10. The Truth Part 1

1.4K 175 38
                                    

Happy Reading
.
.
.
.
.
.
.
.

Sudah tiga jam lebih Suho duduk terdiam pada sofa yang ada ditengah apartemennya sambil menatap kearah pintu kamar milik Jiyeon.

Pria itu begitu mengkhawatirkan keadaan Jiyeon saat ini, sejak gadis itu meninggalkan kamarnya dengan keadaan yang cukup mengenaskan, dan hingga detik ini belum keluar juga dari kamarnya.

Drrrttt... Drrrttt.... Drrtt...

Ponsel yang tergeletak pada meja itu membuat atensi Suho beralih menatapnya.

"Hhhhh..."

Helaan nafas terdengar dari Suho ketika melihat nama "Irene❤" muncul pada layar ponselnya.

Suho memutuskan untuk tidak mengangkat telepon dari kekasihnya itu. Matanya kembali terfokus pada pintu kamar Jiyeon.

Suho menundukkan matanya sejenak, kejadian malam tadi kembali terlintas pada ingatannya. Pria itu meremat rambutnya keras, merasa bodoh akan apa yang sudah ia lakukan kepada Jiyeon.

"Setan apa yang sudah merasuki dirimu!" geramnya pelan.

CEKLEEEK

Suara pintu terbuka yang berasal dari kamar Jiyeon berhasil membuat Suho mendongakkan kepalanya. Pria itu segera berdiri ketika melihat Jiyeon yang berjalan keluar dari kamarnya.

Jiyeon sedikit terkejut ketika melihat Suho yang berdiri beberapa meter darinya, namun dengan segera wajah gadis itu menampilkan wajah dinginnya. Wajah yang sama sekali tidak pernah Suho lihat dalam hidupnya.

"Jiyeon-ssi ada yang harus kita bicara..." ucapan Suho terhenti begitu saja ketika Jiyeon hanya melewatinya tanpa sedikitpun menoleh padanya.

Gadis itu berjalan kearah dapur untuk mengambil segelas air didalam lemari es

"Akkhh..." Jiyeon meringis ketika ia merasakan nyeri pada tubuh bagain bawahnya.

Mendengar ringisan Jiyeon, Suho berjalan cepat kearah dapur

"Gwaenchana?" tanyanya pelan.

Jiyeon tak menghiraukan pertanyaan Suho. Gadis itu masih meringis karena merasa sakit.

"Jangan mendekat!" sergah Jiyeon ketika ia merasa Suho akan mendekat kearahnya.

Jiyeon kembali menegakkan tubuhnya, berusaha menahan rasa nyeri yang dirasakannya.

"Apa kau tidak apa-apa?" tanya Suho pelan. Membuat Jiyeon menunjukkan senyum sinisnya.

"Kau sedang mengkhawatirkanku? Bukankah kau sama sekali tidak peduli padaku?" sindir Jiyeon

"Jiyeon..."

"Apa kau merasa bersalah setelah merenggut tubuhku tadi malam? Atau kau merasa puas karena sudah berhasil membuatku menjadi pelacurmu?"

"Jiyeon-ssi aku tidak bermaksud seperti itu" lirih Suho, mata yang biasanya menatap Jiyeon dengan tajam itu telah hilang, tergantikan tatapan lembut nan sendu yang terpancar dari matanya.

About SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang