11

355 54 20
                                    

Junhoe yang sedang memilih  pakaian untuk ia bawa pun kemudian menghentikan aktifitasnya sejenak “serius, mom”

Selesai menjawab, Junhoe kembali melanjutkan aktifitasnya kemudian menyerahkan pakaian pakaian yang ia pilih kepada Jiwoo. Selesai menata pakaian sang putra kedalam koper, Jiwoo kini menggenggam salah satu tangan Junhoe “Jun, gabisa disini aja kerjanya? Kenapa harus jauh jauh sih? Kalo mom kangen gimana?”

Junhoe menggenggam tangan sang ibu, kemudian menatap wanita yang melahirkannya itu dengan tatapan teduh dan senyum yang tulus “kan bisa video call mom, lagian Junhoe juga 3 bulan sekali pulang, tenang aja. Atau pas Yejin ada libur juga kan kalian bisa susul kesana, liburan disana”

“segininya usahamu buat cari Yunhyeong?”

Deg..

Junhoe menahan air matanya, mencoba untuk tidak menjadi lemah dihadapan sang ibu. Lelaki kebanggaan keluarga Goo itu pun mendongakkan kepalanya lalu menatap kembali manik mata sang ibu lekat

“mom, doain ya tabungan Junhoe cepet kekumpul biar Junhoe bisa cepet nemuin Yunhyeong”

Jiwoo hanya bisa mengangguk untuk menyemangati sang anak, sesungguhnya Jiwoo pun merasa kehilangan saat Yunhyeong menghilang tanpa jejak begitu saja, ditambah lagi saat melihat putra bungsunya selama berbulan bulan terpuruk, bahkan sangat terlihat kacau walaupun Jiwoo memperhatikannya, Jiwoo merasa itulah masa tersulit yang pernah dilaluinya

Junhoe menarik handle koper miliknya, diikuti oleh Jiwoo yang beranjak dari duduknya. Ibu dan anak itu keluar dari kamar Junhoe dan berjalan menuju ruang depan, Yejin yang sedang berada di ruang depan asyik menonton tv pun mengalihkan atensinya pada sang adik saat ia merasa bahwa sang adik satu satunya itu sudah siap untuk pergi. Yejin kemudian beranjak dari duduknya dan menghampiri Junhoe

“baik baik ya lu, cewek disana bening bening, kalo lu macem macem nanti gua aduin Yunhyeong”

Ah, Junhoe tidak tega rasanya jika harus meninggalkan peri cantik yang saaaangat dicintainya itu. Walaupun Yejin terkadang menyebalkan, namun ia sangat menyayangi kakak perempuan satu satunya yang ia miliki. Junhoe membuka tangannya kemudian melangkahkan kakinya ke hadapan Yejin, lalu memeluk gadis yang tingginya tak jauh berbeda darinya itu

“gausah kangen gua ya, kan tekhnologi udah makin canggih”

Yejin melepaskan pelukannya pada Junhoe, menatap Junhoe kemudian menyentil hidung sang adik yang level menyebalkannya sudah diatas rata rata dan seringkali terlalu percaya diri itu “kebiasaan deh kalo udah kepedean, malesin. Tenang aja, bentar lagi gua lulus juga kan, jadi gua bisa susul lu dan cari bule disana”

Junhoe tersenyum gemas melihat tingkah perinya itu, tangannya tergerak untuk mengacak surai sang kakak. Mobil sudah siap, kini saatnya Junhoe berangkat meninggalkan orangtua dan kakaknya. Dimana ayah Junhoe? Didalam mobil, yang bertugas mengantar Junhoe ke Airport

~~

“kamu gak akan nyesel ninggalin Seoul?” tanya Goo Soo pada Junhoe tanpa mengalihkan atensinya pada jalanan dihadapannya

“tekad Junhoe udah bulet dad, kalo Junhoe gak nekat, Junhoe gak akan pernah ketemu sama Yunhyeong lagi nanti”

Goo Soo mengangguk paham, ia sangat tau bahwa sang putra bungsu jika sudah memiliki keinginan, maka ia tidak akan pernah menyerah dan akan melakukan apa saja untuk menggapainya

~~

Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih 11 jam, kini Junhoe sudah menginjakkan kakinya di Los Angeles International Airport, ia mengedarkan matanya ke seluruh penjuru airport guna mencari seseorang yang dikenalnya baru satu tahun kebelakang. Saat manik matanya menangkap seseorang yang dicarinya, kini Junhoe mengangkat tangan kanannya, melambaikan tangan ke arah sang teman lalu berjalan menghampiri temannya itu

“hi Irene! Nice to meet you!” ucap Junhoe sambil mengulurkan tangan kanannya

Seseorang yang diyakini bernama Irene itupun mengulurkan tangannya juga, menjabat tangan Junhoe “hi Junhoe, nice to meet you too! Lu hebat ya bisa langsung ngenalin muka gua”

Junhoe hanya tersenyum simpul, kemudian kedua sejoli itu mulai melangkahkan kakinya, berjalan menuju ke parkiran

“gimana perjalanan 11 jam? Pegel?” tanya sang teman, sambil menyikut kecil perut Junhoe

Junhoe tersenyum tipis sambil mengangguk pelan “lumayan Rene, untung bisa tidur sih tadi selama flight”

Irene menatap bahagia pada seseorang disampingnya itu, ia merasa tidak menyangka bahwa akhirnya ia akan bertemu dengan seseorang yang telah mengisi hari harinya selama satu tahun ke belakang

~~

Selama perjalanan didalam mobil, Junhoe memejamkan matanya guna melepas lelah. Irene yang merasa mendapat kesempatan untuk terus memandangi Junhoe pun terus menerus memandangi lelaki bertubuh tinggi itu disela sela aktifitas menyetirnya

Sesampainya di apartement yang perusahaan sewakan untuk Junhoe, Junhoe langsung turun dari mobil dan membuka bagasi mobil Irene untuk mengambil koper miliknya. Ketika Junhoe hendak berpamitan, Irene langsung turun dari mobil dan menekan tombol kunci pada kunci mobil miliknya

“loh? Gak langsung pulang?” tanya Junhoe dengan tatapan bingungnya menatap Irene yang malah turun dari mobil dan mengunci mobilnya

Irene tiba tiba berubah menjadi kikuk, ia menggaruk kecil tengkuknya kemudian sedikit berlari mendahului Junhoe untuk masuk kedalam elevator “gua pinjem toilet lu ya!”

“y-y-yya! Tunggu gua!” ucap Junhoe terbata sambil menatap bingung ke arah Irene yang sudah mendahuluinya

Junhoe memutuskan untuk membiarkan Irene memakai toilet di apartement barunya, ia melangkah gontai sambil menyeret koper miliknya ke arah elevator, didalam elevator Junhoe menekan angka 3 lalu pintu elevator pun tertutup

~~

Irene berjalan terburu dan segera membuka pintu setelah sampai di depan pintu masuk ruang apartement Junhoe. Junhoe sudah sampai di lantai 3, sesuai dengan interupsi Irene tadi, Junhoe langsung berbelok ke kanan ketika sudah sampai di lantai 3. Lelaki bertubuh jangkung itu memperhatikan satu per satu angka yang tertera di masing masing pintu hingga akhirnya ia sampai di ujung lorong, dilihatnya pintu yang sedikit terbuka dan bertuliskan angka ‘0331” di pintu tersebut. Junhoe pun meraih kenop pintu lalu membuka lebar pintu itu, ia menyeret kopernya masuk kemudian ia kembali menutup rapat pintu itu

Saat Junhoe baru saja mendudukkan dirinya di salah satu sofa berwarna putih, tiba tiba Irene muncul dibelakangnya, memeluk Junhoe dari belakang dengan dada yang menempel pada pundak Junhoe. Tubuh Junhoe menegang, terkejut dengan perlakuan Irene yang sangat frontal dan tiba tiba. Tangan Irene sudah melingkar di leher Junhoe, kepalanya ia dekatkan ke ceruk leher Junhoe dan sesekali mengecupi leher Junhoe

ngghhh

Satu lenguhan berhasil lolos dari mulut Junhoe, namun ia langsung menampar dirinya sendiri dan beranjak dari duduknya

“mending lu balik, gua capek mau istirahat”



































Hayolo ada pho☻















To
Be
Con
Ti
Nu
Ed

'silence' || JunHyeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang