3

543 68 19
                                    

“ho, inget gua”

Junhoe yang sedang merapikan meja pun menghentikan pekerjaannya lalu menduduki salah satu meja dihadapannya, melambaikan tangan pada Yunhyeong

“Yun, sini”

Yunhyeong menurut, ia melangkahkan kakinya menghampiri Junhoe yang hanya beberapa langkah dari tempat asalnya berdiri. Ia menarik salah satu meja dihadapan Junhoe kemudian duduk diatasnya, Yunhyeong menatap Junhoe dan sedikit mempoutkan bibirnya. Junhoe gelagapan dibuatnya, ia terus terusan menatap bibir Yunhyeong dan membasahi bibirnya sendiri berkali kali, sedangkan yang ditatap menatap Junhoe dengan tatapan bingung, dan sedikit menggerakkan kepalanya ke kiri dan ke kanan memperhatikan arah pandang Junhoe. Junhoe menampar pipinya sendiri

“sadar lu Goo Junhoe!” Junhoe tiba tiba berteriak sambil terus terusan menampar pipinya sendiri

Yunhyeong menatap Junhoe lalu melayangkan jitakan cukup keras pada kepala Junhoe “yaa neo wae geurae imma!” (woy bocah lu kenapa!)

Yang terkena jitakan hanya mengaduh sambil mengusap kepalanya yang masih terasa sakit

“sshhh tenaga lulumayan juga ya Yun” Junhoe berucap sambil sesekali tersenyum

Junhoe terus saja meringis kesakitan karena terkena jitakan yang dilayangkan oleh Yunhyeong, sedangkan Yunhyeong hanya tertawa puas lalu beranjak dari duduknya, mengambil tas, kemudian berjalan ke arah loker yang terletak dibelakang kelas mengambil topi dan masker dari sana, lalu berjalan keluar kelas.

Junhoe yang menyadari bahwa ia tengah ditinggalkan oleh sahabatnya itu buru buru meraih tasnya lalu menyusul Yunhyeong
Junhoe baru saja keluar dari bangunan sekolah, namun pemandangan didepannya kini sangatlah tidak mengenakkan, ia melihat Yunhyeong tengah bercengkrama dengan seorang anak perempuan di salah satu sisi lapangan

kayaknya itu bukan anak sini, dia gapake seragam gitu” Junhoe membatin namun tangannya mengepal

~~

“Soohyun-ah!”

Yunhyeong sedikit berlari saat melihat pemandangan yang berjarak 10 meter didepannya, ia bahkan tersenyum lebar saat melihat anak perempuan yang bernama Soohyun itu. Yunhyeong sedikit berlari lalu menghambur memeluk Soohyun, dan Soohyun pun menyambut pelukan Yunhyeong, bahkan Yunhyeong mengangkat tubuh Soohyun dan membawanya memutar. Setelah puas memutar tubuh Soohyun, Yunhyeong pun menurunkan Soohyun lalu menariknya ke arah sisi lain lapangan untuk duduk

oraenmanira, an bogosipheosso?” (udah lama ya, gak kangen?) Soohyun menonjok kecil pada biceps milik Yunhyeong

Yunhyeong pun mengusak rambut Soohyun hingga rambut Soohyun berantakan “bogosipheosseo geurae! berapa taun sih Hyun?” (kangen lah!)

“lu mah ya ih udah ninggalin lama, pake nanya berapa taun lagi, 3 taun coy”

Yunhyeong dan Soohyun asik bercengkrama, tak jarang mereka melakukan skinship, entah itu Yunhyeong yang menangkup wajah Soohyun dengan gemas ataupun Soohyun yang mendorong kecil kening Yunhyeong menggunakan telunjuknya. Sedangkan Junhoe memperhatikan Yunhyeong dan Soohyun dari kejauhan, tangannya sudah mengepal terus menerus, Junhoe tidak sabar, akhirnya ia melangkahkan kakinya untuk mendekat pada dua sejoli yang sedang bercanda itu

“emm Yun, uri jibe gaja” (ayo kita pulang)

Yunhyeong melihat Junhoe yang ternyata sudah berdiri dihadapan nya dan Soohyun dengan kedua tangan yang dimasukkan kedalam saku depan celana, Junhoe sama sekali tidak menatap Soohyun, bahkan ia menatap Yunhyeong dengan sedikit sinis

“gachi gayo Yunhyeong-ah” (yun, pergi bareng aja) tawar Soohyun pada Yunhyeong

Tangan kanan Junhoe sudah meraih tangan kiri Yunhyeong “gua mau ajak lu ke toko buku dulu jadi pulang agak lama” ucap Junhoe dengan nada memaksa 

“ah kalau gitu gua duluan ya, Eomma minta dibeliin kue soalnya” Soohyun tersenyum simpul sambil menatap curiga pada lelaki yang berdiri disebelah Yunhyeong

Soohyun pun sedikit membungkukkan badannya lalu melangkah pergi dari hadapan Junhoe dan Yunhyeong, kini Junhoe benar benar menarik tangan Yunhyeong ke motornya sedangkan yang ditarik tangannya hanya senyum tersipu dibalik tubuh di penarik

Selama perjalanan, tidak ada yang membuka suara satupun padahal biasanya mereka selalu mengobrol ketika dijalan. Junhoe menambah kecepatan pada motornya dan itu membuat Yunhyeong tersentak hingga tak sengaja Yunhyeong memegang kedua pundak Junhoe
Junhoe menghentikan motornya di depan cafe tempat biasa mereka berdua bertemu, Yunhyeong menatap sekeliling bingung karena ia tak melihat satupun toko buku disitu

“katanya ke toko buku Jun? Disini kagak ada toko buku woy”

“turun aja napa banyak bacot lu Yun ah, gua gak napsu sama buku, napsunya sama lu”

Yunhyeong memukul kepala belakang Junhoe dengan cukup keras hingga sukses membuat si pemilik kepala mengaduh kesakitan

“maksud gua, gua napsunya sama luavioli, lu mah sensian”

“lu fikir gua budek gitu? gua bego? Itu sih ravioli bangsat” Yunhyeong melipat kedua tangannya di dada sedangkan Junhoe terkekeh mendengar cicitan Yunhyeong
Yunhyeong melepas helmnya dan menaruh helm itu di atas jok lalu ia turun dari motor diikuti oleh Junhoe, Yunhyeong masuk kedalam cafe dan duduk di tempat biasa ia dan Junhoe tempati jika berkunjung ke cafe itu.

“yang tadi siapa Yun?” Junhoe hati hati bahkan ia bertanya dengan volume suara yang sangat kecil

“hah? Bukan siapa siapa” jawab Yunhyeong tanpa menatap Junhoe karena sedang sibuk memotret makanan cantik dihadapannya
Junhoe tak berani melanjutkan bahasannya

Mereka memang bersahabat namun Junhoe sama sekali tidak pernah mencampuri urusan pribadi Yunhyeong kecuali Yunhyeong yang memberitahukannya sendiri. Junhoe memperhatikan lelaki cantik dihadapannya itu, Yunhyeong sesekali mempoutkan bibirnya tatkala melihat foto yang tak sesuai keinginannya

Ponsel Junhoe berdering, tertera nama salah satu temannya disitu, ia kemudian berpamitan pada Yunhyeong untuk mengangkat panggilan di ponselnya tersebut, ia berjalan beberapa langkah menjauh dari Yunhyeong, namun Yunhyeong menatap curiga pada Junhoe

~~

“gua lagi sama Yunhyeong, paansi”

“.....”

“ogah ah”

“....”

“yeuu awas aja berani pada gangguin Yejin, gua kebiri lu semua”

“.....”

“iya dah nanti pulang dari sini gua kesana, telatan dikit biar Yunhyeong gak curiga”

Selesai bertelefon, Junhoe kembali ke tempat duduknya dan menyantap kembali makanannya, ia mengangkat gelasnya lalu duduk menghadap ke jendela, ia menatap Yunhyeong dengan sudut matanya. Yunhyeong menyadari bahwa Junhoe sedang menatapnya namun ia mengabaikan itu dan melanjutkan menghabiskan makanannya

Jengah diperhatikan secara diam diam, Yunhyeong menggenggam sumpit yang dipegangnya lalu menghentakkannya ke meja sambil memejamkan matanya, Junhoe terkejut hinga tubuhnya sedikit terhenyak, spontan para pengunjung lain pun memperhatikan mereka berdua

“Yun, lu kenapasi? Liat itu orang orang lagi liatin kita” Junhoe berbisik, ia segera merebut topi yang Yunhyeong pakai lalu menutupi wajahnya dan diam diam memperhatikan sekitar

Nafas Yunhyeong memburu, ia menatap Junhoe dengan tatapan membunuh “lu yang kenapa Jun! Mau liatin gua ya liatin aja kagak usah liatin pake sudut mata begitu, lu fikir lu lagi jadi mata mata ha?”

Yunhyeong emosi, tak biasanya ia seperti ini. Junhoe tau, Yunhyeong seperti ini hanya jika ia sedang merasa terganggu atau sedang menghadapi deadline

"Malaikat cantik gua lagi deadline rupanya" batin Junhoe sembari tersenyum kecil tanpa Yunhyeong ketahui













To Be Continue ...

'silence' || JunHyeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang