15

296 40 5
                                    

Junhoe tersenyum kikuk, tangannya tergerak untuk mengusap tengkuknya. Sesaat Yunhyeong fokus dengan lamunannya sembari menatap pria dihadapannya

Tiba tiba tangan seseorang menyentuh pundak Yunhyeong dari belakang, itu managernya

Yunhyeong terkesiap kemudian memberikan tanda tangan pada novel tulisannya yang Junhoe sodorkan. Pria bertubuh tinggi besar itu kemudian sedikit membungkukkan badannya

“gua tunggu di kantor Donghyuk jam 7 malem nanti” bisiknya

Junhoe kemudian melangkahkan kakinya menjauh, memberi ruang pada antrean selanjutnya. Ia sungguh sungguh berharap Yunhyeong akan memberikan kejelasan terhadap kepergiannya 3 tahun lalu

.

.

“mom, kenapa ajusii itu ada disini?” tanya Yujin dengan tangan yang menunjuk ke arah Junhoe

Mata Soohyun mengikuti arah tangan si kecil, ia tersenyum simpul setelahnya

udah gua duga, lu pasti gakan lepasin Yunhyeong gitu aja

“mungkin ajusii itu fans daddynya Yujin juga” jawab Soohyun sembari mengusak pucuk kepala si kecil

Si gadis kecil hanya mengangguk, lalu mengembalikan fokusnya pada makanan favoritenya yang tersedia dihadapannya

Soohyun memperhatikan gadis kecil itu dengan senyum tipis yang tak luntur dari bibirnya. Tiba tiba seseorang menepuk pundaknya dari belakang, hingga teralihkannya lah pandangannya pada seseorang yang tadi menepuk pundaknya kini sudah duduk disamping Yujin. Soohyun menghela nafasnya, senyumnya luntur

“mau sampe kapan lu diem begitu? Ini udah mau taun ke 4 loh Hyun” mata orang itu secara bergantian menatap anak kecil disampingnya dan juga Yunhyeong yang sedang fokus memberikan tanda tangan

Soohyun berdecak kesal, ia paling tidak suka saat seseorang sudah mencampuri urusan kehidupan pribadinya. Kini mata gadis berpipi tembam itu menatap datar seseorang dihadapannya, menangkap manik mata sang lawan bicara

“sampe lu bisa jadi setinggi Mingyu oppa” jawabnya ketus

Dino terkekeh mendengar jawaban Soohyun, gadis berpipi tembam itu memang tidak pernah serius jika menjawab pertanyaan perihal kehidupan pribadinya

“okay no problem, toh gua masih bisa tumbuh tinggi. Tapi kalo nanti gua udah setinggi Mingyu hyung, lu harus bisa rebut Yunhyeong hyung dari Junhoe hyung ya?” ucap Dino, partner kerja Soohyun yang percaya dirinya melebihi artis artis diluar sana

Yujin melirik lelaki dewasa disampingnya menggunakan sudut matanya, dengan bibir yang sedikit ia angkat salah satu sudutnya—mencibir

Soohyun terbahak melihat reaksi si kecil yang menanggapi omongan partner kerjanya itu. Heol, bahkan anak kecil saja tau bahwa seseorang bernama Dino itu sudah terlalu percaya diri. Masih bisa bertambah tinggi katanya?

Tangan kanan Dino tergerak untuk mencubit gemas pipi si kecil, sedangkan yang baru saja pipinya dicubit hanya melirik si pencubit dengan sudut matanya—lagi, dan bibir yang ia poutkan

“sono balik kerja” ucap Soohyun, yang masih diselingi tawa kecil dibalik ucapannya

“nah lu sendiri ngapa gak kerja” tanya Dino

“gua udah izin buat nemenin anak gua karna suami gua lagi fansign” jawab Soohyun, dengan fokus yang kembali pada si gadis kecil. Sesekali jemarinya ia gunakan untuk mengusap krim yang belepotan di wajah sikecil

“anak? Suami? Hyun lu lagi bobo?” cetus Dino, kini ia sudah beranjak dari duduknya dan bersiap lari agar tak terkena serangan yang Soohyun lemparkan

Dengan sigap Dino berlari, namun dengan sigap juga Soohyun melemparkan napkin yang berada di meja hingga tepat bersarang diatas kepala Dino. Si lelaki berbalik dan mengepalkan tangannya, sedangkan si gadis malah menjulurkan lidahnya—mengejek

.

.

.


Junhoe membantingkan tubuhnya pada sofa yang berada didalam ruangannya, matanya menerawang pada langit langit ruangannya, membawa ingatannya kembali pada beberapa jam yang lalu saat ia datang ke fansign Yunhyeong

Akhirnya setelah 3 tahun, ia lihat lagi wajah itu. Wajah yang selalu ia rindukan, wajah yang selalu ada dimanapun ia berdiri, dan wajah yang selalu ada apapun keadaannya.

Yunhyeong lah yang selalu menemaninya setiap hari, kini ia temui lagi orang yang amat ia rindukan selama 3 tahun terakhir

“apa bener dia udah nikah sama Soohyun?”

Begitulah batinnya bertanya, hatinya tak yakin bahwa Yunhyeong meninggalkan Korea hanya untuk menikah dengan Soohyun—yang hingga saat ini tidak Junhoe ketahui sesungguhnya Soohyun itu siapanya Yunhyeong

Lelaki bertubuh tinggi itu mencoba memfokuskan diri untuk bekerja, namun hasilnya nihil karena ia lagi lagi membuang hvs yang sebelumnya tergores coretan tangannya

Knock..

Knock..

Junhoe sama sekali tidak menghiraukan suara ketukan di pintu ruangannya, masa bodoh, ia ingin fokus bekerja walau sebenarnya tidak bisa

Seseorang yang baru saja mengetuk pintu ruangan Junhoe tidak mendapat jawaban, hingga akhirnya ia memutuskan untuk membuka pintu itu dan menyembulkan kepalanya di celah pintu yang terbuka

Mata orang itu membelalak sempurna, tangannya tergerak untuk membuka pintu ruangan Junhoe lebih lebar lagi sehingga saat ini ia dengan leluasa melihat ke sekeliling ruangan yang ditempati pria tampan itu

Dilihatnya gulungan hvs yang berserakan dimana mana, ruangan Junhoe sudah lebih mirip tempat pembuangan sampah akhir. Dan bahkan si pelaku pun terlihat berantakan, mulai dari rambut, wajah dan dasi yang sudah melonggar

Orang itu melangkahkan kakinya, mendekat pada meja dimana Junhoe sedang berkutat dengan kertas kertas yang mungkin saja beberapa menit akan habis karena digulung lalu dibuang

“Jun? Junhoe? Lu kerasukan?”

Junhoe mendongakkan kepalanya, lalu beranjak dari duduknya. Kakinya ia bawa menghampiri seseorang yang sedang berdiri disebrangnya. Dipeluknya dengan erat orang itu, yang dipeluk lagi lagi membelalakkan matanya, tubuhnya mematung terasa kaku.

“please temenin gua hari ini aja, Irene”

Irene tersenyum iblis dibalik tubuh Junhoe, apakah akhirnya ia akan bisa memiliki Junhoe?

Gadis bertubuh kecil itu sedikit mendorong tubuh Junhoe sehingga pelukan mereka terlepas, namun kini kedua tangannya ia bawa untuk meraih wajah lelaki tampan dihadapannya. Ia tangkup wajah yang kusut itu, ia tarik sehingga wajah mereka kini hanya beberapa cm saja

Junhoe tidak sedang mabuk, bahkan tidak ada bekas kaleng bir maupun botol soju atau bahkan botol wine diatas mejanya. Benar benar hanya kertas hvs juga alat tulis dan beberapa perabot lainnya yang bahkan sebelum ia menempati ruangan itu pun sudah terlebih dulu ada

Kedua sejoli itu saling menghembuskan nafasnya, menatap dari jarak yang amat dekat. Junhoe memajukan wajahnya, kini dahi mereka sudah saling bersentuhan. Irene menatap bibir lelaki dihadapannya itu, sesaat kemudian ia memejamkan matanya, lalu mendekatkan bibir miliknya pada bibir Junhoe

Junhoe memejamkan matanya, namun sama sekali tidak membalas kecupan gadis didepannya walaupun bibir mereka masih saling menempel

Hingga akhirnya, sesaat kemudian Junhoe mulai melumat bibir milik gadis dihadapannya itu...




























"You're mine, now"-Bae Irene

























Tebese

A/N : yg mau menghujat, sangat dipersilahkan😹😹😹

'silence' || JunHyeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang