Maut Berbicara
Padang, 05 Januari 2015Bersama Nadira Zelila Desti
Dan..
Ketika waktu bertanya
Kemana hening membawa bahagia
Diam hanya menatap tanpa banyak kata
Mungkin hanya luka yang tau jawabannya
Hampa pun tertawa melihat luka bermain dengan dusta
Kemana percaya..
Dimana letak kejujuran yang sebenarnya..
Apa hanya aku yang merasa..
Bahwa semua ini tidak berguna
Aku diam dan berlalu
Membawa tanya yang memenuhi benakku
Dimana rasa percaya yang dahulu pernah ada?
Kemana sakit harus ku bawa?
Apakah perlu ajal menjemputku?
Agar kecewa tak terus bersarang padamu
Ya, aku salah. Aku adalah kematian
Memang iya salah yang sepatutnya kau alamatkan
Mereka mungkin tak akan percaya
Dalam gelap, hujan tak akan membawa kabar gembira
Tetapi hujan pun bisa memanggil angin
Dan membawamu hilang ikut serta
Bersama maut yang tak kau duga
Dewa kematain akan selalu memunggumu
Menanti kesempatan itu
Walau malaikat bersayap tetap bersamamu
Maut itu akan terus berbicara padamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serumpun Bambu
Poetrykumpulan puisi dan sajak. Sebenarnya pembuatan puisi dan sajak ini sangat berhubungan dengan Novel GUGUR karya saya sendiri. Di puisi dan sajak ini sangat menjelaskan perasaan saya saat bercerita di Novel GUGUR. Yaa, tentang kekasih yang jauh itu. ...