melangkahkan kakinya kembali namun suara sang ibu membuatnya mengurungkan niatnya
“Jika kau tetap menyusul dia saat ini, ibu tak ada pilihan lain selain ikut campur dalam hubungan kalian” setelah mengatakan hal itu, Nyonya Kim pergi menghampiri Jiyeon yang ada beberapa meter didepannya.
Suho hanya menggeram sambil menatap kearah ibunya, pandangannya beralih ketika sang ibu tersenyum kepada gadis yang tak lain Jiyeon. Suho menatap Jiyeon dengan tatapan tajamnya, setelah itu ia menghela nafas dan mengambil segelas wine dari pramusaji, menyesapnya kemudian mencoba menghubungi Irene melalui ponselnya.
@Apartement
Saat ini Suho dan Jiyeon berjalan memasuki apartemen milik Suho, Jiyeon terlihat lebih femenim dengan balutan dress pendek berwarna biru muda sedangkan Suho terlihat tampan dengan kemeja putih juga celana hitam panjangnya. Jiyeon menarik koper miliknya dan kakinya turut berhenti ketika Suho memasuki sebuah kamar
“Apa aku harus ikut masuk?” batinnya bingung, saat dirinya masih terdiam didepan kamar, Suho berjalan keluar, meliriknya sebentar lalu kembali melanjutkan langkahnya
“Emmm Suho-ssi, kau mau pergi kemana?” tanyanya pelan, Suho menghentikan langkahnya
“Bukan urusanmu!” tanpa menoleh pada Jiyeon, Suho pergi meninggalkan apartemennya. Melihat hal itu, Jiyeon hanya bisa menghela nafasnya pelan. Matanya menelisik apartemen itu, kemudian melangkahkan kakinya untuk masuk kedalam kamar yang tadi dimasuki Suho sambil menyeret kopernya.
***
Ditempat lain, Suho terlihat melangkahkan kakinya menyusuri sebuah taman yang terletak didekat apartemen milik Irene, dia mendapatkan informasi dari petugas keamanan jika Irene sedang duduk ditaman tersebut. Matanya menatap sekitar, berharap menemukan sang kekasih. Beberapa saat kemudian, kakinya berjalan mendekati Irene yang terlihat sedang duduk disebuah bangku ditaman itu.
“Irene-ah” panggilnya pelan sambil duduk disamping Irene, gadis itu menolehkan kepalanya
“Gwaenchana?” tanya Suho pelan, dirinya mencoba mengenggam tangan kekasihnya itu, namun Irene menolaknya
“Irene-ah”
“Pergi kau! Aku tak mau melihatmu” usir Irene sambil mengalihkan pandangannya dari Suho
“Tidak, aku tidak akan pergi!” Suho kembali mencoba mengenggam Irene dan tangannya berhasil mengambil tangan kekasihnya dan menarik tubuh gadis itu kedalam pelukannya
“Kenapa? Kenapa kau melakukan ini kepadaku?” isak Irene dalam pelukan Suho
“Maaf, maafkan aku Irene-ah” Suho mengeratkan pelukannya pada tubuh kekasihnya itu. Cukup lama mereka berpelukan, Irene masih Setia meneteskan air matanya dan Suho juga masih mengelus lembut rambut Irene.
“Suho Oppa” Irene melepaskan diri dari dekapan Suho, mata yang masih digenangi air itu menatap Suho dengan sendu. Wajahnya mendekat kearah Suho dan mengecup bibir pria itu beberapa detik.
“Sebaiknya kita berpisah saja” ujar gadis itu setelah melepaskan ciumannya, mendengar apa yang dikatakan kekasihnya, Suho pun membulatkan matanya
“Apa? Kau bercanda bukan?” tanya Suho dan Irene pun menggelengkan kepalanya
“Tidak, aku tidak mau berpisah denganmu!” tegas Suho
“Tapi kau sudah menikah dengan gadis lain Oppa, kau sudah bukan milikku”
“Tidak sayang, aku masih milikmu. Itu semua bukan kehendakku!”
“Kehendakmu atau bukan, kenyataannya kau sudah menjadi suami orang lain, bukan aku. Sudahlah, hubungan kita sudah tidak ada artinya lagi.” Irene berdiri dari duduknya
“Jangan tinggalkan aku!” pinta Suho saat Irene hendak melangkahkan kakinya
“Bukan aku yang meninggalkanmu tapi kau sendiri yang meninggalkanku Oppa”
“Tidak sayang, aku sama sekali tidak meninggalkanmu, tidak akan pernah” lirih Suho, mata itu pun turut meneteskan air matanya. Suho-pria berwajah dingin itu meneteskan air matanya untuk Irene. Sedangkan gadis itu menatap kekasihnya yang meneteskan air mata. Dia sama sekali tidak menyangka jika Suho akan menangis untuk dirinya
“Dengarkan aku, aku sangat mencintaimu. Perihal pernikahan itu, aku sama sekali tidak peduli. Aku hanya mencintaimu, Irene-ah” Suho berjalan mendekat kearah Irene, membawa tubuh kekasihnya itu kedalam pelukannya, sedangkan Irene tampak menangis dalam dekapan Suho.
“Jangan pernah berpikir untuk meninggalkanku, karena aku tidak akan bisa hidup jika tidak bersamamu” lirih Suho, mendengar hal itu pun Irene semakin memeluk Suho dengan erat.
“Aku mencintaimu Oppa, sangat”
“Aku juga sangat mencintaimu sayang”
~~~
Disisi lain, terlihat Jiyeon terdiam menunggu Suho didalam kamarnya. Gadis itu memandang kamar yang amat luas itu, tidak banyak dekorasi memang. Hanya ada beberapa lukisan juga sebuah figura foto yang terletak pada meja dikamar itu. Kaki jenjangnya melangkah mendekat ke arah meja itu, tangannya mengambil figura tersebut. Hatinya merasa tidak enak ketika melihat suaminya sedang mencium pipi seorang gadis disebelahnya.
“Apa ini kekasih Suho-ssi?” gumamnya. Entah kenapa ia merasa sesak mendera jantungnya. Wajar saja bukan ia merasa sesak ketika melihat foto mesra sang suami dengan gadis lain? Ya, Jiyeon pun tau jika ia sudah jatuh Cinta pada Suho sejak pertama mereka bertemu-satu minggu yang lalu- walaupun pria itu selalu mengabaikan dia, bahkan saat mempersiapkan pernikahan mereka pun Suho hanya diam tanpa memberikan komentar apapun, bahkan saat pagi tadi mereka mengikrarkan janji pernikahan mereka Suho tampak enggan menatapnya, dan lagi suaminya itu tidak benar-benar mencium dirinya. Dan parahnya lagi, saat ini dirinya ditinggalkan sendiri disebuah kamar saat malam pertama mereka.
Tes! Tes! Tanpa disadari air mata jatuh dari mata indahnya, Jiyeon buru-buru menyeka air matanya, meletakkan kembali foto itu ke tempat semula. Mengambil langkah untuk merebahkan diri ke kasur yang ada dikamar itu.
***
Sinar matahari masuk melalu jendela kamar apartemen itu, membuat seorang gadis yang sedang terlelap itu merasa terusik. Perlahan namun pasti, mata itu terbuka. Jiyeon menolehkan kepalanya kesamping dan tak melihat sesorang disampingnya
“Apa semalam Suho-ssi tidak pulang?” gumamnya, lalu Jiyeon mengikat rambut panjangnya dan melangkahkan kaki ke dalam kamar mandi.
Setelah beberapa saat, Jiyeon keluar kamar dan menuju ke arah dapur. Ia membuka kulkas dan mengambil beberapa bahan untuk ia masak. Jiyeon bergelut dengan masakannya dan kegiatannya terinterupsi oleh suara pintu yang terbuka dan menampakkan Suho masih mengenakan pakaiannya semalam, tanpa menoleh kearah Jiyeon, Suho pun melangkah menuju ke kamarnya. Jiyeon hanya bisa menatap suaminya itu dengan sendu.
30 menit kemudian Suho keluar dengan setelan jas berwarna navy tak lupa dengan sebuah tas yang ada ditangannya
“Kau akan berangkat kerja Suho-ssi?” tanya Jiyeon sembari berjalan mendekati Suho, sedangkan pria itu hanya meliriknya sekilas.
“Aku sudah menyiapkan sarapan untukmu, makanlah” ajak Jiyeon dengan sopan
“Tidak usah pedulikan aku” ujar Suho dengan dingin
“Ah ya, kemasi barangmu dan pindahkan kopermu itu ke kamar sebelah. Aku tidak mau sekamar dengan gadis sepertimu” setelah mengatakan hal itu, Suho pergi meninggalkan apartementnya tanpa memperdulikan hati Jiyeon, gadis itu hanya terdiam. Air mata kembali membasahi pipinya.
“Apa sebegitu bencinya kau kepadaku?” lirih Jiyeon menatap pintu apartemen itu.TBC
Mohon maaf kalo masih ada typo. Makasih banget untuk yang sudah mau baca cerita yang ngebosenin ini :)
KAMU SEDANG MEMBACA
About Secret
RomanceJiyeon terpaksa menikah dengan anak dari orang yang membantu kehidupannya setelah ditinggal oleh kedua orang tuanya. Ia menjalani kehidupan pernikahannya dengan penuh air mata, mengingat sang suami-Suho- sama sekali tidak menganggapnya ada. Park Ji...