Lenyap
Padang, 27 Oktober 2015Hujan menyimpan kenangan
Saat kau duduk sendiri
Binar dingin matamu menatapku
Senyum lembut terukir di bibirmu
Senyum itu sungguh mempesona
Mengalahkan indahnya sang surya
Lalu kau menghampiri tempat hujan membasahi
Rintik hujan turun menghampiri wajahmu
Rintikan hujan itu menyamarkan air matamu
Kau menari di tengah hujan
Seketika aku menutup mata
Kakiku melangkah begitu saja
Menuju hujan yang membasahi
Aku pun ikut menikmati hujan ini
Saat ku buka mata
Kau telah menghilang dari penglihatan
Saat mataku mencari
Tubuh pucat tinggi tertidur dengan merah yang menyelimuti
Aku terdiam dan berlalu
Namun terhenti saat mengetahui mata dingin itu
Kini takkan terbuka lagi
Kau terhanyut kedalam mimpi
Membuatku hanya bisa menangisi apa yang telah terjadi
KAMU SEDANG MEMBACA
Serumpun Bambu
Poetrykumpulan puisi dan sajak. Sebenarnya pembuatan puisi dan sajak ini sangat berhubungan dengan Novel GUGUR karya saya sendiri. Di puisi dan sajak ini sangat menjelaskan perasaan saya saat bercerita di Novel GUGUR. Yaa, tentang kekasih yang jauh itu. ...