0. PROLOG

2.2K 253 14
                                    

Hujan lebat mengguyur kota Seoul dan sekitarnya. Kilatan cahaya petir menggelegar di tengah keheningan malam. Hawa dingin menusuk kulit hingga ke tulang membuat penduduk kota Seoul dan sekitarnya memilih untuk berdiam diri di rumah serta menghentikan secara dini segala aktivitas di luar rumah. Gedung-gedung perkantoran maupun mall bahkan toko dan kedai kecil tampak gelap. Namsan tower yang biasanya bersinar indah di malam hari pun nampak gelap bagai bangunan mengerikan tak berpenghuni.

Sosok misterius tiba-tiba muncul di tengah jalan raya kota Seoul yang lenggang. Jubah hitam dengan tudung yang menutupi kepalanya membuat sosok tersebut semakin mengerikan. Deru angin yang bertiup kencang tak berpengaruh pada sosok tersebut. Suara langkah kaki yang tersembunyi dibalik jubah yang terseret seakan menggema ke seluruh penjuru kota Seoul dan sekitarnya. Tiba-tiba sosok tersebut menghentikan langkahnya. Tangan pucat nan kurus dengan jari dan kuku yang panjang muncul dari balik lengan jubah. Cahaya hijau yang cukup menyilaukan, menyelimuti tangan tersebut. Hingga saat cahaya hijau itu hilang, digantikan oleh sebuah tongkat panjang yang pada bagian ujung terdapat sebilah pedang berbentuk sabit.

Sosok-sosok misterius lainnya muncul mengelilingi sang pemegang tongkat. Mereka langsung bersujud begitu mendapati sang Lord dihadapannya. Suara dingin yang melengking dan menakutkan terdengar dari balik jubah penutup kepala sang tuan.

"Kalian menemukannya?" suara sang Lord yang dingin membuat para pengikutnya gemetaran. Hawa dingin yang menusuk seakan kalah dengan suara dingin yang menahan amarah tersebut.

Salah seorang pengikutnya menjawab dengan takut," Ma-maafkan kami Lord, kami kehilangan jejaknya." Kilatan cahaya hijau menyilaukan keluar dari tongkat sang Lord dalam sekejap. Para pengikutnya yang bersujud mengelilinginya terbakar. Jeritan kesakitan mereka hilang bersamaan dengan api yang berkobar di tengah hujan lebat dan melahap tubuh dalam hitungan kedipan mata. Api tersebut hilang berganti dengan arang hitam yang terguyur hujan.

"Aku akan menemukanmu, angel." ucapnya dingin sebelum menghilang di tengah keheningan malam. Sementara beratus-ratus kilometer dari kota Seoul, nampak sosok berjubah putih yang tersenyum menatap keranjang bayi beranyaman rotan. Dalam keranjang tersebut, bayi berumur tiga bulan bergelung dibalik selimutnya bayinya. Tangan mungil sang bayi menggenggam kalung perak dengan liontin hati berukiran emas 'Irene'.

Cerita ini terinspirasi dari novel -novel fantasi seperti harry potter, narnia dan lain-lain. Minta bantuan vote dan comment kawan...
Thank you...

Rabu, 28 Maret 2018

Half AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang