Ranum
Padang, 15 Agustus 2019Ku pandangi wajah penuh luka pada dirimu.
Aku terhenyak ketika mengetahui kau hampir saja tidak bisa berpindah tempat.
Terpatri pada sebuah kursi kayu tua.
Darahku mendesir dan berteriak.
Apakah aku penyebab luka di wajah tampanmu sayang??
Kita telah lama terbang bersama awan.
Menyibakkan cinta dan memekarkan rasa yang pernah sama-sama kita tumbuhkan dalam diam.
Aku dekati kamu lalu ku tutupi bibir ranummu yang pucat.
Ku tiup lukamu yang maha pedih lalu tersenyum sumringgah.
Aku membimbing dirimu berdiri dari kursi tua itu.
Alhasil kau bebas dari cengkramannya.Aku memelukmu..
Yaa, aku mendambakannya
percikan kerinduan yang kau hadiahkan kepadaku beberapa tahun lalu.Argh..
Kepalaku sakit..
Aku terbangun dari tidurku.
Kau adalah mimpi yang ku tarikan.
Oh tuhan..
Hanya mimpi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serumpun Bambu
Poetrykumpulan puisi dan sajak. Sebenarnya pembuatan puisi dan sajak ini sangat berhubungan dengan Novel GUGUR karya saya sendiri. Di puisi dan sajak ini sangat menjelaskan perasaan saya saat bercerita di Novel GUGUR. Yaa, tentang kekasih yang jauh itu. ...