Irene merasa kegiatan favorite nya untuk menggoda lelaki pun terganggu, ia sedikit mendengus lalu mengerlingkan matanya malas. Junhoe menatap tak suka pada Irene dan tangannya menunjuk ke arah pintu apartementnya
“keluar” ucap Junhoe dingin
Irene meraih tas tangannya yang terletak di meja, kemudian keluar dari ruang apartement Junhoe tanpa basa basi atau bahkan kata maaf. Setelah Irene keluar dari apartementnya, Junhoe melangkahkan kakinya menuju sebuah ruangan yang ia yakini kelak akan menjadi kamar pribadinya.
~~
Waktu berlalu dengan cepat, matahari pun sudah terbenam. Terlihat seseorang yang mungkin baru saja akan terbangun dari tidur nyamannya, menggeliat lalu mengucek matanya dan memegang perutnya
“ah ya, gua belum makan dari datang tadi”
Junhoe beranjak dari tidurnya, memakai celana panjang dan jaket kemudian keluar dari kamarnya. Saat Junhoe membuka pintu apartement, terdengar langkah kaki yang mendekat pada tubuhnya, ia segera menoleh saat langkah kaki itu tidak lagi terdengar
“lo?!”
Junhoe terkejut saat mendapati siapa yang berada disampingnya sekarang, seorang perempuan sedang menggandeng seorang gadis kecil yang memakai ransel, menatapnya bingung
“jadi lo tetangga baru?” tanya Soohyun pada Junhoe dengan wajah yang dingin, tidak se bersahabat dulu saat pertama kali mereka bertemu
“em, anu, iya gua baru pindah tadi siang” Junhoe menggaruk tengkuknya, lalu menatap gadis kecil yang sedang digandeng Soohyun
Soohyun menyadari arah pandang Junhoe, ia pun berjongkok kemudian memegang kedua pundak gadis kecil itu “Yujin-a, masuk duluan ya, nanti mom nyusul”
Gadis kecil itu mengangguk, Soohyun membukakan pintu apartementnya yang tak lain berada bersebrangan dengan pintu apartement Junhoe, agar si gadis kecil dapat masuk kedalam. Setelah memastikan sikecil aman, Soohyun kembali menatap Junhoe
“kenapa lu pindah kesini?”
“itu tadi anak lu?” tanya Junhoe penasaran, bukannya menjawab pertanyaan Soohyun, ia malah balik bertanya pada Soohyun
“iya anak gua” jawab Soohyun singkat
Junhoe mengangguk paham, kemudian sedikit membungkukkan badannya dan melangkah menjauh dari Soohyun. Baru beberapa langkah Junhoe berjalan, perkataan Soohyun membuat langkah si lelaki bertubuh jangkung itu terhenti
“jangan mimpi buat bisa milikin Yunhyeong setelah nanti lu bisa ketemu dia lagi”
Junhoe menunduk kemudian melanjutkan kembali langkah kakinya, sedangkan Soohyun tersenyum licik dibelakang Junhoe, merasa menang
~~
Pagi itu Junhoe sudah siap untuk berangkat kerja, ketika ia membuka pintu, di saat yang bersamaan pula tetangga disebrangnya itu membuka pintu, menampilkan seseorang yang langsung memasang wajah keterkejutannya, orang itu dan Junhoe sama sama terkejut ketika melihat wajah satu sama lain
Tubuh Junhoe mematung, ia berkedip beberapa kali saat menatap sosok manusia dihadapannya itu, matanya langsung terfokus menatap sang orang dewasa dan si anak kecil secara bergantian. Junhoe menggaruk tengkuknya kemudian sedikit menunduk, dengan cepat dan sedikit kikuk ia menutup pintu kemudian melangkahkan kakinya menjauh.
Seseorang yang terkejut saat melihat Junhoe tadi pun masih mematung ditempatnya, tatapannya lurus memandangi pintu apartement Junhoe
“daddy, ayo, nanti Yujin kesiangan” ucap sang anak kecil sembari menarik tangan orang dewasa yang berada disampingnya
Seseorang yang dipanggil daddy oleh si anak kecil itupun lamunannya terbuyarkan, mereka buru buru menutup pintu kemudian berjalan menuju elevator
~~
Sepanjang jalan Junhoe melamun, Irene yang menyadari bahwa lelaki yang disukainya itu sedang melamun memutuskan untuk menggenggam tangan Junhoe. Junhoe sadar dan cukup terkejut saat Irene menggenggam tangannya, namun dengan sigap ia menepis tangan Irene yang sedang menggenggam tangannya itu
“jangan ganggu gua” ucap Junhoe dingin, bahkan matanya tetap menatap lurus pada jalanan didepan
Irene mengangguk kecil menanggapi kata kata yang keluar dari mulut Junhoe. Saat mobil Irene terhenti karena lampu lalulintas yang sedang berwarna merah, Junhoe langsung membuka pintu mobil dan keluar. Irene berteriak memanggil Junhoe namun lelaki bertubuh jangkung itu berjalan cepat menjauh dari mobil milik Irene hingga suaranya mungkin sudah tidak dapat terdengar oleh Junhoe
Baru beberapa langkah berjalan, Junhoe melihat sebuah toko buku kecil, ia melihat jam ditangannya kemudian menggedikkan bahunya acuh, memutuskan untuk melangkahkan kakinya masuk kedalam toko buku tersebut. Cukup lama melihat lihat didalam toko buku itu, Junhoe tiba tiba menghentikan langkahnya di hadapan buku berwarna biru dan hitam berjudul
My Beautiful Regret : Can You Remember Me, J?
Junhoe mengernyitkan dahinya dan mengangkat sebelah alisnya ketika melihat inisial yang berada di akhir kata judul buku tersebut, ia memutuskkan memasukkan buku itu kedalam keranjang bersama buku buku puisi yang ia dapatkan dari toko buku tersebut. Saat Junhoe menaruh keranjangnya di meja kasir, sang kasir menggenggam buku yang menarik perhatian Junhoe tadi, lalu menatap Junhoe dengan senyum yang terukir di bibirnya
“that’s a best seller novel. You wouldn't regret having bought it”
Bibir Junhoe hanya meng-O, tak lupa ia mengangguk dan tersenyum. Setelah selesai membayar, Junhoe berpamitan pada sang pemilik toko buku lalu melangkahkan kakinya keluar. Lagi lagi ia melirik jam ditangannya, ia masih memiliki waktu 15 menit sebelum jam masuk kantor.
Laki laki tinggi itu memilih melangkahkan kakinya ke pinggir jalan lalu menyegat taksi, ia fikir, tempat kerjanya akan dapat ditempuh hanya 10 menit dengan taksi.
Sesampainya dikantor, Junhoe langsung disambut oleh Irene yang kini menatapnya sinis. Ketika kaki Junhoe berhenti didepan tubuh Irene, Irene langsung mengangkat dagunya menunjuk ke arah satu lorong dengan beberapa pintu di sisi sisinya
“ruangan lu dipojokan sebelah kiri”
Junhoe mengernyitkan dahinya dengan mata yang masih menatap Irene, perempuan dihadapannya itu pura pura jual mahal sekarang, padahal jelas jelas kemarin seperti minta disentuh. Junhoe tersenyum kecut kemudian mengerlingkan matanya, kakinya ia bawa melangkah ke arah lorong yang tadi ditunjuk Irene
Ketika mendapati pintu terujung sebelah kiri di lorong itu, Junhoe meraih kenop pintu lalu membukanya. Kakinya ia bawa melangkah masuk kedalam ruangan itu, matanya ia bawa menelusuri sisi demi sisi ruangan itu
“ruangan ini diluar ekspetasi gua, kayaknya gua bisa nulis tiap saat kalo di ruangan begini” ucap Junhoe dengan tangan yang menelusuri portable speaker dimejanya
Lelaki bertubuh jangkung itu melangkahkan kakinya ke kursi yang nantinya akan ia duduki setiap hari, kemudian ia mendudukan dirinya disana. Tangannya tergerak untuk membuka tasnya, mengeluarkan buku buku yang ia beli di toko buku tadi. Ia menata buku buku itu dibelakang kursinya, tapi tidak dengan novel yang menarik perhatiannya, jemarinya tergerak untuk membuka halaman awal, lagi lagi ia melihat hal yang tak asing
“Y.H.S?”
To be continued
A/N : holaaa coco here😁
Kalian, ngerasa makin boringin gak sih ini alurnya? Aku ngerasanya gitusih hmm.. chap depan chap akhir ya, mungkin bisa lebih panjang dari ini karna puncak konflik (spoiler neh😋)
Bagi yg ngarep adegan nc, adegannya bakal dimasukin buat epilog yaa. Maaf udah bikin ngarep sejauh ini padahal adegannya sekali doang mana di akhir lagi😔that my faults, berani bikin ffnya gaberani bikin adegan naenanya😶
Hehe udah ah coco gamau kebanyakan bacot, happy reading😍🤗