19. Release

940 134 20
                                    

Happy Reading
.
.
.
.
.
.
.

Irene membuka pintu apartemennya dengan kasar, langkah kaki lebarnya ia bawa untuk memasuki sebuah ruangan yang tak lain adalah kamarnya.

Sesampainya di kamar, Irene mengambil sebuah kotak besar yang terletak disudut kamar lalu membawa kotak itu keatas tempat tidurnya. Dengan gerakan cepat, gadis itu memasukkan beberapa frame yang menampilkan fotonya bersama dengan Suho ke dalam kotak itu dengan kasar.

PYAAARR

Gerakan Irene terhenti ketika salah satu frame foto itu terjatuh hingga menyebabkan kacanya pecah. Gadis itu menghapus kasar airmatanya lalu tangannya mengambil frame itu.

"Aakkhhh..." pekik Irene ketika tangannya tidak sengaja tergores pecahan kaca tadi.

BRUUK

Tubuh itu terjatuh tepat disamping tempat tidurnya. Mata yang berkaca-kaca itu menatap tangannya yang mulai mengeluarkan cairan berwarna merah pekat.

"Hikss.. Hikss... Hiksss..." sebuah isakan terdengar begitu lirih dari gadis itu.

Irene menelungkupkan wajahnya keatas tempat tidurnya, tangan yang mengeluarkan darah tadi berada diatas kasur membuat sprei berwarna putih itu ternodai dengan warna merah dari darahnya.

"Hikss... Hiksss... Hikss..." isakan yang tadinya terdengar lirih itu mulai mendominasi kamarnya.

Siapapun yang mendengar tangis Irene, pasti akan mengetahui jika gadis itu benar-benar terluka.


***


Jiyeon memasuki apartemen milik Kai dengan perasaan bahagia. Seharian bersama Suho membuat dirinya merasa senang. Bahkan gadis itu melupakan kemarahannya beberapa hari lalu pada pria itu.

Jiyeon akui, dirinya merasa luluh dengan segala perhatian juga keromantisan Suho yang pria itu tunjukan kepadanya. Dan jangan lupakan ungkapan cinta yang terdengar begitu tulus dari pria itu, yang mau tak mau membuat perasaan Jiyeon semakin menghangat.

Tubuhnya ia bawa untuk duduk ditepi tempat tidur, membayangkan momen hari ini yang mungkin tidak akan pernah dilupakannya. Hingga getaran yang berasal dari ponselnya mengalihkan atensi Jiyeon.

Park Chanyeol🏠 is calling...

Dengan cepat, Jiyeon mengakat panggilan dari Chanyeol.

"Yeoboseyo..." sapa Chanyeol diseberang sana.

"Eoh Chanyeol-ah..." sapa balik Jiyeon dengan nada riangnya.

"Aigoo wae? Kenapa suaramu terdengar sangat bahagia? Apa terjadi sesuatu padamu?" tanya Chanyeol yang merasa antusiasme dari Jiyeon.

"Tentu saja aku senang, kau akhirnya menghubungiku juga" balas Jiyeon

"Sebegitu rindunya kau denganku, Park Ji?" goda Chanyeol.

Jiyeon terkekeh pelan. "Hmm. Tentu saja aku sangat merindukan sahabat tampanku ini"

Tanpa Jiyeon ketahui, senyum Chanyeol tampak memudari di sebrang sana. Entahlah, dulu pria itu mungkin akan bersikap biasa saja ketika Jiyeon memanggilnya dengan sebutan 'sahabat' namun entah kenapa sejak dirinya menyadari perasaan untuk gadis itu, Chanyeol merasa enggan ketika Jiyeon memanggilnya dengan sebutan 'sahabat'

"Aigoo aku tau aku tampan. Tenanglah besok aku akan kembali ke Seoul, Ji" ujar Chanyeol

"Benarkah? Apa urusan di Busan sudah selesai?" tanya Jiyeon dan Chanyeol hanya bergumam sebagai jawaban.

About SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang