Special Chapter 2

292 36 8
                                    

Yunhyeong mendorong tubuh Junhoe, hingga tubuh besar itu mengguling kesamping. Tubuh ringkih itu kini terasa hancur sehancur hancurnya, tenaga yang tersisa hanya tinggal sedikit.

Dengan tenaga yang tersisa, ia beranjak dari tempat tidur dan meraih celana yang sebelumnya ia pakai namun Junhoe renggut dan buang begitu saja. Lelaki manis itu tampak benar benar kacau dan bahkan kesulitan bergerak, bekas darah pun tercetak jelas di paha putihnya. Kakinya ia bawa melangkah ke arah meja rias, ia raih tissue dengan tangannya yang gemetar, perlahan ia bersihkan sisa sperma yang ada di perutnya dan juga miliknya. Bulir bening tak henti mengalir dari matanya, bahkan kini hidung lelaki manis itu sudah memerah

Perlahan namun pasti, ia melangkahkan kakinya menuju pintu kamar. Sesaat sebelum benar benar keluar, ia menyempatkan diri menatap seseorang yang sedang tertidur lelap di atas tempat tidur

“goodbye, Jun”

Walau dengan tertatih, Yunhyeong mulai melangkahkan kakinya menuju ruang tengah. Lelaki manis itu beberapa kali terjatuh saat berjalan, sehingga membuat kusi maupun meja kini mulai bergeser dari tempatnya semula.

Bulir bening terus saja menetes dari matanya, dan membasahi pipinya. Dengan tenaga yang tersisa, ia melangkah terseok seok sembari sesekali memegangi kepalanya yang sudah mulai terasa sakit. Selama berjalan, mata semua orang tertuju padanya. Ada yang menatapnya iba, ada juga yang menatapnya jijik. Yunhyeong bahkan terlihat lebih berantakan dari tunawisma Korea saat ini, lelaki manis itu benar benar berantakan

Tok..tok..tok..

Tak mendapat respon, Yunhyeong mencoba menghubungi Soohyun –yang untungnya langsung direspon oleh si penerima telepon

“Hyun, bukain pintu” ucap Yunhyeong dengan suara khas seseorang yang sedang menangis

Soohyun dengan kesadarannya yang hanya setengah, langsung tersadar 100% kala mendengar suara Yunhyeong. Gadis itu menurunkan ponselnya dari telinganya lalu menatap jam pada layar benda persegi panjang tersebut

04.30am

“Yun! Lo kenapa? Lo dimana sekarang?”

gua dibawah, bukain pintu” jawab Yunhyeong. Lelaki manis itu masih menangis

Soohyun bergegas keluar dari kamarnya dan turun untuk membukakan Yunhyeong pintu. Gadis itu benar benar panik, karena segalau apapun Yunhyeong, lelaki manis itu belum pernah sampai menangis dan menghampirinya kerumah di jam sepagi ini

Dengan terburu, tangannya ia bawa untuk membuka pintu. Mata gadis itu membelalak, dan jawdrop kala mendapati Yunhyeong dengan keadaan mengenaskan sedang berdiri didepan pintu rumahnya

Ia langsung memeluk tubuh kurus lelaki manis itu, dan menangis. Tangis Yunhyeong semakin menjadi kala tubuh ringkihnya dipeluk oleh sahabatnya tersebut. Soohyun akhirnya memapah lelaki manis itu kedalam rumah, lalu membawanya kedalam kamarnya

“sementara ini lo tinggal disini aja dulu”

Yunhyeong mengangguk lemah, lelaki manis itu terlihat sekali ingin duduk, namun ia takut akan mengotori seprai milik Soohyun. Soohyun menangkap gelagat sahabatnya itu, dengan sigap ia mendudukkan Yunhyeong disisi tempat tidurnya

“Hyun, nanti kalo kotor gimana?”

“gakpapa, seprai masih bisa dicuci. Lo mau mandi dulu apa gimana?” tawar Soohyun

Lagi lagi Yunhyeong menganggukkan kepalanya. Soohyun melangkahkan kakinya ke arah kamar mandi yang berada didalam kamarnya, gadis itu mempersiapkan segala macam yang Yunhyeong butuhkan untuk mandi maupun setelah mandi

'silence' || JunHyeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang