12. The Truth Part 2

1.3K 193 32
                                    

Happy Reading
.
.
.
.
.
.

Sinar matahari mulai masuk melalui celah-celah gorden kamar bernuansa putih itu. Jiyeon mengerjapkan matanya beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya yang diterima retina matanya.

Perlahan namun pasti, mata Indah gadis itu terbuka. Melihat sekeliling kamarnya. Namun, matanya seketika membulat tatkala melihat seorang pria yang tertidur disamping tangannya sambil terduduk.

Jiyeon sedikit mengangkat kepalanya, menatap lebih dekat pada sosok itu. Jantungnya berdetak cukup cepat, ketika menyadari Suho lah yang tengah tertidur sambil menggenggam tangannya erat.

Sebuah senyum tipis muncul pada bibir Jiyeon, namun dengan cepat dienyahkan. Gadis itu takut, jika ia akan jatuh kembali pada Suho.

Dengan pelan, Jiyeon menggerakkan tangannya. Berusaha melepaskan tangan itu dari genggamannya.

Merasa ada pergerakan, Suho mulai membuka matanya. Hal yang pertama dilihatnya adalah wajah cantik milik istrinya.

"Kau sudah bangun?" tanya Suho membuat Jiyeon terlonjak kaget.

Jiyeon dengan segera menarik tangannya dari genggaman Suho, membuat pria itu menatapnya sendu.

"Kenapa kau ada disini?" tanya Jiyeon menyadari Suho yang tertidur dikamarnya.

"Semalam-setelah menangis- kau tertidur, lalu aku membawamu kesini. Dan akhirnya aku juga ketiduran disini" jelas Suho.

Jiyeon menatap Suho dalam diam. Beberapa menit mereka lalui dalam keheningan.

"Kau sudah bisa keluar dari kamarku" ujar Jiyeon pelan. Gadis itu menyibak selimut, turun dari ranjangnya dan berjalan kearah kamar mandi.

Suho menatap punggung Jiyeon. "Hhhhh... Sampai kapan dia mau bersikap dingin padaku?"

***

"Gwaenchana?" tanya Irene ketika melihat Suho yang sedari tadi hanya terdiam tanpa menyentuh makanannya sama sekali. Keduanya kini tengah menikmati makan siang di salah satu restoran yang dekat dengan perusahaan Suho.

Tak ada jawaban dari pria itu. Irene meletakkan sendoknya lalu menggengam tangan kanan Suho yang berada di atas meja.

"Waeyo?" tanya Suho ketika menyadari tangannya digenggam oleh Irene

"Oppa gwaenchana?"

"?"

"Sejak tadi Oppa hanya melamun tanpa menyentuh makananmu. Apa sesuatu telah terjadi?" tanya Irene lembut.

Suho menatap Irene dalam diam, tak lama setelah itu, tangan kirinya melepaskan tangan Irene dari tangan kanannya. Irene mengerutkan keningnya ketika melihat hal itu. Pasalnya, ini pertama kalinya Suho menolak untuk disentuhnya.

"Maaf aku hanya sedang tidak fokus"

"Apa sudah terjadi sesuatu padamu?"

Suho menghela nafas pelan. Sejak tadi otaknya terus memikirkan Jiyeon. Memikirkan tentang gadis itu yang ingin bercerai dengannya.

Dulu Suho memang sangat ingin bercerai dari gadis itu. Namun entah kenapa saat ini dirinya enggan untuk melakukan hal itu. Jauh di lubuk hatinya, Suho tidak menginginkan perceraian itu terjadi.

"Tidak. Kau tidak perlu khawatir"

"Bagaimana aku tidak khawatir jika Oppa bersikap seperti ini? Akhir-akhir ini Oppa bertingkah sangat aneh. Kau tidak menjawab panggilanku dan sama sekali tidak membalas pesan dariku. Mungkin jika aku tidak datang menemuimu dikantor, kau tidak akan disini bersamaku" ujar Irene, ada nada kekesalan pada ucapan gadis itu.

About SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang