Junhoe memilih diam, tak menatap Yunhyeong sedikitpun sedangkan Yunhyeong melanjutkan makan nya kembali. Selesai makan, Yunhyeong berjalan keluar cafe dan menunggu Junhoe di samping motor besar milik Junhoe, dan Junhoe pun keluar cafe menyusul Yunhyeong, ia benar benar tak berani menatap Yunhyeong. Bahkan selama di perjalanan, mereka tidak bertegur sama sekali
Sesampainya dirumah Yunhyeong, Yunhyeong langsung turun dari motor tanpa kata sama sekali, bahkan ia tak menengok kebelakang sekedar melambaikan tangan pada Junhoe yang berpamitan. Lagi lagi Junhoe hanya bisa menghela nafas, tak memperdulikan sikap Yunhyeong padanya, ia pun melanjutkan perjalanannya menuju rumahnya
Yunhyeong langsung masuk kedalam kamarnya, bahkan saat ibunya menyapa pun tidak ia hiraukan.Didalam kamar, ia langsung melempar tas sekolahnya ke sembarang arah kemudian membantingkan tubuhnya ke atas tempat tidur, ia menenggelamkan wajahnya pada boneka kesayangannya, pemberian Junhoe 3 tahun lalu
Ting..ting
Ponsel Yunhyeong tiba tiba berbunyi, ia langsung meraih ponselnya yang berada tidak jauh dari kepalanya itu, ia membuka pesan yang baru saja masuk
From : Junhoe
Buka pintu rumah lu, gua ninggalin kantong kertas disana. Selamat deadline tukang ngambek:p
Yunhyeong beranjak dari tempat tidurnya, berjalan malas menuju ke pintu rumah, saat Yunhyeong sudah memegang kenop pintu, Haneul memanggil Yunhyeong dari arah dapur
“Yun, Mau kemana malem malem gini?”
“kedepan ambil barang kiriman Junhoe”
“tumben tadi Junhoe gak mampir Yun”
“musuhan”
Yunhyeong membuka pintu, ia mengedarkan pandangannya ke sekitar namun ia tak menemukan seorangpun disana, ia hanya melihat sebuah kantong kertas tergantung di kenop pintu, Yunhyeong kemudian mengambil kantong kertas yang tergantung di kenop pintu bagian luar itu
#flashback
Junhoe melajukan motornya menuju rumah, namun saat ia melewati toko coklat Nama, ia langsung menepikan motornya lalu turun dari motor. Ia masuk kedalam toko coklat itu lalu membeli 2 kotak coklat, satu coklat dan satunya greentea, tak lupa ia membeli susu strawberry kesukaan Yunhyeong. Setelah selesai membeli coklat dan susu untuk Yunhyeong, Junhoe masuk kembali mengendarai motornya lalu memutar balik arah kembali menuju ke rumah Yunhyeong
Sesampainya dirumah Yunhyeong, Junhoe hanya menggantungkan kantong kertas yang dibawanya itu di kenop pintu bagian luar rumah Yunhyeong lalu ia kembali ke motornya dan mengirim pesan chat pada Yunhyeong
#FlashbackEnd
Yunhyeong berjalan menuju kamarnya lalu meraih ponselnya yang ia simpan diatas nakas disamping tempat tidurnya sesaat sebelum keluar kamar tadi, ia mengetik pesan singkat yang selanjutnya ia kirimkan pada Junhoe
To : Junhoe
Thankyou Jun, sorry tadi gua udah marah marah
From : Junhoe
No problem Yun, untung gua udah hafal sikap lu jadi gua gak baper:p
~~
Praang..
Pagi sekali Yunhyeong terbangun oleh suara berisik yang berasal dari luar kamarnya, ia meraih ponselnya yang terletak diatas nakas, ia melihat jam pada ponsel yang menunjukkan pukul 4:30 pagi. Yunhyeong beranjak dari tempat tidurnya lalu berjalan keluar kamar, ditemuinya ruang keluarga yang sudah berantakan dan kedua orang tuanya yang sedang berdiri saling memunggungi dan berjauhan. Memang, bukan pemandangan baru bagi Yunhyeong melihat kedua orangtuanya yang seperti ini, Yunhyeong jengah, ia kembali kedalam kamar dan mencoba untuk tidak mempedulikan kedua orang tuanya dan melanjutkan tidur
~~
“lebih baik tidak usah pulang sekalian kalau kau pulang sepagi ini! Kau fikir rumahmu ini hotel?!”
Haneul berteriak penuh emosi, dan Seungheon pun tidak mau kalah, kali ini ia meraih vas bunga yang berada tak jauh dari tangan kanan nya lalu melemparnya ke lantai
“kau fikir aku bersenang-senang?! Aku ini bekerja mencari uang untukmu dan juga Yunhyeong!”
“mencari uang? Apa caramu mencari uang dengan setiap hari selalu pulang pagi dalam keadaan mabuk parah seperti ini?!”
Yunhyeong yang sedari tadi mencoba memejamkan matanya pun sudah tak tahan lagi, kedua orang tuanya sangat berisik, dan akhirnya Yunhyeong pun memutuskan untuk keluar kamar menghampiri kedua orang tuanya. Saat keluar dari kamar, Yunhyeong memutuskan untuk berbelok ke dapur, mengambil pisau, baru kemudian menghampiri kedua orang tuanya
“diam atau aku akan menyayat nadiku disini, dihadapan kalian”
Yunhyeong sudah mengarahkan pisau diatas urat nadi miliknya di tangan kirinya, Haneul dan Seungheon saling pandang namun kedua manusia dewasa itu mengabaikan Yunhyeong dan melanjutkan pertengkaran mereka
“YAAAAAAA!!!!!!” Yunhyeong berteriak semampunya, karna sesungguhnya bukan pengabaianlah yang ia inginkan
Haneul dan Seungheon menatap putra tunggal mereka itu secara bersamaan “neo maeumdaerohae!!” (lakukan apa yang kamu mau!!) dan berucap demikian pula secara bersamaan
Yunhyeong menghentak hentakkan kakinya berjalan ke kamarnya, ia mengambil koper dari samping lemarinya dan mengeluarkan baju baju dari dalam lemari miliknya, tak lupa ia memasukkan buku buku sekolah juga kedalam koper itu. Yunhyeong bergegas mengganti baju lalu keluar dari kamarnya sambil membawa koper besar dan tas ransel yang biasa ia gunakan untuk pergi ke sekolah
Saat sampai di ruang tengah, Yunhyeong melihat ayahnya yang tergeletak di lantai sedangkan ibunya duduk diatas kursi sambil menonton tv, ia melihat ke sekitar namun yang ia lihat adalah rumah yang lebih mirip kapal pecah, ibunya bahkan belum membereskan hasil dari pertengkaran dengan ayahnya tadi
“sebobrok ini keluarga gua” Yunhyeong membatin, dan sedikit menggelengkan kepalanya lalu ia melanjutkan langkah kakinya menuju luar rumah
“neo eodiga?!” (mau kemana kamu?!) Haneul bersuara
Yunhyeong tak menghiraukan pertanyaan yang dilontarkan oleh ibunya tersebut, ia fokus memakai sepatu dan bahkan bersenandung kecil agar ibunya tau bahwa ia tak ingin menghiraukan kata kata ibunya tersebut
“yaa Song Yunhyeong! Daedaphae!” (woy Song Yunhyeong! Jawab!)
Yunhyeong menoleh ke belakang, memandang sang ibu dengan tatapan dingin “bukannya tadi lu bilang gua boleh ngelakuin apa aja sesuka gua? Gua pengen pergi dari rumah ini, apa salah?”
Haneul beranjak dari duduknya lalu menghampiri Yunhyeong yang sudah selesai memakai sepatu dan berdiri hendak meraih kenop pintu, namun Haneul meraih salah satu tangan anak lelakinya itu sehingga Yunhyeong pun menoleh
“mwo? wae?” (apa? Kenapa?)
“kalau kau melangkahkan kaki keluar dari rumah ini satu langkah saja, akan kupastikan kau takkan pernah bisa kembali lagi” Haneul menatap Yunhyeong dengan tatapan membunuhnya, kali ini ia benar benar tidak main main
“geurae? Geunyang haera. Lagipula gua gak berniat buat balik lagi ke rumah ini” (benarkah? Lakukan saja )
Yunhyeong menepis tangan sang ibu lalu membuka kenop pintu, ia keluar dari rumah dan tak lupa membanting pintu rumahnya itu, berjalan malas tanpa arah sambil menarik kopernyaTo Be Continue